Thursday, December 27, 2018

Bukti Al Quran Firman Allah, Astronot Tercengang Diangkasa Ada Suara "Pintu Diketuk"

Bukti Al Quran Firman Allah, Astronot Tercengang Diangkasa Ada Suara "Pintu Diketuk"

Al Quran 1400 tahun silam diturunkan kepada Muhammad SAW menjadi bukti kebenaran bahwa isinya memang wahyu Allah Yang Maha Perkasa. Disalah satu surahnya, At Tariq yang artinya adalah "pintu yang diketuk" menjelaskan tentang gugusan bintang planet dilangit raya.

https://quran.com/86

Dijaman modern saat ini 1400 tahun setelah Al Quran diturunkan, kebenaran akan arti surah At Tariq ternyata memang benar. Salah satu astronot Cina tercengang karena dia mendengarkan planet, bintang dan galaxy mengeluarkan suara ketukan berulang kali yang keras seperti ada seseorang yang mengetuk pintu, dan ini sesuai dengan arti dari surah At Tariq.

Maha Suci Allah yang menciptakan semesta ini. Sesungguhnya Al Quran adalah benar dan menjadi petunjuk bagi orang beriman, dan tidak ada keraguan didalamnya. Sekali lagi, sains dan Al Quran tidak bertentangan.







Tuesday, December 25, 2018

Beda Pendapat Soal Hukum Mengucapkan Selamat Natal

Bulan Desember sudah di penghujung masa, tak lama lagi akan datang masa masa akhir, akhir bulan sekaligus akhir tahun. Tahun baru akan datang, jika tahun baru datang, pertanda beberapa hari sebelumnya umat Kristen merayakan hari rayanya, agaknya ucapan “Merry Christmas and Happy New Year” menjadi pertanda eratnya perayaan dua hari besar tersebut.

Sebagai warga muslim Indonesia, tentu kita ingin menjaga hubungan baik dengan masyarakat nonmuslim. Alasan inilah yang digunakan sebagian pemeluk Islam dalam mengucapkan selamat hari raya pada nonmuslim.

Namun, sudahkah dipikirkan bagaimana hukum melakukan hal tersebut? Rumusan hukum konvensional mengatakan tidak boleh, karena dengan mengucapkan selamat pada mereka, berarti kita mengamini agama mereka dan menganggapnya benar. Namun pandangan menarik disampaikan oleh Habib Ali Al-Jufri alam Al-Insaniyyah Qabl al-Tadayyun.

Menurut beliau, tanggal 25 Desember tidak lain ialah hari kelahiran Nabi Isa as, maka ucapan selamat pada hari tersebut bisa diakomodir sebagai rasa gembira atas lahirnya Nabi Isa as. Beliau menyayangkan bahwa di negara-negara yang agama masyarakatnya majemuk, penjelasan tentang hal tersebut seolah menjadi tindakan menakut-nakuti orang dari agama Islam. Lebih lanjut beliau menyampaikan:

أما مسألة الحكم الشرعي لتهنئة أهل الكتاب مجردا عن تنزيله على الواقع فهو اجتهاد لم يُبنَ على نص صريح من كتاب أو سنة فى الجواز أو المنع ، بل كان من المسائل الاجتهادية لدى الفقهاء، فكان محل تفصيل وخلاف. أما التفصيل فمنهم من أباح التهنئة في المناسبات الدنيوية دون الدينية، وأما الخلاف فهو ثابت في عموم التهنئة ؛ فقد نص الإمام أحمد بن حنبل على جواز التهنئة في أحد أقواله المروية عنه كما نقل ذلك المرداوي في الإنصاف دون تقييد بالمناسبات الدنيوية وإن اعتمد الحنابلة رواية التحريم مما يردّ زعم الإمام الحافظ ابن القيم أن التحريم محل اتفاق فالعلماء الذين نفّوا عن التهنئة بنوا النهي على علة نص عليها عدد منهم في فتواهم وهي التباس التهنئة بإقرار أهل الكتاب على العقائد المخالفة لعقيدة الإسلام، وهذا التعليل كان صحيحا في إطار الثقافة السائدة في المجتمع الإنساني آنذاك من ارتباط التهنئة بتبني إقرار الأمر الذي تكون التهنئة بصدده ، وهذه العلة قد انعدمت بالكلية في الثقافة الإنسانية المعاصرة

“Mengenai hukum mengucapkan selamat pada ahli kitab (Nasrani dan Yahudi), terlepas dari konteks apapun, hal tersebut adalah hasil ijtihad yang tidak berdasar pada nash sharih baik dari Alquran ataupun Hadis apakah hal itu boleh atau dilarang. Hal ini murni masalah ijtihadi, maka terdapat perbedaan dan perincian. Ada ulama yang memperbolehkan mengucapkan selamat dalam urusan duniawi saja, (seperti selamat atas suatu pencapaian dan prestasi) sedangkan hari raya bukanlah urusan duniawi melainkan urusan agama, maka mengucapkan selamat hari raya tidak diperbolehkan, Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya yang diriwayatkan Al-Mardawi dalam kitab Al-Inshaf mengatakan boleh mengucapkan selamat pada ahli kitab tanpa membatasinya dengan urusan duniawi saja.

Ulama yang berpendapat tidak boleh, mendasari pendapatnya bahwa ucapan selamat kepada mereka sama dengan menganggap benar agama mereka. Alasan ini masuk akal pada peradaban masa itu (jaman dahulu) yang berpandangan bahwa ucapan selamat erat kaitannya dengan hal yang dirayakan. Tapi hal ini sudah tidak ditemukan lagi di masa sekarang”

Beliau mengatakan bahwa peradaban modern memandang ucapan selamat bukan sebagai pengakuan atas hal yang dirayakan, melainkan murni sebagai wujud menjaga hubungan baik.
Seorang muslim yang mengucapkan selamat natal samasekali tidak meyakini bahwa agama Kristen benar, yang ada dalam hatinya tidak lain hanya ingin berbuat baik dan menjaga keharmonisan.

Orang yang melihatnya pun beranggapan demikian. Namun bagaimanapun, hal ini adalah masalah khilafiyah (terjadi perbedaan pendapat), maka siapa pun dipersilahkan mengikuti pendapat yang ia yakini, beliau menyampaikan: فمن لم يرد أن يبر جيرانه بتقديم التهنئة فله حرية عدم تقديمها ولكن أن يحرض الناس على ذلك بل يتطاول على كبار أهل العلم والفضل الذين يجيزونها أمثال الإمام الأكبر شيخ الأزهر وفضيلة مفتي الديار المصرية السابق والحالي والإمام عبد الله بن بيه وغيرهم من كبار علماء الأمة فهذا تعد مرفوض
فمن لم يرد أن يبر جيرانه بتقديم التهنئة فله حرية عدم تقديمها ولكن أن يحرض الناس على ذلك بل يتطاول على كبار أهل العلم والفضل الذين يجيزونها أمثال الإمام الأكبر شيخ الأزهر وفضيلة مفتي الديار المصرية السابق والحالي والإمام عبد الله بن بيه وغيرهم من كبار علماء الأمة فهذا تعد مرفوض

“Bagi orang yang tidak ingin pada mengucapkan selamat tetangganya yang nonmuslim, ia punya hak atas sikapnya tersebut, tapi jika ia memprovokasi orang lain untuk tidak mengucapkan selamat atau bahkan ‘menyerang’ para ulama besar yang memperbolehkannya seperti Syaikh Al-Azhar, Mufti Mesir baik yang dulu atau sekarang, Imam Abdullah bin Bayyah, dan ulama-ulama lain, hal ini telah melewati batas dan tidak dapat diterima”. -RH-

SerambiLirboyo

Friday, December 21, 2018

Doa Rasulullah SAW Bermalam di Perjalanan atau Hotel

Kita kadang harus terhenti di tengah perjalanan sebelum sampai di kota tujuan karena sejumlah alasan dan terpaksa bermalam. Kita kadang terpaksa bermalam di sebuah penginapan untuk sebuah acara tertentu. Dalam keadaan seperti ini kita harus tetap berlindung kepada Allah SWT.

Berikut ini doa yang diajarkan Rasulullah SAW saat seseorang bermalam di sebuah tempat, penginapan, atau hotel.
.
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
.
A‘ûdzu bi kalimâtillâhit tâmmâti min syarri mâ khalaq.

Artinya, “aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya.”

Doa ini diajarkan Rasulullah SAW agar orang yang bermalam selamat dari gangguan-gangguan makhluk halus. Doa ini dikutip Imam Nawawi dalam karyanya Al-Adzkar. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Nuonline


Doa Saat Angin Bertiup

Angin merupakan makhluk Allah Swt yang disebabkan oleh udara yang dingin secara signifikan akibat hujan. Setelah mencapai permukaan tanah, menyebar ke segala arah memproduksi angin kencang.

Angin terbagi menjadi dua, angin kencang kering yang mana angin ini dikaitkan dengan badai dengan hujan sangat sedikit. Sedangkan angin kencang basah diciptakan oleh badai dengan jumlah curah hujan yang tinggi.

Kita sebagai warga negara Indonesia yang beragama Islam tentu bersyukur memiliki dua angin tersebut, tetapi kadang angin yang kencang membawa bencana. Untuk itu Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar selalu berdoa ketika menghadapi angin kencang. Riwayat ini disebutkan dalam kitab Al-Adzkar An-Nawawi halaman 152 sebagai berikut:

عن أبي هريرة رضى الله عنه قال سمعت رسوالله صلى الله عليه وسلم يقول الريح من روح الله تعالى تأتي الرحمة وتأتي العذاب، فإذا رأيتموها فلا تسبوها وسلواالله خير ها واستعينوا با لله من شرها

Artinya, “Abu Hurairah RA berkata, ia mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Angin adalah nikmat dari Allah SWT yang kadang mendatangkan rahmat dan kadang mendatangkan ujian. Karena itu apabila kalian menyaksikan, maka jangan dicaci maki, tapi perbanyaklah meminta kepada Allah kebaikan dengan adanya angin dan memohon perlindungan kepada-Nya dari angin yang tidak baik."Pada riwayat lain dijelaskan bahwasannya Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi angin yang sangat kencang, berdoa sebagai berikut.

أللهم لقحا ولا عقما

Allâhumma laqhan walâ 'aqaman

"Ya Allah, jadikanlah ini sebagai angin ini membawa air (turun hujan) dan tidak membawa malapetaka" .

Wallahu a‘lam.
(Ahmad Rosyidi/ Nuonline)

TERBUKANYA HATI IMAM JUNAID AL-BAGHDADI KARENA CINTA AHLUL BAIT

TERBUKANYA HATI IMAM JUNAID AL-BAGHDADI KARENA CINTA AHLUL BAIT

Di waktu mudanya Imam Junaid al-Baghdadi adalah seorang yang memiliki badan kekar dan menunjang hidupnya dengan cara bermata pencaharian sebagai pegulat profesional. Dan seperti biasa, setiap tahunnya diadakan kontes gulat oleh Penguasa Baghdad dan mereka mengumumkan :

"Hari ini, Junaid Baghdadi (juara bertahan) akan menunjukkan keahliannya sebagai pegulat, apakah ada orang yang berani menantangnya?" Lalu seorang pria tua, berdiri dengan leher gemetar dan berkata :

"Aku akan ikut masuk kontes ini dan menantang dia."

Siapapun yang menyaksikan adegan ini tidak bisa menahan diri, mereka meledak tertawa dan bertepuk tangan. Raja pun sudah terikat oleh aturan hukum. Dia tidak bisa menghentikan seseorang yang dari kehendak bebasnya sendiri ingin memasuki pertarungan.

Orang tua itu diberi izin untuk memasuki ring. Ia berusia sekitar 65 tahun. Ketika sang juara bertahan Junaid al-Baghdadi memasuki ring, ia tercengang sebagaimana Raja dan semua penonton yang hadir. Semua memiliki pikiran yang sama, "Bagaimana mungkin orang tua ini akan mampu melawan dan menang?" Orang tua itu berjabat tangan dengan Imam Junaid dan dengan suara lirih berkata :

"Dekatkanlah aku kepada telingamu,Dengarkan kata-kataku," Ia kemudian berbisik : *"Aku tahu bahwa tidak mungkin bagiku untuk memenangkan pertarungan ini. Aku adalah seorang Sayyid, keturunan Nabi Muhammad ﷺ. Anak-anakku sedang kelaparan di rumah. Apakah engkau siap untuk mengorbankan namamu, kehormatan dan posisimu untuk cinta pada Nabi Allah dan kehilangan pertarungan ini karenaku.?

Jika engkau melakukan hal ini, aku akan dapat mengumpulkan uang hadiahnya dan dengan demikian memiliki sarana untuk memberi makan anak-anakku dan aku sendiri dapat memenuhi kebutuhan selama satu tahun penuh. Aku akan dapat menyelesaikan pembayaran semua hutangku dan di atas semuanya, Rasulullah ﷺ akan senang/ridha dengan engkau. Apakah engkau, wahai Junaid, tidak bersedia mengorbankan kehormatanmu demi anak-anak cucu Rasulullah?"

Junaid al-Baghdadi berpikir sejenak dan berkata : "Toyyib, hari ini aku memiliki kesempatan yang sangat baik." Akhirnya dengan tampilan yang bersemangat Junaid al-Baghdadi menunjukkan beberapa manuver, menunjukkan kemahiran bergulatnya sehingga Raja tidak menduga ada konspirasi apapun. Junaid dengan kemahiran yang luar biasa, tak mempergunakan kekuatan penuhnya mampu membuat dirinya sendiri terjatuh, ditindihi orang tua itu.

MasyaAllah Tabarakallah!!

Dan dengan kerendahan hatinya, Junaid pun memproklamirkan akan kekalahannya. Sehingga ia memberikan hak kepada orang tua itu sebagai pemenang dan meraih hadiahnya. Kemudian tiba-tiba saja di malam harinya, Junaid al Baghdadi bermimpi bertemu Nabi Muhammad ﷺ yang mengatakan :

*"Duhai Junaid, engkau telah mengorbankan kehormatanmu, ketenaranmu yang telah diakui di seantero negeri. Nama dan posisi yang digembar-gemborkan di seluruh penjuru Baghdad bertukar demi ekspresi cintamu untuk anak-anakku yang kelaparan. Pada hari ini dan abadi untuk seterusnya, namamu akan tercatat dalam daftar Auliya' (wali Allah)."

Setelah itu, pegulat besar ini berhasil belajar untuk mengalahkan nafsunya dan menjadi salah satu Waliyullah paling terkemuka pada masanya.

Laa haula walaa quwwata illa billah.

kitab "Tajalliyat al-Jadzb" karya asy-Syaikh Muhammad Hakim Akhtar.

اللهم ارزقنا محبة اهل البيت

Madras Ribath

Tuesday, December 18, 2018

Doa Perlindungan dari Segala Keburukan Manusia.

Doa Perlindungan dari Segala Keburukan Manusia.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوءِ، وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِي قَبْلَ الْمَشِيبِ، وَمِنْ وَلَدٍ يَكُونُ عَلَيَّ رِبًا، وَمِنْ مَالٍ يَكُونُ عَلَيَّ عَذَابًا، وَمِنْ خَلِيلٍ مَاكِرٍ عَيْنَهُ تَرَانِي، وَقَلْبُهُ تَرْعَانِي، إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَهَا، وَإِذَا رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا

Allahumma inni au'dzubika min jaa rissuui,
wa min zauji tusya yibnii qoblal masyiibi,
wa min waladin ya kuunu alayya riba,
wa min maa lin ya kuunu alayya a'dzaaban,
wa min kholiilin maa kirin a'ynahu taronii,
wa qolbuhu tar aa'nii in roaiy hasanatan dafanahaa,
waidza roaiy sayyiatan adzaa a'haa

Artinya:Ya Allah,sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jahat;
dari pasangan yang menjadikanku tua (beruban) sebelum waktunya;
dari anak (keturunan) yang berkuasa kepadaku;
dari harta yang menjadi siksa (kelak) bagiku;
dan dari teman dekat yang berbuat makar kepadaku,


Saturday, December 15, 2018

Doa Mohon Diampuni Dari Dosa dan Permohonan Dikabulkan

Sejumlah doa memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satunya adalah doa yang dapat menjadi pembuka atas pengabulan doa-doa lain yang diharapkan oleh seorang hamba-Nya. Berikut ini adalah doa salah seorang sahabat yang diakui sebagai doa pembuka yang baik oleh Rasulullah SAW.

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Allâhumma innî as’aluka bi annî asyhadu annaka antallâhu,
lâ ilâha illâ antal ahadus shamad, alladzî lam yalid wa lam yûlad,
wa lam yakullahû kufuwan ahad.

(Antaghfiralli zunubi innaka antal ghafurrur rahiim)

Artinya, “Tuhanku, aku memohon (pertolongan) kepada-Mu. Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah. Tiada tuhan selain Engkau Yang Maha Esa, tempat bergantung yang tiada melahirkan dan tiada dilahirkan, serta tiada apapun yang menyamai-Nya.”

Doa ini dikutip oleh Imam An-Nawawi dari Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Buraidah RA yang selengkapnya dapat dilihat pada hadits berikut ini:

وروينا في سنن أبي داود والترمذي والنسائي وابن ماجه، عن بريدة رضي الله عنه أن رسول الله (صلى الله عليه وسلم) سمع رجلا يقول: اللهم إني أسألك بأني أشهد أنك أنت الله لا إله إلا أنت الأحد الصمد الذي لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد. فقال: لقد سألت الله تعالى بالاسم الذي إذا سئل به أعطى، وإذا دعي أجاب

Artinya, “Kami diriwayatkan di Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Buraidah RA bahwa seuatu ketika Rasulullah mendengar salah seorang sahabatnya berdoa dengan lafal, ‘Allâhumma innî as’aluka bi annî asyhadu annaka antallâhu, lâ ilâha illâ antal ahadus shamad, alladzî lam yalid wa lam yûlad, wa lam yakullahû kufuwan ahad.’ Rasulullah SAW lalu menyambutnya, ‘Kau telah memohon kepada Allah dengan nama (agung) yang mana Dia akan memberikan karunia-Nya bila diminta dengan nama tersebut, dan Dia akan mengijabah seseorang yang berdoa memanggil-Nya dengan nama tersebut,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 336).

Doa ini bisa menjadi kalimat kunci atas doa-doa yang kita minta kepada Allah. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)




Bagaimanakah Shalat Nabi Isa AS Saat Dia Masih Hidup Sesuai Teks Asli Bahasa Hibrani?

Bagaimana shalat yang dilakukan oleh Nabi Isa AS dijaman beliau masih hidup?

Seorang mualaf, Ustadz Ahmad Kainama, mantan pendeta menjelaskan tatacaranya dengan mengutip bahasa asli Hibrani yang menyebutkan keterangan bagaimana saat Nabi Isa AS masih hidup melakukan shalat. Hal ini menarik karena kita bisa mendengarkan penjelasan sesuai teks dengan bahasa Hibrani (atau Aramaic) bahasa asli dari Isa AS saat dia masih hidup dahulu berjalan dimuka bumi ini, bukan pakai bahasa terjemahan.

Secara lingustik, antara bahasa Arab dan bahasa Hibrani ada banyak kemiripan bunyi dan arti, keduanya disebut bahasa semitik. Banyak yg tidak paham ini dan lupa bahwa persamaan ini wajar saja mengingat sumber bahasa bangsa Arab dan Israil sama sama bermuara ke Nabi Ibrahim AS.  Nabiyullah Ibrahim inilah yang mempunyai dua anak yang kemudian menurunkan bangsa Arab dan bangsa Israil.
Selain itu posisi geografis antara Arab dan Israil bertetangga, jadi wajar saja jika keduanya ada kemiripan yang sama secara bahasa. Misal saja, orang Arab menyebut nama Isa AS, sedangkan bahasa Hibrani (Aramaic) ditulis namanya "iesus" dan dibaca dengan lafal= ISHOW(- A).

Referensi= https://youtu.be/lLOE8yry9Cc

Diakhir jaman nanti saat Dajjal sudah merajalela membasmi kaum muslimin, maka akan turun Nabi Isa AS untuk membantu Imam Mahdi membunuh Dajjal. Saat nabi Isa turun diwaktu Subuh itu dia menemui Imam Mahdi dan melakukan shalat jemaah bersamaan. Nabi Isa AS memang tahu bagaimana berwudhu dan shalat karena saat dia masih hidup dahulu dia melakukan itu juga. Dijaman Muhammad SAW, aturan shalat itu lantas disempurnakan lebih baik lagi. ****








Rasulullah Memungut Ranting Kayu Berubah Jadi Pedang



Berbagai keajaiban terjadi di perang Badar.
.
Ukasyah bin Muhshin bin Hartsan al Asadi, sekutu Bani Abdu Syam bin Abdu Manaf, bertempur pada perang Badar hingga pedang yang digenggamnya patah.
.
Rasulullah SAW menghampirinya dan mengganti pedangnya yang patah dengan sepotong ranting kayu.
.
Namun, setelah Rasulullah menggerakkan ranting kayu itu tiba-tiba benda itu berubah menjadi sebilang pedang panjang, kuat, dan putih berkilau.
.
Ukasyah pun bertempur dengan mukjizat pedang pemberian Rasulullah, hingga kaum muslim memperoleh kemenangan.
.
Pedang tersebut diberi nama al Aun yang terus mendampingi Ukasyah dalam setiap peperangan bersama Rasulullah hingga dia gugur di medan pertempuran memerangi kaum murtad.
.
(Sumber : buku The Great Story of Muhammad)


Ikan Paus Yang Menelan Nabi Yunus Masih Hidup

Salah satu Nabi yang memiliki kisah unik adalah Nabi Yunus ‘Alaihi Salam lantaran pernah ditelan oleh ikan paus. Hal ini dikarenakan Nabi Yunus merasa putus asa dalam mendakwahkan kebenaran kepada umatnya sehingga Allah pun mengutus ikan paus guna menelan Nabi Yunus.
.
Hal itu kemudian menjadi ibrah bagi Nabi Yunus untuk banyak bertasbih dan tidak berputus asa dalam mendakwahkan kebenaran. Dan atas izin Allah, Nabi Yunus pun bisa keluar dari perut ikan paus tersebut.
.
Namun bukan itu saja yang membuat kisah Nabi Yunus menjadi bukti kebesaran Allah. Ternyata diketahui bahwa ikan paus yang menelan Nabi Yunus masih hidup hingga hari ini, bahkan hari kiamat. Meski sulit diterima dengan akal sehat, namun hal ini telah Allah tulis dalam Al Qur’an sebagai bukti kekuasaan-Nya.
.
”Jadi bila seumpamanya dia (Yunus) tak termasuk juga beberapa orang yang banyak (bertasbih) mengingat Allah, pasti ia bakal tetaplah tinggal di perut ikan itu hingga Hari Berbangkit.” (QS As Shafat 143-144)
.
Berdasarkan ayat Al Qur’an tersebut, maka sepatutnya bagi kita untuk meyakini masih hidupnya ikan paus yang menelan Nabi Yunus karena apa yang telah Allah firmankan merupakan sebuah kebenaran, layaknya fakta bahwa Nabi Isa akan turun ke bumi untuk memerangi Dajjal. Wallahu A’lam.
.
(Sumber : Kabar Makkah)


Doa Nabi Nuh Hadapi Binatang Buas dan Kalajengking

Nama Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sudah dikenal jauh sebelum beliau sendiri lahir ke dunia. Malaikat di seluruh langit dan para nabi sebelum nabi Muhmmad lahir mengenal sosoknya dengan nama Ahmad.
.
Menurut berbagai sumber dari buku sejarah, nabi-nabi sebelumya selalu menyebutkan nama Sang Nabi akhir zaman itu dan mengenalkan sosok dan kepribadiannya kepada umat mereka masing-masing. Dalam banyak kisah, para Nabi kerap menyebutkan nama Ahmad dalam doa-doa mereka, pertanda mulia dan agungnya penghulu para nabi ini.
.
Suatu ketika, Nabi Nuh membawa semua benih pohon dan hewan dalam bahteranya. Terhadap semua hewan buas yang menumpang di kapalnya, Nabi Nuh menjalin perjanjian agar mereka tidak berulah kala mengarungi lautan.
.
Kalajengking adalah salah satunya. Mulanya Nabi Nuh enggan membawa kalajengking ke perut bahtera, karena khawatir dengan sengatnya yang mengganggu hewan lain.
.
“Aku buat perjanjian denganmu agar tidak mengganggu siapapun,” kata Nabi Nuh alaihissalaam.
.
Kemudian nabi Nuh membaca doa berupa salam kepada Nabi Muhammad, yang lalu menjadi doa mujarab bagi siapa saja kala didekati kalajengking dan hewan buas lainnya.
.
‎سلام على محمد وال محمد وعلى نو ح في العالمين
.
Bacaan latin: Salaamun Ala Muhammad Wa Aali Muhammad Wa Alaa Nuuhin Fil Alaamiin
.
“Keselamatan dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Muhammad dan keluarganya dan kepada Nuh di semesta alam.”
.
Oleh karenanya, Jika Anda sedang terganggu dengan kehadiran binatang buas yang tiba-tiba saja muncul maka ucapkanlah doa diatas sebanyak 3 kali, insya Allah dengan izin Allah hewan buas tersebut tak akan mengganggu Anda dan akan minggir dengan sendirinya.
.
(Sumber : Kabar Makkah)


Wednesday, December 12, 2018

Kilatan Petir Adalah Malaikat Allah Membawa Cambuk dari api



Kilatan Petir Adalah Malaikat Allah Membawa Cambuk dari api

Hujan badai disertai sambaran ratusan petir sesungguhnya adalah cambuk api yang dibawa malaikat atas perintah Allah. Baginda Nabi Muhammad SAW karenanya meminta kita berdoa saat hujan badai turun.

Dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ

‘Subhanalladzi sabbahat lahu’

(Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya).

Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma mengisahkan, Bahwasanya orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata, “Wahai Abul Qosim (yakni Nabi Muhammad), kabarkan kepada kami apa itu ar-ro’du (petir)?

Maka beliau shallallahu ‘alaihi wasalam menjawab,

“Petir adalah malaikat dari malaikat-malaikat Allah yang ditugasi (mengurus) awan. Bersamanya ada alat (cambuk) dari api untuk menggiring awan ke tempat yang Allah kehendaki.”

Orang Yahudi itu bertanya lagi, “Lalu suara apa yang kita dengar (dari petir) ini?”

Beliau menjawab, “Bentakan malaikat ketika menggiring awan, jika ia membentaknya, sampai berhenti ke tempat yang diperintahkan kepadanya.” [HR. Tirmidzi no. 3117]

Dalam riwayat Ath-Thabrani dalam kitabnya Al-Ausath, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang petir,

“Petir adalah malaikat, ditangannya ada alat (cambuk dari api). Apabila malaikat mengangkat alat itu maka akan memancarkan kilat, apabila malaikat membentak maka akan memancarkan petir, dan apabila malaikat memukulkannya (ke awan) maka akan memunculkan suara gemuruh.” [Ash-Shahihah No.1872]

Doa Lihat Kebaikan dan Keburukan

Doa Lihat Kebaikan dan Keburukan

Mata tidak lepas dari aktivitas melihat baik hal yang disukai maupun yang tidak disukai. Namun demikian semua hal itu tetap harus disyukuri. Semuanya harus dikembalikan kepada Allah SWT. karenanya Rasulullah SAW mengajarkan doa ketika melihat hal yang disukai.
.
الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
.
Alhamdulillâhilladzi bini‘matihî tatimmus shâlihât
.
Artinya, “Segala puji bagi Allah yang dengan-Nya kebaikan-kebaikan menjadi sempurna.”
.
Sementara ketika melihat hal yang tidak menyenangkan Rasulullah mengajarkan doa ini.
.
الحَمْدُ للهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
.
Alhamdulillâhi alâ kulli hâl
.
Artinya, “Segala puji bagi Allah atas segala keadaan.”
.
Doa ini mengajarkan umat Islam untuk selalu mengingat Allah SWT dalam segala kondisi. Doa ini disebutkan Imam Nawawi dalam karyanya Al-Adzkar. (Alhafiz K)
.
***
.
.
@nuonline_id 

Bila pikun dan Lemot, Doa agar Tak Mudah Lupa

Doa agar Tak Mudah Lupa

Banyak orang suka dengan daya ingat yang tinggi. Tak terkecuali laki-laki ini. Menurut cerita yang dikutip dari kompilasi kalam Habib Ahmad bin Hasan Al-Athas, ada seorang laki yang sowan kepada Baginda Rasulullah Muhammad ﷺ.
.
Ia mengeluh, “Ya Rasulallah, sungguh, saya ini adalah orang yang pelupa. Tolong ajari kami sesuatu.”
.
Kemudian Nabi Muhammad SAW mengajarkan “Baca kalimat ini setiap hari ya!”
.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ نَفْسِيْ مُطْمَئِنَّةً، تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ، وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ
.
Allâhumma ij’al nafsî muthmainnatan, tu’minu bi liqâika wa tardlâ bi qadlâika
.
Artinya, “Ya Allah, jadikan jiwa kami menjadi tenang, beriman akan adanya pertemuan dengan-Mu, dan rela atas garis yang Engkau tentukan.”
.
Setelah ijazah dari Rasulullah tadi dibaca tiga kali sehari, pemuda tersebut mengaku, “Setelah saya membaca itu, saya tidak pernah lupa tentang apapun. (Lihat Habib Zain bin Ibrâhîm bin Sumaith, Al-Manhajus Sâwî, Dârul Ilmi wad Da’wah, [Hadramaut, 2005], halaman 234), Wallâhu a’lam. (Ahmad Mundzir)
.
@nuonline_id


Doa Saat Bisul dan Jerawat Menjadi Gangguan

Doa saat Bisul dan Jerawat Menggangu
.
Suatu hari Rasulullah SAW menemui salah seorang istrinya. Beliau mendapati ujung jari istrinya itu melenting karena bisul. Rasulullah SAW lalu meminta sebuah ramuan obat terkenal yang berasal dari India untuk dipupurkan di ujung jari yang membengkak.
.
Setelah itu Rasulullah SAW mengajarkan istrinya doa sebagai berikut.
.
اللَّهُمَّ مُصَغِّرَ الْكَبِيرِ ، وَمُكَبِّرَ الصَّغِيرِ صَغِّرْ مَا بِي
.
Allâhumma mushagghiral kabîr wa mukabbiras shaghîr, shagghir mâ bî.
.
Artinya, “Wahai Tuhan yang (kuasa) mengecilkan sesuatu yang besar, dan (sanggup) membesarkan yang kecil, kecilkanlah penyakit yang ada padaku.”
.
Setelah diikuti semua petunjuk suaminya, umul mukminin ini melihat bisulnya berangsur susut mengempis.
.
Doa ini juga bisa dibaca oleh orang yang sedang ditumbuhi jerawat. Doa ini disebutkan Imam Nawawi dalam karyanya Al-Adzkar. (Alhafiz K)

@nuonline_id 

Tuesday, December 11, 2018

Doa Saat Hujan Badai Angin dan Guntur Keras



Kisah Turunnya Hujan Lebat di Zaman Nabi Muhammad

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik, “Demi Allah, ketika itu kami sama sekali belum melihat mendung dan gumpalan awan di langit. Dan di antara kami dan gunung Sal’i tidak ada satu pun rumah."

"Kemudian tiba-tiba muncullah kumpulan mendung dari balik gunung tersebut. Mendung tersebut kemudian memenuhi langit, menyebar dan turunlah hujan. Demi Allah, setelah itu, kami pun tidak melihat matahari selama enam hari."

"Kemudian ketika Jum’at berikutnya, ada seorang laki-laki masuk melalui pintu Darul Qodho’ dan ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berdiri dan berkhutbah. Kemudian laki-laki tersebut berdiri dan menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia mengatakan, “Wahai Rasulullah, sekarang ternak kami malah banyak yang mati dan kami pun sulit melakukan perjalanan. Mohonlah pada Allah agar menghentikan hujan tersebut pada kami.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya, lalu berdo’a,

اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا ، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan”


Angin yang bertiup kencang dan menakutkan. Bila angin bertiup kencang maka kita tidak boleh mencelanya, tetapi mengucapkan zikir sebagaimana zikir Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam. [Diringkas dari Syarh Riyadhus Shalihin].

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

”Allahumma innii as’aluka khairaha  wa khaira maa fiihaa
wa khaira maa ursilat  bihi wa ’udzu bika min syarriha
wa syarri maa fiihaa wa syarri maa ursilat bihi”

 “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan yang ada padanya, dan kebaikan apa yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya, dan kejelekan yang ada padanya, dan kejelekan apa yang dibawanya.” (HR. Muslim no. 2082, Kitab Shalatil Istisqa`, bab berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika melihat angin, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha)


إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (HR. Bukhari no. 1032)

Berdasarkan keterangan dari Ibnu Baththol, doa tersebut merupakan anjuran untuk dibaca saat turun hujan.


Doa Lain Saat Angin Bertiup Kencang

Dari Salamah bin ‘Amr bin Al Akwa’ radhiyallahu ‘anhu, berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam apabila angin bertiup kencang, beliau berdoa:

“Allahumma Laqihan Laa ‘aqiima”

(Ya Allah, datangkanlah angin ini dengan membawa air bukan angin  tanpa membawa air)” [Al Adabul Mufrad yang dishahihkan asy-Syaikh Al Albani dan asy-Syaikh Muqbil].

Dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ

‘Subhanalladzi sabbahat lahu’

(Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya).

Lalu beliau mengatakan,”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.” (Lihat Adabul Mufrod no. 722, dihasankan oleh Syaikh Al Albani).

Apabila Abdullah bin Az Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِه

Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi

“Maha Suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya.” [Al-Muwaththa’ 2/992. Al-Albani berkata: Hadits di atas mauquf yang shahih sanadnya.]

Sumber :
Kitab Hisnul Muslim Said bin Ali Al Qathani

Doa di Malam Gelap sehabis Hujan

Doa di Malam Gelap sehabis Hujan

Rasulullah SAW pernah meminta salah seorang sahabatnya untuk membaca beberapa surat pendek Al-Qur’an. Hal itu terjadi ketika gelap malam sesudah turun hujan. Surat pendek yang dimaksud adalah Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.

Imam Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar mengutip hadits dari pelbagai riwayat mengenai bacaan surat pendet ini sebagai doa. Pada kitab ini Imam Nawawi memasukkan anjuran bacaan ini ke dalam doa yang dibaca di pagi dan sore hari sebagaimana perintah harfiah Rasulullah SAW.

وروينا في سنن أبي داود والترمذي، والنسائي وغيرهما بالأسانيد الصحيحة، عن عبد الله بن خبيب رضي الله عنه، قال خرجنا في ليلة مطيرة وظلمة شديدة نطلب النبي صلى الله عليه وسلم ليصلي لنا فأدركناه فقال قل، فلم أقل شيئا، ثم قال قل  فلم أقل شيئا، ثم قال قل، فقلت يارسول الله ما أقول؟ قال قل هو الله أحد والمعوذتين حين تمسي وحين تصبح ثلاث مرات تكفيك من كل شئ قال الترمذي  حديث حسن صحيح

Artinya, “Diriwayatkan kepada kami dalam Sunan Abu Dawud, At-Turmudzi, An-Nasai, dan selain mereka dengan sanad yang sahih dari Abdullah bin Khubaib RA, ‘Kami keluar pada malam yang diguyur hujan dan sangat gelap. Kami mencari Nabi SAW untuk shalat bersama hingga akhirnya kami mendapatinya.’ ‘Bacalah sesuatu,’ perintah Nabi. Tetapi aku tidak bersuara apa pun. ‘Bacalah sesuatu,’ Nabi mengulangi perintahnya. Aku juga tidak bersuara apa pun. ‘Bacalah,’ nabi mengulangi. ‘Aku harus baca apa ya Rasul?’ jawabku. ‘Qul huwallahu ahad dan mu‘awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) saat kau di pagi dan di sore hari. Niscaya itu mencukupimu dari segala sesuatu,’ kata Nabi Muhammad SAW. Imam At-Turmudzi mengatakan, ini hadits hasan shahih,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 63).

Bacaan surat pendek ini dapat diamalkan di pagi dan sore hari. Tetapi bacaan ini juga dapat diamalkan pada saat gelap malam sebagaimana asbabul wurud hadits ini. Wallahu a‘lam.

(Alhafiz K)
Nuonline

Syekh M Nawawi Banten: Doa Makanan Yang Diragukan Kehalalannya

Syekh M Nawawi Banten: Doa Makanan Yang Diragukan Kehalalannya

Sekali waktu kita tentu diundang makan oleh pihak lain. Sementara kita sendiri tidak dapat mengetahui dengan yakin soal kehalalan makanan tersebut karena komposisi bahan baku makanan atau sumber materi yang digunakan untuk membuat masakan tersebut.

Syekh M Nawawi Banten mengutip doa Syekh Sya‘rani ketika diundang untuk jamuan makanan yang diragukan kehalalannya.

اللَّهُمَّ احْمِنِي مِنَ الأَكْلِ مِنْ هَذَا الطَعَامِ الَّذِي دُعِيْتُ إِلَيْهِ فَإِنْ لَمْ تَحْمِنِي مِنْهُ فَلَا تَدَعْهُ يُقِيْمُ فِي بَطْنِي فَاحْمِنِي مِنْ الوُقُوْعِ فِي المَعَاصِي الَّتِي تَنْشَأُ مِنْهُ عَادَةً فَإِنْ لَمْ تَحْمِنِي مِنَ الوُقُوعِ فِي المَعَاصِي فَاقْبَلْ اسْتِغْفَارِي وَأَرْضِ عَنِّي أَصْحَابَ التَّبَعَاتِ فَإِنْ لَمْ تَقْبَلْ اسْتِغْفَارِي وَلَمْ تُرْضِهِمْ عَنِّي فَصَبِّرْنِي عَلَى العَذَابِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allāhummahminī minal akli min hādzat tha‘āmil ladzī du‘ītu ilahi. Fa in lam tahminī minhu, fa lā tada‘hu yuqīmu fī bathnī. Fahminī minal wuqū ‘I fil ma‘āshīl latī tansya’u minhu ‘ādatan. Fa in lam tahminī minal wuqū‘I fil ma‘āshī, faqbal istighfārī wa ardhi ‘annī ashhābat taba‘āti. Fa in lam taqbal istighfārī wa lam turdhihim ‘annī, fa shabbirnī ‘alal ‘adzābi, yā arhamar rāhimīna.

Artinya, “Ya Allah, lindungi aku dari mengonsumsi makanan ini yang mengundangku untuk itu. Jika Kau tidak melindungiku darinya, jangan biarkan dia bermukim di perutku. Lindungilah aku dari maksiat yang biasanya muncul karena makanan seperti ini. Kalau Kau tidak melindungiku dari maksiat, terimalah istighfarku. Buatlah mereka yang memiliki hak atasku ridha. Jika Kau tidak menerima istighfarku dan tidak membuat mereka yang memiliki hak atasku ridha, berikanlah kekuatan bagiku dalam menanggung azab-Mu, wahai Tuhan yang maha pengasih,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten dalam Syarah Qamiut Thughyan, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], halaman 12).

Islam mengajarkan umatnya untuk berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Adapun makanan yang kita ragu, boleh saja dimakan dalam kondisi terpaksa. Selebihnya kita bertawakal. Wallahu a‘lam.

(Alhafiz K)
Nuonline

Kisah Syekh Abdurrahman Yang Dimuliakan Allah Karena Sabar Dengan Istrinya Yang Kasar Cerewet

Kisah Syekh Abdurrahman Yang Dimuliakan Allah Karena Sabar Dengan Istrinya Yang Kasar Cerewet


Habib Hud Alatas

أَلآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

   " منقبة الشيخ عبد الرحمن بن أحمد الباجلحبانى "

Pada zaman dahulu di sebuah desa bernama Bajalhaban di negeri Hadramaut, Yaman tersebutlah seorang shaleh yang dikenal dengan nama Syekh Abdurrahman bin Ahmad Bajalhaban, beliau adalah seorang wali yang memeliki derajat yang tinggi di sisi Allah Swt, namun beliau tidak mengetahui dirinya memiliki keistimewaan seperti itu.

Beliau dikaruniai oleh Allah Swt seorang istri yang sangat cerewet. Setiap harinya istrinya hanya marah dan mengomel. Sedangkan Syekh Abdurrahman bin Ahmad Bajalhaban adalah orang yang sabar, beliau selalu menghadapi istrinya dengan penuh kesabaran. Tidak pernah beliau membalas keburukan dengan keburukan, omelan dengan omelan. Seandainya beliau menghadapi sifat keras istrinya dengan kekerasan. Kemungkinan rumah tangga beliau selalu dihiasi pertengkaran setiap hari.

Suatu hari beliau mempunyai keinginan berkhalawat atau Menyepi untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt di sebuah tempat bersama orang-orang yang beribadah. Beliau merasa lebih baik beribadah dari pada terus-terusan bersama istri yang kerjanya selalu ngomel terus.
Syekh Abdurrahman pun pamit kepada istrinya dan seperti biasa jawabannya penuh dengan kata-kata kasar. Syekh Abdurrahman naik ke gunung terdekat dari kotanya dan di tempat itu Syekh Abdurrahman menemukan sekelompok orang yang sedang beribadah di sebuah goa.

Singkat cerita beliau dapat bergabung bersama mereka dengan syarat harus mau piket mencari makan untuk mereka sebagaimana adat mereka menentukan piket para anggota untuk mencari makan secara bergantian setiap harinya.
Suatu hari Syekh Abdurrahman mendapat giliran piket, beliau bingung harus mencari makanan di mana. “Lebih baik aku meminta kepada Allah” gumam beliau, “Tetapi dengan siapakah aku harus bertawassul? Ah, lebih baik aku bertawassul dengan wali yang ditawassuli oleh teman-temanku itu, meskipun aku tidak tahu siapakah yang mereka tawassuli” kata beliau dalam hati.

Maka beliau pun duduk di tempat sepi mengangkat tangan sambil berdo’a, “Ya Allah berkat kemulyaan wali yang ditawassuli oleh teman-temanku itu maka turunkanlah untukku dan teman-temanku makanan yang lezat”. Seketika turunlah makanan-makanan yang lezat, beliau pun kaget serta kagum betapa tinggi kedudukan wali yang ditawassuli oleh teman-temannya sehingga sekali tawassul do’a langsung terkabul.

Sahabat-sahabat Syekh Abdurrahman kaget di saat beliau datang membawa makanan yang demikian lezat, mereka bertanya bagaimana bisa mendapatkannya? Syekh Abdurrahman pun menceritakan semua kejadian yang di alaminya.
Kemudian Syekh Abdurrahman bertanya, “Siapakah orang yang kalian tawassuli itu? Demi Allah kalau bukan karena bertawassul dengan beliau belum tentu do’aku akan terkabul dengan spontan seperti yang kalian lihat”

Mereka pun bercerita, “Ketahuilah di desa Bajalhaban dekat pegunungan ini ada orang yang shaleh dan penyabar. Beliau memiliki istri yang cerewet, namun begitu beliau sangat sabar terhadap istrinya dan tidak pernah membalas keburukan istrinya dengan keburukan yang sama. Karena kesabarannya inilah Allah mengangkat derajat beliau setinggi-tingginya. Beliau dikenal dengan sebutan Syekh Abdurrahman Bajalhaban dan kami selalu bertawassul kepada Allah dengan kemulyaan beliau”.

Mendengar cerita ini Syekh Abdurrahman Bajalhaban kaget, setinggi inikah nilai kesabaran dirinya di sisi Allah Swt? Maka Syekh Abdurrahman pun pamit untuk pulang ke desanya tanpa mengemukakan alasan yang jelas. Karena beliau menganggap hidup bersabar bersama istri cerewet ternyata memiliki nilai lebih besar dari pada berkhalwat bersama orang-orang yang beribadah. AbdurrahmanDan sahabat-sahabatnya mempersilahkan beliau pulang tanpa mengetahui apa alasan beliau dan siapakah beliau sebenarnya, karena memang beliau tidak pernah memperkenalkan nama beliau kepada mereka.

Makamnya terletak tidak jauh dari kota Tarim, tepatnya di desa Ramlah. Lokasinya berada di tanah lapang dan jauh dari pemukiman penduduk. Dari jalan utama, bangunan makamnya yang bercat putih tampak terlihat jelas.

كُنۡ يَا أَخِيۡ مَنۡ يَصۡبِرُ عَلَى الۡبَلَا # وَطَاعَةٍ مَعۡصِيَةٍ ثُمَّ اۡلأَلَى

Wahai Saudaraku..
Jadilah kamu orang yang sabar menghadapi cobaan dan ujian..
Sabar melaksanakan ketaatan..
Sabar meninggalkan kemaksiatan..
Sabar mensyukuri kenikmatan..

لَكَ مَنَازِلٌ عَظِيۡمَةٌ بِلَا # حَدٍّ وَعَدٍّ عِنۡدَ رَبٍّ قَدۡ عَلَا

Maka kamu akan mendapatkan kedudukan keagungan..
Tanpa batas dan hitungan..
Di sisi Allah Tuhan yang sungguh menguasai dan memiliki keluhuran..

نفعنا الله بهذه القصة القصيرة المتأثرة منفعة تامة عامة

بركة عمدتى القرشية
فى صباح الإثنين المبارك
٢ ربيع الثانى ١٤٤٠ الهجري/١٠ ديسمبر ٢٠١٨ المسيحي

Friday, December 7, 2018

Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki: Abu Lahab Bebas Siksa Neraka Dihari Kelahiran Nabi

Buat kelompok wahabi yang getol melarang Maulid Nabi harus melihat video ini, sebuah penjelasan apakah merayakan kelahiran Rasulullah Muhammad SAW itu boleh atau tidak dengan memberikan dalil bahwa Abu Lahab setiap Senin diringankan dari siksa neraka karena dia (Abu Lahab) saat hidup pernah sangat gembira mendengar kelahiran keponakannya Muhammad lahir dengan membebaskan budaknya. Allah mengganjar Abu Lahab dengan memberikan keringanan siksa dihari Senin saat Rasulullah lahir.

Jika Abu Lahab saja yang jelas dikatakan sesat lantas diberi keringanan seperti itu, lantas kenapa kita umat Islam yang gembira dengan kelahiran baginda Muhammad SAW lantas malahan dikatakan bidah oleh kelompok yang menjelekan Maulid Nabi?









Doa Nabi Saat Jumat Pagi

Doa Nabi Saat Jumat Pagi

Jumat merupakan hari istimewa. Pada hari mulia ini, pintu rahmat dan ampunan Allah terbuka secara istimewa. Banyak kemurahan yang diberikan Allah pada hari ini. Rasulullah SAW sendiri menganjurkan doa yang perlu dibaca di pagi hari Jumat.

Salah satu doa pagi yang dianjurkan untuk dibaca adalah doa berikut ini:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullāhalladzī lā ilāha illā huwal hayyul qayyūmu, wa atūbu ilaihi.

Artinya, “Aku memohon ampun kepada Allah, Zat yang tiada tuhan selain Dia yang maha hidup, lagi maha tegak. Aku bertobat kepada-Nya.”

Doa ini dapat ditemukan pada Kitab Al-Azkar karya Imam An-Nawawi. Doa ini dianjurkan dibaca sebanyak tiga kali, sebuah amalan yang tidak berat tetapi memiliki keutamaan yang luar biasa sebagai riwayat hadits berikut ini:

وروينا في كتاب ابن السني، عن أنس رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من قال صبيحة يوم الجمعة قبل صلاة الغداة : أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه ثلاث مرات غفر الله ذنوبه ولو كانت مثل زبد البحر

Artinya, “Diriwayatkan kepada kami dari Ibnu Sinni dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW bahwa ia bersabda, ‘Siapa saja yang berdoa di pagi hari Jumat sebelum shalat pagi dengan, ‘Astaghfirullāhalladzī lā ilāha illā huwal hayyul qayyūmu, wa atūbu ilaihi’ sebanyak tiga kali, niscaya Allah mengampuni dosanya meski sebanyak buih di lautan,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 71).

Semoga kita termasuk orang mendapatkan rahmat dan ampunan Allah SWT berkat kemuliaan hari Jumat. Amin. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
Doa Rasulullah SAW pada Jumat Pagi
Jumat merupakan hari istimewa. Pada hari mulia ini, pintu rahmat dan ampunan Allah terbuka secara istimewa. Banyak kemurahan yang diberikan Allah pada hari ini. Rasulullah SAW sendiri menganjurkan doa yang perlu dibaca di pagi hari Jumat.

Salah satu doa pagi yang dianjurkan untuk dibaca adalah doa berikut ini:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullāhalladzī lā ilāha illā huwal hayyul qayyūmu, wa atūbu ilaihi.

Artinya, “Aku memohon ampun kepada Allah, Zat yang tiada tuhan selain Dia yang maha hidup, lagi maha tegak. Aku bertobat kepada-Nya.”

Doa ini dapat ditemukan pada Kitab Al-Azkar karya Imam An-Nawawi. Doa ini dianjurkan dibaca sebanyak tiga kali, sebuah amalan yang tidak berat tetapi memiliki keutamaan yang luar biasa sebagai riwayat hadits berikut ini:

وروينا في كتاب ابن السني، عن أنس رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من قال صبيحة يوم الجمعة قبل صلاة الغداة : أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه ثلاث مرات غفر الله ذنوبه ولو كانت مثل زبد البحر

Artinya, “Diriwayatkan kepada kami dari Ibnu Sinni dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW bahwa ia bersabda, ‘Siapa saja yang berdoa di pagi hari Jumat sebelum shalat pagi dengan, ‘Astaghfirullāhalladzī lā ilāha illā huwal hayyul qayyūmu, wa atūbu ilaihi’ sebanyak tiga kali, niscaya Allah mengampuni dosanya meski sebanyak buih di lautan,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 71).

Semoga kita termasuk orang mendapatkan rahmat dan ampunan Allah SWT berkat kemuliaan hari Jumat. Amin. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Nuonline

Hari Jumat Saat Ashar ke Magribh Adalah Saat Mustajab Buat Memohon

Hari Jumat Saat Ashar ke Magribh Adalah Saat Mustajab Buat Memohon

Doa akan di ijabahkan Allah disaat yang paling bagus buat memohon. Salah satunya adalah saat hari Jumat ketika masuk waktu Ashar sampai ke Magribh.

Ibnu Majah telah meriwayatkan dengan sanad hasan dari Abdullah bin Salam r.a. tuturnya: “Ketika Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam sedang duduk, aku berkata, “Kami sungguh menemukan dalam kitab Allah (Taurat): Dalam hari Jumat terdapat satu waktu yang tidak ada seorang hamba mukmin satu pun yang mendapatinya ketika ia sedang melaksanakan shalat dengan memohon sesuatu kepada Allah, kecuali Allah akan memenuhi kebutuhannya.”

Abdullah melanjutkan: “Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam memberi tahuku bahwa maksudnya adalah sebagian waktu saja.”

“Engkau benar, hanya sebagian waktu saja,” kataku. “Kapankah itu?” aku lanjutkan dengan pertanyaan.

“Waktu itu adalah pada akhir waktu siang,” jawab Rasulullah.

“Waktu itu bukanlah waktunya untuk shalat?” kataku.

Rasulullah menjawab, “Ya, memang. Sesungguhnya apabila ada seorang hamba yang melaksanakan shalat, kemudian duduk dan hanya ditahan oleh shalat (menunggu shalat), maka berarti dia seperti sedang dalam shalat.” (HR. Ibnu Majah No. 1139 ).

Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah r.a., tuturnya: “Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: ‘Sebaik-baiknya hari yang matahari terbit pada hari itu adalah hari Jumat. Di hari Jumat itulah Adam diciptakan, di hari Jumat itulah ia dimasukkan surga, di hari Jumat itulah ia dikeluarkan dari surga. Dan di hari Jumat itulah terdapat satu waktu yang tidak ada seorang hamba muslim satu pun yang mendapatinya ketika ia sedang melaksanakan shalat dengan memohon sesuatu kepada Allah, kecuali Allah akan memberikannya kepada hamba tersebut.”

Abu Hurairah lalu melanjutkan ceritanya: “Saya bertemu dengan Abdullah bin Salam; aku menceritakan hadits ini kepadanya.”

“Saya yang paling tahu mengenai waktu yang dimaksudkan itu,” kata Abdullah bin Salam.

“Beritahulah hal itu kepadaku; janganlah kau sembunyikan dariku,” pintaku kepadanya.

“Abdullah menjawab, “Waktu itu ialah setelah Ashar sampai terbenamnya matahari.”

“Bagaimana bisa berada setelah Ashar, padahal Rasulullah bersabda: ‘Tidak ada seorang hamba muslim satu pun yang mendapatinya ketika ia sedang melaksanakan shalat, dan waktu itu tidak boleh untuk melaksanakan shalat?” tanyaku.

Abdullah bin Salam menjawab, “Bukankah Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang duduk menunggu datang waktunya shalat berarti sama halnya ia sedang melaksanakan shalat?”

“ Ya,” jawabku.

“Itulah maksudnya,” kata Abdullah bin Salam. (HR. Abu Dawud. No. 1047).*/Sudirman STAIL

Sumber buku: 474 Ibadah Salah Kaprah. Penulis: Wahid Abdus Salam Bali.

Rep: Admin Hidcom

Doa Istighfar Saat Sujud Dari Rasulullah

Rasulullah saat bersujud memohon ampunan

Ini Istighfar Rasulullah SAW Ketika Sujud

Sujud adalah salah satu momentum di mana Allah SWT dan hamba-Nya begitu dekat. Rasulullah SAW memanfaatkan kesempatan ini untuk memohon ampun atas segenap kekurangannya di hadapan Allah.

Istighfar ini dibaca Rasulullah SAW di salah satu sujudnya.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ كُلَّه دِقَّهُ وَجُلَّه ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَه ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّه

Allâhummaghfirlî dzanbî kullah, diqqahû wa jullah,
wa awwalahû wa âkhirah, wa ‘alâniyatahû wa sirrah.

Artinya, “Tuhanku, ampunilah aku dari segala dosa baik kecil maupun besar, awal maupun akhir, dan dosa yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.”

Pilihan kalimat dalam istighfar di atas tampak begitu kuat dan menyeluruh. Rasulullah SAW mengajarkan istighfar ini untuk umatnya yang penuh dosa. Riwayat permohonan ampunan dosa ini disebutkan oleh Imam Nawawi di dalam karyanya Al-Adzkar. (Alhafiz K)

Nuonline



Khusus Buat Murid dan Pelajar: Doa Mudah Menghafal dan Faham



Doa Mudah Menghafal dan Faham

اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنَا يَارَبِّ فَهْمَ النَّبِيِّيْنَ وَحِفْظَ الْمُرْ سَلِيْنَ وَإِلْهَامَ ألْمَلاَ ىِٕكَةَ ألْمُقَرَّبِيْنَ فِى عَافِيَةٍ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْ

Allahummarzuqna ya robbi fahman-nabiyyina. wahifzholmursalin, wa ilhamal-malaaikatil-muqorrobin fi'afiatin ya arhamarrohimin.

Artinya: "Ya Allah, karuniailah  kami faham para nabi dan hafalan para rasul serta mendapat ilham para malaikat yang hampir dengan-Mu, juga kurniakanlah kami kesehatan wahai Maha Penyayang."


Doa Agar Dimudahkan Menghafal Dan Mengingat

اَللّٰهُمَّ زِدْنَا وَلَا تَنْقُصْنَا وَأَكْرِمْنَا وَلَا تُهِنَّا وَأَعْطِنَا وَلَا تَحْرِمْنَا وَاَثِرْنَا وَلَا تُؤْثِرْ عَلَيْنَا وَارْضِنَا وَارْضَ عَنَّا

Allahumma zidnaa walaa tan-qushnaa wa akrimnaa walaa tuhinna wa a'thinaa walaa tahrimnaa wa atsirnaa walaa tu'tsir 'lainaa waardhinaa wardho 'annaa

Artinya:
"Ya Allah, tambahkanlah buat kami jangan Engkau kurangkan, muliakanlah kami jangan dihina, berilah  buat kami jangan ditahan, pilihlah kami jangan Engkau biarkan dan ridhoilah kami dan ridhoilah pula semua usaha kami."

-------------


Banyak orang suka dengan daya ingat yang tinggi. Tak terkecuali laki-laki ini. Menurut cerita yang dikutip dari kompilasi kalam Habib Ahmad bin Hasan Al-Athas, ada seorang laki yang sowan kepada Baginda Rasulullah Muhammad ﷺ.

Ia mengeluh, “Ya Rasulallah, sungguh, saya ini adalah orang yang pelupa. Tolong ajari kami sesuatu.”

Kemudian Nabi Muhammad SAW mengajarkan “Baca kalimat ini setiap hari ya!”

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ نَفْسِيْ مُطْمَئِنَّةً، تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ، وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ

Allâhumma ij’al nafsî muthmainnatan, tu’minu bi liqâika wa tardlâ bi qadlâika

Artinya, “Ya Allah, jadikan jiwa kami menjadi tenang, beriman akan adanya pertemuan dengan-Mu, dan rela atas garis yang Engkau tentukan.”

Setelah ijazah dari Rasulullah tadi dibaca tiga kali sehari, pemuda tersebut mengaku, “Setelah saya membaca itu, saya tidak pernah lupa tentang apapun. (Lihat Habib Zain bin Ibrâhîm bin Sumaith, Al-Manhajus Sâwî, Dârul Ilmi wad Da’wah, [Hadramaut, 2005], halaman 234), Wallâhu a’lam. (Ahmad Mundzir)

Nuonline

Thursday, December 6, 2018

Sayyidul Istighfar, Doa "Raja" Istighfar

Sayyidul Istighfar, Doa "Raja" Istighfar.
Disebutkan bahwa inilah doa minta ampun paling utama dari semua doa istighfar. Sehingga dia sering dikatakan sbg doa rajanya istighfar.
Banyak dalil mengatakan jika rajin berdizikir istighfar maka doa orang itu akan selalu dikabulkan Allah, segala hajatnya dilancarkan, rejekinya selalu ada, dan balasan di akhirat kelak akan sangat besar.


اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

ALLAAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHOLAQTANII
WA ANAA 'ABDUKA WA ANAA 'ALAA 'AHDIKA
WA WA'DIKA MASTATHO'TU
A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONA'TU ABUU`U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA
WA ABUU`U BIDZANBII FAGHFIRLII
FA INNAHU LAA YAGHFIRUDZ-DZUNUUBA ILLA ANTA.

Artinya : Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui atas nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.I

Al-faqir ijazahkan amalan Sayyidul Istighfar (ada didalam wirdul-latif) Ini untuk siapa saja yang mau mengamalkannya dan alfaqir berpesan kepada kalian khususnya untuk alfaqir sendiri agar senantiasa (jangan ditinggalkan) untuk selalu membaca doa ini pagi dan sore (habis sholat Shubuh dan sholat Magrib).I

Dalil-dalil doa Sayyidul-Istighfar..

حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ حَدَّثَنِي بُشَيْرُ بْنُ كَعْبٍ الْعَدَوِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي شَدَّادُ بْنُ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada kami Abdul Warits telah menceritakan kepada kami Al Husain telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dia berkata; telah menceritakan kepadaku Busyair bin Ka'b Al 'Adawi dia berkata; telah menceritakan kepadaku Syaddad bin Aus radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; kamu mengucapkan: 'ALLAAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANII WA ANAA 'ABDUKA WA ANAA 'ALAA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU ABUU`U LAKA BIDZANBI WA ABUU`U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA FAGHFIRLI FA INNAHU LAA YAGHFIRU ADZ DZUNUUBA ILLA ANTA
(Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu) '."
Beliau bersabda: 'Jika ia mengucapkan di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk dari penghuni surga. Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk dari penghuni surga.' . (HR. Bukhori No.5832) I

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ بُشَيْرِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ إِذَا قَالَ حِينَ يُمْسِي فَمَاتَ دَخَلَ الْجَنَّةَ أَوْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِذَا قَالَ حِينَ يُصْبِحُ فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ مِثْلَهُ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Husain telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dari Busyair bin Ka'b dari Syaddad bin Aus dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:
"Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; jika seorang hamba mengucapkan: 'ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANI WA ANA 'ABDUKA WA ANA 'ALA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU ABUU`U LAKA BIDZANBI WA ABUU`U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA FAGHFIRLI FA INNAHU LAA YAGHFIRU ADZ DZUNUUBA ILLA ANTA A'UUDZU BI SYARRI MAA SHANA'TU
(Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu, dan aku meminta ampun dari segala yang pernah aku perbuat) '. Jika ia mengucapkan di waktu sore lalu meninggal, maka ia akan masuk surga. Dan jika ia membacanya di waktu pagi lalu meninggal pada hari, maka ia mendapatkan seperti itu juga (masuk surga)." (HR.Bukhori No.5848) I

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ وَهُوَ ابْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ بُشَيْرِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ سَيِّدَ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ الْعَبْدُ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَإِنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَإِنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِي مُوقِنًا بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ خَالَفَهُ الْوَلِيدُ بْنُ ثَعْلَبَةَ

Telah mengabarkan kepada kami Amru bin Ali ia berkata; telah menceritakan kepada kami Yazid -yaitu Ibnu Zurai'- ia berkata; telah menceritakan kepada kami Husain Al Mu'allim dari Abdullah bin Buraidah dari Busyair bin Ka'b dari Syaddad bin Aus dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; jika seorang hamba mengucapkan: "ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANI WA ANA 'ABDUKA WA ANA 'ALA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU ABUU`U LAKA BIDZANBI WA ABUU`U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA FAGHFIRLI FA INNAHU LAA YAGHFIRU ADZ DZUNUUBA ILLA ANTA (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu) '. Jika ia mengucapkan di waktu subuh dengan penuh keyakinan lalu meninggal, maka ia akan masuk surga. Dan jika ia membacanya di waktu sore dengan penuh keyakinan lalu meninggal, maka ia akan masuk surga." Namun Al Walid bin Tsa'labah menyelisihi riwayat hadits ini. (HR. An-Nasa’i No.5427) I

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ ثَعْلَبَةَ الطَّائِيُّ عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ أَوْ حِينَ يُمْسِي اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ بِنِعْمَتِكَ وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ أَوْ مِنْ لَيْلَتِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Tsa'labah Ath Tha`i dari Ibnu Buraidah dari Bapaknya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa ketika waktu pagi dan sore membaca: ALLAHUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANII WA ANA ABDUKA WA ANA 'ALAA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU ABUU`U BINI'MATIKA WA ABUU`U BI DZANBII FAGHFIRLII INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA (Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perjanjian-Mu dan aku akan menepati perjanjian-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku, aku mengakui semua nikmat-Mu kepadaku dan dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang bisa mengampuni kecuali Engkau)." Lalu ia meninggal pada hari itu atau pada malam harinya, maka ia akan masuk ke dalam surga." (HR. Abu Daud No.4408) I

حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ كَثِيرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى سَيِّدِ الِاسْتِغْفَارِ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَعْتَرِفُ بِذُنُوبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ لَا يَقُولُهَا أَحَدُكُمْ حِينَ يُمْسِي فَيَأْتِي عَلَيْهِ قَدَرٌ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَلَا يَقُولُهَا حِينَ يُصْبِحُ فَيَأْتِي عَلَيْهِ قَدَرٌ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَابْنِ عُمَرَ وَابْنِ مَسْعُودٍ وَابْنِ أَبْزَى وَبُرَيْدَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ وَعَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ هُوَ ابْنُ أَبِي حَازِمٍ الزَّاهِدُ

Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Hazim?? dari Katsir bin Zaid? dari Utsman bin Rabi'ah? dari Syaddad bin Aus? radliallahu 'anhu bahwa Nabi? shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Maukah aku tunjukkan kepadamu sayyid istighfar? Yaitu ALLAAHUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA KHALAQTANII WA ANAA 'ABDUKA WA ANAA 'ALAA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU, A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU WA ABUU-U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA WA A'TARIFU BIDZUNUUBII FAGHFIR LII DZUNUUBII, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA. (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engaku, Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hambaMu, dan berada dalam perjanjian dan janjiMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang telah aku perbuat, dan aku mengakui kenikmatanMu yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau). Tidak ada seorangpun diantara kalian yang mengucapkannya ketika sore hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk meninggal sebelum datang pagi hari melainkan wajib baginya Surga, dan tidaklah ia mengucapkannya ketika pagi hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk meninggal sebelum datang sore hari melainkan wajib baginya Surga." Dalam bab tersebut ada yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu Mas'ud, Ibnu Abza serta Buraidah? radliallahu 'anhum. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib dari sisi ini dan hadits ini telah diriwayatkan dari selain sisi ini dari Syaddad bin Aus, sedangkan Abdul Aziz bin Abu Hazim adalah Ibnu Abu Hazim Az Zahid. (HR. At-Tirmidzi No.3315) I

Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang berkenaan dengan doa Sayyidul Istighfar diatas.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس





Wednesday, December 5, 2018

Sembilan Dzikir Yang Dibaca Seratus Kali.

Sembilan Dzikir Yang Dibaca Seratus Kali.

Ada 9 kalimat dzikir mulia ini bagus untuk diamalkan yang berdasarkan Hadis Nabi Muhammad saww., yang setiap harinya dibaca seratus kali, yaitu :

1. LAA ILAAHA ILLALLAHU MUHAMMADUR RASUULULLAAH saratus kali.

قال النبي صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَالَ كُلَّ يَوْمٍ لا إلٰهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُولُ الله مَائَةَ مَرَّة جَاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَوَجْهُهُ كَالقَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ

Nabi saww. bersabda: “Barangsiapa setiap hari membaca LAA ILAAHA ILLALLAHU MUHAMMADUR RASUULULLAAH (Tiadak ada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah) sebanyak seratus (100) kali, maka ia datang pada hari kiamat mukanya bagaikan bulan purnama”. (Kitab Lubabul Hadits)

2. LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SyARIKA LAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SyAI'IN QADIIR seratus kali.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ

Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya, maula Abu Bak dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang membaca laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika lahuu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qodir (Tidak ada ilah (yang berhaq disembah) selain Allah Yang Maha Tunggal tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya mendapatkan pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak, ditetapkan baginya seratus hasanah (kebaikan) dan dijauhkan darinya seratus keburukan dan baginya ada perlindungan dari (godaan) setan pada hari itu hingga petang dan tidak ada orang yang lebih baik amalnya dari orang yang membaca doa ini kecuali seseorang yang dapat lebih banyak mengamalkan (membaca) dzikir ini". (HR. Bukhori No.3050 dan No.5924, Ibnu Majah No.3799)

3. LAA ILAAHA ILLALLAAHUL MALIKUL HAQQUL MUBIIN seratus kali sehabis sholat subuh atau sholat dzuhur.

والخطيب وأبو نعيم وابن عبد البرّ: من قال في يومه مائة مرة لا اله إلا الله الملك الحق المبين كان له أماناً من الفقر وأنساً من وحشة القبر، وفتحت له أبواب الجنة

Rasulullah saw. bersabda : Barangsiapa membaca setiap hari seratus (100) kali LAA ILAAHA ILLALLAAHUL MALIKUL HAQQUL MUBIIN, maka akan merupakan jaminan aman dari kemiskinan, akan menjadi kesenangan dalam kuburnya dan terbuka baginya pintu-pintu surga. (HR. Al Khatib, Abu Naimdan Ibn Abdul Bar, Didalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrasyad - Asy Syaikh Zainuddin Al Malibariy)

4. SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI seratus kali.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Sumay dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengucapkan 'SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI (Maha suci Allah dan segala pujian hanya untuk-Nya)' sehari seratus kali, maka kesalahan-kesalahannya (dosa) akan terampuni walaupun sebanyak buih di lautan." (HR. Bukhori No.5926, Muslim No.4857, At Tirmidzi No.3388, Ahmad N0.10266 dan No.7667, Ibnu Majah No.3802, dan Imam Malik No.438)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ


الْمَلِكِ بْنِ أَبِي الشَّوَارِبِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ الْمُخْتَارِ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib telah menceritakan kepada kami Abdul 'Aziz bin Al Mukhtar dari Suhail bin Abu Shalih dari Sumayy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barang siapa yang pada pagi dan sore hari mengucapkan; SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHI (Maha suci Allah dan segala pujian hanya untuk-Nya) seratus kali maka tidak ada orang yang datang pada Hari Kiamat yang membawa sesuatu yang lebih baik dari apa yang ia bawa kecuali orang yang mengucapkan seperti apa yang ia ucapkan atau lebih banyak lagi darinya." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib. (HR. At Tirmidzi No.3391)

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ الْأُمَوِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ الْمُخْتَارِ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Abdul Malik Al Umawi telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Al Mukhtar dari Suhail dari Sumayya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Barang siapa, ketika pagi dan sore, membaca doa; SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHI (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya) sebanyak seratus kali, maka pada hari kiamat tidak ada orang lain yang melebihi pahalanya kecuali orang yang juga pernah mengucapkan bacaan seperti itu atau lebih dari itu.'" (HR. Muslim No.4858)

حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مُوسَى الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ الزِّبْرِقَانِ عَنْ مَطَرٍ الْوَرَّاقِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ لِأَصْحَابِهِ قُولُوا سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ مَنْ قَالَهَا مَرَّةً كُتِبَتْ لَهُ عَشْرًا وَمَنْ قَالَهَا عَشْرًا كُتِبَتْ لَهُ مِائَةً وَمَنْ قَالَهَا مِائَةً كُتِبَتْ لَهُ أَلْفًا وَمَنْ زَادَ زَادَهُ اللَّهُ وَمَنْ اسْتَغْفَرَ اللَّهَ غَفَرَ لَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ

Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Musa Al Kufi telah menceritakan kepada kami Daud bin Az Zibriqan dari Mathar Al Warraq dari Nafi' dari Ibnu Umar, ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda pada suatu hari kepada para sahabatnya: "Ucapkanlah; SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHI (Maha suci Allah dan segala pujian hanya untuk-Nya) seratus kali, barang siapa yang mengucapkannya satu kali maka dicatat baginya sepuluh kali dan barang siapa yang mengucapkannya sepuluh kali maka dicatat baginya seratus kali, dan barang siapa yang mengucapkannya seratus kali maka dicatat baginya seribu kali, dan barang siapa yang menambah maka Allah menambahnya dan barang siapa yang memohon ampunan kepada Allah maka Allah akan mengampuninya." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib. (HR. At Tirmidzi No.3392)

من قال سبحان الله وبحمده غرست له نخلة فى الجنة ومن قالها مائة مرة كتبت له الف حسنة و حطت عنه الف خطيئة

Nabi Muhammad saww. bersabda : Man qoola Subhaanallaahi wabihamdihi ghurisat lahu nakhlatun fil jannati, wa man qoolahaa mi-atan marrotin kutibat lahu alfu hasanatin, wa huththot 'anhu alfu khothii-atin.

Artinya : Barangsiapa mengucap SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI sekali, akan ditanamkan baginya suatu pohon disurga, dan barangsiapa mengucapkannya seratus kali, dicatat baginya seribu kebajikan dan digugurkan daripadanya seribu kejahatan (Kitab An Nashaih Ad Diniyah - Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad)


5. Bershalawat setiap hari minimal seratus kali.

والطبراني: مَنْ صَلّى عَلَيَّ وَاحِدةً صَلّى الله عَلَيْه عَشْراً، وَمَنْ صَلّى عَلَيَّ عَشْراً صَلّى الله عَلَيْهِ مائَةً، وَمَنْ صَلّى عَلَيَّ مائَة كَتَبَ الله لَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ بَرَاءةً مِنَ النِّفَاقِ وَبَرَاءَةً مِنَ النَّارِ وَأَسْكَنَهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مَعَ الشّهَدَاءِ

Nabi Muhammad saww. bersabda : Man sholla ‘alayya wahidatan shallallaahu ‘alaihi ‘asyron wa man sholla ‘alayya ‘asyron shallallaahu ‘alaihi mi-atan wa man sholla ‘alayya mi-atan kataballaahu lahu baina ‘ainaihi baro-atan minan nifaaqi wa baroo-atan minan naari wa askanahu yaumal qiyaamati ma’asy syuhadaa-i.

Artinya : “Barangsiapa yang membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah bershalawat untuknya sepuluh kali, dan barangsiapa bershalawat untukku sepuluh kali, maka Allah bershalawat untuknya seratus kali, dan barangsiapa bershalawat untukku seratus kali, maka Allah menulis diantara kedua matanya kebebasan dari nifak, dan kebebasan dari neraka dan ditempatkan pada hari kiamat bersama orang-orang yang mati syahid.” (HR. At Thabarani, di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

6. RABBIGhFIRLII WATUB 'ALAYYA, INNAKA ANTAT TAWWAABUR RAHIIM seratus kali.

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ وَالْمُحَارِبِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ يَقُولُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ مِائَةَ مَرَّةٍ

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dan Al Muharibi dari Malik bin Mighwal dari Muhammad bin Suqah dari Nafi' dari Ibnu Umar dia berkata; "Apabila kami menghitung ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu majlis: "Rabbighfirlii watub 'alayya innaka antat tawwabur rahiim (Ya Rabbku ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Maha penerima taubat dan maha penyayang) beliau mengucapkannya sebanyak seratus kali." (HR. Ibnu Majah No.3804 dan Abu Daud No.1295)

7. SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI SUBHAANALLAAHIL ‘AZhIIMI ASTAGhFIRULLAH seratus kali sebelum sholat subuh (qobliyah subuh).

أن رجلا جاء إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال تولت عني الدنيا وقلت ذاتيدي فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم فأين أنت من صلاة الملائكة وتسبيح الخلائق وبها يرزقون قال فقلت وماذا يا رسول الله قال قل سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم أستغفر الله مائة مرة ما بين طلوع الفجر إلى أن تصلى الصبح تأتيك الدنيا راغمة صاغرة ويخلق الله عز وجل من كل كلمة ملكا يسبح الله تعالى إلى يوم القيامة لك

Bahwasanya seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saww. lalu ia berkata: “Dunia berpaling dariku dan sedikit di tanganku (miskin)”, Lalu Rasulullah saww. bersabda: “Maka dimanakah kamu dari permohonan rahmat oleh para Malaikat dan tasbih para makhluk, dan dengannya mereka diberi rizki?” ia berkata: Lalu saya berkata: “Apakah itu wahai Rasulullah?”, Beliau bersabda: “Ucapkanlah: SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI SUBHAANALLAAHIL ‘AZHIIMI ASTAGHFIRULLAH (Maha Suci Allah denga segala pujiNya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung, Saya memohon ampun kepada Allah)” seratus (100x) kali antara terbitnya fajar sampai shalat shubuh maka dunia datang dengan hina dan kecil (tidak sombong) dan Allah ‘Azza Wa Jalla menciptakan dari setiap kata akan satu Malaikat yang mentasbihkan Allah Ta’ala sampai hari kiamat yang pahalanya untukmu”. (Di dalam Kitab Ihya Ulumiddin - Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali).

8. Membaca LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH seratus kali.

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من قال لا حول ولا قوة إلا بالله مائة مرة في كل يوم لم يصبه فقر أبداً

Nabi Muhammad SAW. bersabda : Barangsiapa membaca LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAAH seratus kali setiap hari maka tidak tertimpa atasnya kemiskinan / kefaqiran selamanya. (HR. Ibnu Abid Dunya)

9. Membaca surat AL IKHLAS seratus kali.

والبيهقي وابن عديّ عن أنس:

مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ مائَةَ مَرَّةٍ غَفَرَ الله لَهُ خَطَيئَةَ خَمْسينَ عاماً مَا اجْتَنَبَ خصالاً أَرْبعاً: الدِّمَاءَ وَالأمْوَالَ وَالفُروجَ وَالأشْرِبَة

Anas ra. Berkata : “Barangsiapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad seratus kali, diampunkan baginya dosa lima puluh tahun jika ia meninggalkan empat perkara (dosa): Dosa pertumpahan darah, Dosa makan harta dengan batil (haram), Dosa kemaluan (melacur) dan Dosa minum khamer.” (R. Al Baihaqi dan Ibnu Ady, Didalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrasyad)

والطبراني عن فيروز: مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ مائَةَ مَرَّةٍ فِي الصَّلاةِ أَوْ غَيْرِهَا كَتبَ الله لَهْ بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ

Fairuz berkata : “Barangsiapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad seratus kali dalam sembahyang atau tidak, maka Allah akan menulis untuknya kebebasan dari neraka.” (R. Ath Thabarani, Didalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrasyad)

Hayo kita amalkan dzikir-dzikir mulia tersebut, aturlah waktu kita agar dapat membaca dzikir-dzikir mulia tersebut dalam sehari-semalamnya seratus kali agar kita menjadi orang yang beruntung di dunia dan di akhirat nanti, dan dapat dikumpulkan bersama Nabi Muhammad saww., para sahabatnya, para syuhada dan orang-orang sholeh didalam surganya yang tertinggi karena menghidupkan dan mengamalkan sunnah Nabi Muhammad saww., karena Nabi Muhammad saww. bersabda :

من احيا سنتي فقد احبني ومن احبني كان معي فى الجنة

Man ahyaa sunnatii faqod ahabbanii wa man ahabbanii kaana ma’ii fil jannah.

Artinya : Barangsiapa menghidupkan sunnahku maka sesungguhnya (bukti) dia mencintaiku, dan barangsiapa mencintaiku maka ia akan bersamaku disurga. (HR. At Tirmidzi No.2602)

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan dzikir-dzikir mulia tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.. :)

Dikutip dari:

* Hadits Kutubut Tis’ah.
* Ihya' Ulumiddin - Imam Al-Ghazali.
* Al Adzkar - Imam An-Nawawi.
* Riyadhus Shalihin - Al Imam An Nawawi.
* Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad - Asy Syaikh Zinuddin Al Maribariy.
* An Nashaaih Ad Diniyah wal washaaya Al Imaaniyah - Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.
* Lubabul Hadits - Al Imam Al Hafidz Jalaluddin Abdurrahman bin Abii Bakar As Suyuthi.
* Tanqihul Qaul - Asy Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani.


Instagram : @shulfialaydrus
Muhamad Shulfi.
Majelis Nuurus Sa’aadah.

Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

"WAHAI ROSULULLOH, APAKAH MATAKU DAPAT MEMANDANGMU DI SURGA" ?

"WAHAI ROSULULLOH, APAKAH MATAKU DAPAT MEMANDANGMU DI SURGA?".

Diriwayatkan dalam Tafsir Al Imam At Thobary Ra, bahwa ketika salah seorang sahabat dari kalangan Baduwi (Orang Dusun) mendengar Rosululloh Saw membaca Surah Al Insan.

Surah ini lebih banyak menceritakan tentang Kenikmatan dan Keindahan Surga, dimana bahwasanya Surga itu setiap harinya berubah-ubah Warna dan Harumnya.

Maka berkatalah seorang Baduwi itu Kepada Rosululloh Saw :
"Wahai Rosululloh apakah Mataku ini dapat memandangmu kelak di Surga?". Engkau telah menceritakan Keindahan Surga...Tapi apakah Mataku ini dapat memandangmu disana?".

"Yaa Rosululloh, Keindahan Surga tidak aku pedulikan, karena jika aku tidak memandang Wajahmu, maka percuma aku masuk ke dalam Surga".

Mendengar pertanyaan orang Baduwi itu, maka Rosululloh Saw terdiam dan iapun mengulang pertanyaannya :
"Wahai Rosululloh, apakah Mataku dapat memandangmu di Surga?".

Maka Rosululloh Saw berkata :
"Ya, kau akan melihat aku kelak di Surga".

Maka orang Baduwi itu terjatuh pingsan, karena terharu, gembira karena telah dijanjikan kelak bisa Berjumpa dan Melihat Wajah Nabi yang sangat dia Cintai.

Demikian cintanya kepada Nabi Muhammad Saw dan ketika orang itu Wafat, maka Rosululloh pun memanjakannya, dengan menurunkan Jenazahnya kedalam Kubur, lalu memangkunya sesaat, kemudian Beliau Membaca Ayat :

إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُوْرًا .

"Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu dan usahamu adalah di Syukuri (Diberi balasan)".
(Al Insan : 22)

Maka Sahabat Abdullah bin Umar berkata :
"Wahai Rosululloh siapa orang ini?".

Rosululloh Saw berkata :
"Dia bukanlah orang yang menonjol diantara para sahabat, sehingga aku membacakan Ayat ini dan aku sangat Memanjakan dia".

"Demi Dzat yang Jiwaku berada dalam Genggaman-Nya, sungguh orang itu saat ini sedang di Berdirikan di Hadapan Alloh Swt dan Alloh Swt Berkata :
"Aku akan Mensucikan dan Menyinari Wajahmu".

"Kenapa? Karena Cintanya orang Baduwi itu Kepada Sayyidina Muhammad Saw".

Dari : Kumpulan Tausiah Al Habib Munzir Al Musawa.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AMALAN PELUNAS HUTANG

 AMALAN PELUNAS HUTANG... (Amalan Ijazah Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas atau lebih dikenal dengan Habib Ali Bungur) Dalam kitab Al Qirthos...