Saturday, September 29, 2018

KH Khusen Ilyas: Doa Membuka Bisnis Usaha Baru

Ijazah doa membuka bisnis baru, atau usaha baru dari KH Khusen Ilyas.

KH Husein Ilyas adalah kiai sepuh yang sangat disegani dan dihormati di Jawa Timur. Di pondoknya yang sederhana di Karangnongko, Mojokerto, hampir setiap hari banyak orang yang datang mulai silaturrahmi sampai meminta doa dan restu. Menurutnya, siapa saja boleh datang ke pondoknya. Biar itu orang biasa, pejabat, tokoh agama, dan lain sebagainya, ia akan menerimanya dengan tangan terbuka.


Doa Saat Bencana Alam Gempa Bumi

Doa Ketika Terjadi Gempa Bumi
.
.
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢّ ﺇِﻧّﻲْ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﻣَﺎ ﻓِﻴْﻬَﺎ، ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﻣَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﺖَ ﺑِﻪِ؛ ﻭَﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّﻫَﺎ، ﻭَﺷَﺮِّﻣَﺎﻓِﻴْﻬَﺎ ﻭَﺷَﺮِّﻣَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﺖَ ﺑِﻪِ
.
Allâhumma innî asaluka khairaha wa khaira mâ fîhâ,
wa khaira mâ arsalta bihi, wa a’ûdzubika min syarrihâ,
wa syarri mâ fîhâ wa syarri mâ arsalta bihi
.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi didalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan.”

.

Wednesday, September 26, 2018

Doa Mujarab: Asmaul A’zham Al Husna.

Doa Mujarab: Asmaul A’zham Al Husna.

Barangsiapa membiasakan dirinya sebelum berdoa untuk mengawali dengan berdoa/mengucap Asmaul A’zham ini maka akan mempermudah/mempercepat  terkabulnya doa kita..BIsa dikatakan semua permohonan memakai Asmaul Azom seperti mendapat booster agar cepat terkabul

1.  يقول يا ارحم الراحمين

YAA ARHAMAR ROOHIMIIN.

Artinya : Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang.

ان لله تعالى ملكا موكلا بمن يقول يا ارحم الراحمين فمن قالها ثلاثا قال له الملك ان ارحم الراحمين قد أقبل عليك فسل.

Dari Abu Umamah ra., Nabi Muhammad saww. bersabda: Inna lillaahi ta'aalaa malakan muwakkalan biman yaqulu yaa arhamar roohimiina faman qoolahaa tsalaatsan qoola lahul malaku inna arhamar roohimiina qod aqbala 'alaika, fasal.

Artinya : Sesungguhnya Allah swt. itu mempunyai seorang Malaikat yang ditugaskan kepada orang yang berkata "YAA ARHAMAR ROOHIMIIN" (wahai Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang), barangsiapa yang mengatakan perkataan itu tiga kali, maka malaikat itu berkata kepadanya, sesungguhnya Allah yang Maha Pengasih Lagi Penyayang telah menerima pujianmu, Maka bermohonlah.". (HR. Al Hakim)

2. يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ

YAA HAYYU YAA QAYYUUM.

Artinya : Wahai Dzat Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).

حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ يَحْيَى بْنُ الْمُغِيرَةِ الْمَخْزُومِيُّ الْمَدِينِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْفَضْلِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَهَمَّهُ الْأَمْرُ رَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَإِذَا اجْتَهَدَ فِي الدُّعَاءِ قَالَ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ

Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Yahya bin Al Mughirah Al Makhzumi Al Madini serta lebih dari satu orang, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik dari Ibrahim bin Al Fadhl dari Al Maqburi dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila merasa gundah karena suatu perkara maka beliau mengangkat kepalanya ke langit dan mengucapkan: "SUBHAANALLAHIL 'AZHIIMI" (Maha Suci Allah yang Maha Agung). Dan apabila bersungguh-sungguh dalam berdoa beliau mengucapkan: "YAA HAYYU YAA QAYYUUM" (Wahai Dzat Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits gharib. (HR. At Tirmidzi No.3358)

3.  اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BIANNII ASYHADU ANNAKA ANTALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA ANTAl AHADUSH SHAMAD, ALLADZII LAM YALID WA LAM YUULAD WA LAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD.

Artinya : Ya Allah, aku memohon kepadaMu dengan bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa, Tempat bergantung, Yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, dan tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya.

حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عِمْرَانَ الثَّعْلَبِيُّ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو وَهُوَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ قَالَ فَقَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى قَالَ زَيْدٌ فَذَكَرْتُهُ لِزُهَيْرِ بْنِ مُعَاوِيَةَ بَعْدَ ذَلِكَ بِسِنِينَ فَقَالَ حَدَّثَنِي أَبُو إِسْحَقَ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ قَالَ زَيْدٌ ثُمَّ ذَكَرْتُهُ لِسُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ فَحَدَّثَنِي عَنْ مَالِكٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَرَوَى شَرِيكٌ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ وَإِنَّمَا أَخَذَهُ أَبُو إِسْحَقَ الْهَمْدَانِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ

Telah menceritakan kepada kami Ja'far bin Muhammad bin Imran Ats Tsa'labi Al Kufi telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab dari Malik bin Mighwal dari Abdullah bin Buraidah Al Aslami dari ayahnya, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar orang yang berdoa dengan mengatakan; ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BIANNII ASYHADU ANNAKA ANTALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, Al AHADUSH SHAMAD, ALLADZII LAM YALID WA LAM YUULAD WA LAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD (Ya Allah, aku memohon kepadaMu dengan bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa, Tempat bergantung, Yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, dan tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya). Kemudian beliau mengatakan: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, sungguh ia telah meminta dengan namaNya yang paling agung, yang apabila Dia dimintai suatu doa maka Dia akan mengabulkan dan apabila diminta dengannya maka Dia akan memberi." Zaid berkata; kemudian aku menyebutkannya kepada Zuhair bin Mu'awiyah beberapa tahun setelah itu. Kemudian ia berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Malik bin Mighawal, Zaid berkata; kemudian aku menyebutkannya kepada Sufyan Ats Tsauri kemudian ia menceritakan kepadaku dari Malik. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib, dan Syarik meriwayatkan hadits ini dari Abu Ishaq dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, dan sesungguhnya Abu Ishaq Al Hamdani mengambilnya dari Malik bin Mighwal. (HR. At Tirmidzi No.3397, Abudaud No.1276, Ahmad No.21963)

4.  يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM.

Artinya : Wahai Dzat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.

وَبِإِسْنَادِهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلِظُّوا بِيَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ عَنْ أَنَسٍ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ

Dan dengan sanadnya (Yaitu; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim Al Muktib telah menceritakan kepada kami Abu Badr Syuja' bin Al Walid dari Ar Ruhail bin Mu'awiyah saudara Zuhair bin Mu'awiyah, dari Ar Raqasyi dari Anas bin Malik), ia mengatakan; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Tetaplah berdoa dengan mengucapkan; YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM." (Wahai Dzat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan) Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits gharib. Dan hadits ini telah diriwayatkan dari Anas dari selain jalur ini. (HR. At Tirmidzi No.3447, 3448 dan 3450)

5. اللَّهُمَّ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

ALLAAHUMMA LAA ILAAHA ILLAA ANTA Al MANNAAN, BADII'US SAMAAWAATI WAL ARDHI DZAL JALAALI WAL IKRAAM.

Artinya : Ya Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Memberi, Pencipta langit dan bumi, Dzat Yang memiliki keagungan dan kemuliaan.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي الثَّلْجِ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَغْدَادَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ صَاحِبُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ زَرْبِيٍّ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ وَثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسْجِدَ وَرَجُلٌ قَدْ صَلَّى وَهُوَ يَدْعُو وَيَقُولُ فِي دُعَائِهِ اللَّهُمَّ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُونَ بِمَ دَعَا اللَّهَ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَقَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ عَنْ أَنَسٍ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Abu Ats Tsalj yang merupakan penduduk Baghdad berkunyah Abu Abdullah, sahabat Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Zarbi dari Ashim Al Ahwas dan Tsabit dari Anas ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasuki masjid dan terdapat seorang laki-laki yang melakukan shalat dan berdoa dengan mengucapkan: ALLAAHUMMA LAA ILAAHA ILLAA ANTA Al MANNAAN, BADII'US SAMAAWAATI WAL ARDHI DZAL JALAALI WAL IKRAAM (Ya Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Memberi, Pencipta langit dan bumi, Dzat Yang memiliki keagungan dan kemuliaan). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Tahukah kalian, dengan apakah orang tersebut berdoa kepada Allah? Ia telah berdoa kepada Allah dengan namaNya yang paling agung, yang apabila Dia dimintai doa maka Dia akan mengabulkannya. Dan apabila diminta maka Dia akan memberi." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits gharib dari jalur ini. Dan telah diriwayatkan dari selain jalur ini. (HR. At Tirmidzi No.3467)

6. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BIANNA LAKAL HAMDU LAA ILAAHA ILLAA ANTAl MANNAANU, BADII'US SAMAAWAATI WAL ARDHI, YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA HAYYU YAA QAYYUUM.

Artinya : ya Allah, aku memohon kepadaMu bahwa bagiMu segala pujian, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Pemberi, Pencipta langit dan bumi. Wahai Dzat yang memiliki keagungan, serta kemuliaan, wahai Dzat yang Maha Hidup, lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْحَلَبِيُّ حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ خَلِيفَةَ عَنْ حَفْصٍ يَعْنِي ابْنَ أَخِي أَنَسٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا وَرَجُلٌ يُصَلِّي ثُمَّ دَعَا اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى

Telah menceritakan kepada Kami Abdurrahman bin 'Ubaidullah Al Halabi, telah menceritakan kepada Kami Khalaf bin Khalifah dari Hafsh yaitu anak saudara Anas dari Anas bahwa ia duduk bersama Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam dan terdapat seorang laki-laki yang melakukan shalat, kemudian ia berdoa; ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BIANNA LAKAL HAMDU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, Al MANNAANU, BADII'US SAMAAWAATI WAL ARDHI, YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA HAYYU YAA QAYYUUM (ya Allah, aku memohon kepadaMu bahwa bagiMu segala pujian, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Pemberi, Pencipta langit dan bumi. Wahai Dzat yang memiliki keagungan, serta kemuliaan, wahai Dzat yang Maha Hidup, lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh ia telah berdoa kepada Allah dengan namaNya yang agung, yang apabila dipanjatkan doa kepadaNya dengan nama tersebut maka Dia akan mengabulkannya, dan apabila Dia diminta dengan nama tersebut maka Dia akan memberinya." (HR.Abudaud No.1277)

7.  لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ

LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN.

Artinya : Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ مَرَّةً عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ سَعْدٍ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ أَبِيهِ وَقَدْ رَوَى غَيْرُ وَاحِدٍ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ يُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ سَعْدٍ وَلَمْ يَذْكُرُوا فِيهِ عَنْ أَبِيهِ وَرَوَى بَعْضُهُمْ وَهُوَ أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ عَنْ يُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَقَ فَقَالُوا عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ نَحْوَ رِوَايَةِ ابْنِ يُوسُفَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَعْدٍ وَكَانَ يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَقَ رُبَّمَا ذَكَرَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ عَنْ أَبِيهِ وَرُبَّمَا لَمْ يَذْكُرْهُ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abu Ishaq dari Ibrahim bin Muhammad bin Sa'd dari ayahnya dari Sa'd ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah; LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya." Muhammad bin Yahya berkata; berkata Muhammad bin Yusuf suatu kali dari Ibrahim bin Muhammad bin Sa'd dari Sa'd dan ia tidak menyebutkan padanya dari ayahnya. Dan hadits ini telah diriwayatkan lebih dari satu orang dari Yunus bin Abu Ishaq dari Ibrahim bin Muhammad bin Sa'd dari Sa'd dan mereka tidak menyebutkan padanya dari ayahnya. Dan sebagian mereka yaitu Abu Ahmad Az Zubairi telah meriwayatkan dari Yunus bin Abu Ishaq lalu mereka berkata dari Ibrahim bin Muhammad bin Sa'ad seperti riwayat Ibnu Yusuf dari ayahnya dari Sa'ad. dan terkadang Yunus bin Abu Ishaq menyebutkan dalam hadits ini dari ayahnya, dan terkadang tidak menyebutkannya.(HR. At tirmidzi No.3427)

Tambahan :

Al Habib Abdullah bin Husien Bin Thohir pernah ditanya/diminta oleh seseorang untuk memberikan  Asmaul A’zham kepadanya yang bila berdo’a dengan Asma’ul A’zham itu maka do’anya akan langsung/cepat terkabul, lalu Beliau berkata, maukah engkau ku ajarkan amalan yang lebih cepat dari pengabulan dengan menggunakan Asmaul A’zham, lalu beliau berkata, do’akanlah aku (mendoakan orang lain), karena apa yang engkau pinta untukku maka Allah akan mengabulkannya untukmu juga dengan pengabulan yang sangat cepat melebihi dengan Asmaul A’zham..

Ini dalil-dalilnya :

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ صَفْوَانَ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَفْوَانَ وَكَانَتْ تَحْتَهُ الدَّرْدَاءُ قَالَ قَدِمْتُ الشَّامَ فَأَتَيْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فِي مَنْزِلِهِ فَلَمْ أَجِدْهُ وَوَجَدْتُ أُمَّ الدَّرْدَاءِ فَقَالَتْ أَتُرِيدُ الْحَجَّ الْعَامَ فَقُلْتُ نَعَمْ قَالَتْ فَادْعُ اللَّهَ لَنَا بِخَيْرٍ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ قَالَ فَخَرَجْتُ إِلَى السُّوقِ فَلَقِيتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَقَالَ لِي مِثْلَ ذَلِكَ يَرْوِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ و حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ وَقَالَ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَفْوَانَ

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami 'Isa bin Yunus telah menceritakan kepada kami 'Abdul Malik bin Abu Sulaiman dari Abu Az Zubair dari Shafwan bin 'Abdullah bin Shafwan dan riwayat selanjutnya adalah dari Ummu Darda', dia berkata; "Saya pernah pergi ke Syam dan mengunjungi Abu Darda' di rumahnya. Namun saya tidak bertemu dengannya, lalu saya pergi menjumpai Ummu Darda'. Setelah itu, Ummu Darda' bertanya kepada saya; 'Hai Shafwan, apakah kamu akan pergi haji pada tahun ini? ' Saya pun menjawab; 'Ya.' Ummu Darda' berkata; 'Mohonkanlah kepada Allah kebaikan untuk kami, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Doa seorang muslim untuk saudaranya sesama muslim dari kejauhan tanpa diketahui olehnya akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang telah diutus, dan setiap kali ia berdoa untuk kebaikan, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan 'Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.' Shafwan berkata; 'Setelah itu saya pergi ke pasar dan di sana saya bertemu dengan Abu Darda'. Ternyata ia pun mengatakan seperti itu kepada saya yang diriwayatkannya dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Dan telah menceritakannya kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari 'Abdul Malik bin Abu Sulaiman melalui sanad ini dengan Hadits yang serupa. dia berkata; dari Shafwan bin 'Abdullah bin Shafwan. (HR. Muslim No.4914)

حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَكَانَتْ تَحْتَهُ أُمُّ الدَّرْدَاءِ فَأَتَاهُمْ فَوَجَدَ أُمَّ الدَّرْدَاءِ فَقَالَتْ لَهُ أَتُرِيدُ الْحَجَّ الْعَامَ فَقَالَ نَعَمْ قَالَتْ فَادْعُ لَنَا بِخَيْرٍ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ إِنَّ دَعْوَةَ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ مُسْتَجَابَةٌ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ بِهِ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ قَالَ فَخَرَجْتُ إِلَى السُّوقِ فَلَقِيتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَحَدَّثَنِي عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ ذَلِكَ

Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdul Malik dari Abu Zubair dari Shafwan bin Abdullah -yang dia menanggung Ummu Darda', kemudian dia mendatangi mereka- dan mendapati Ummu Darda', maka Ummu Darda' berkata kepadanya, "Apakah kamu hendak melaksanakan haji tahun ini?" Dia menjawab, "Ya." Ummu Darda' lalu berkata, "Tolong do'akan kebaikan untuk kami, karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Sesungguhnya do'anya seorang Muslim kepada saudaranya yang berada di tempat yang jauh adalah dikabulkan, dan di sisikepalanya ada para Malaikat yang ditugaskan kepadanya, setiap kali berdo'a kepada saudaranya dengan kebaikan para Malaikat berkata, 'Amiin, dan bagimu yang semisalnya'." Shafwan berkata, "Kemudian aku keluar ke pasar dan bertemu dengan Abu Darda', lalu ia menceritakan kepadaku tentang hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu." (HR. Ahmad No.26279 dana No.20717)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَفْوَانَ قَالَ وَكَانَتْ تَحْتَهُ ابْنَةُ أَبِي الدَّرْدَاءِ فَأَتَاهَا فَوَجَدَ أُمَّ الدَّرْدَاءِ وَلَمْ يَجِدْ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَقَالَتْ لَهُ تُرِيدُ الْحَجَّ الْعَامَ قَالَ نَعَمْ قَالَتْ فَادْعُ اللَّهَ لَنَا بِخَيْرٍ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ دَعْوَةُ الْمَرْءِ مُسْتَجَابَةٌ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ يُؤَمِّنُ عَلَى دُعَائِهِ كُلَّمَا دَعَا لَهُ بِخَيْرٍ قَالَ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلِهِ قَالَ ثُمَّ خَرَجْتُ إِلَى السُّوقِ فَلَقِيتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَحَدَّثَنِي عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ ذَلِكَ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari Abdul Malik bin Abu Sulaiman dari Abu Az Zubair dari Shafwan bin Abdullah bin Shafwan -suami dari putri Abu Darda-, ia berkata; "Suatu ketika ia mendatanginya, namun ia hanya mendapati Ummu Darda' dan tidak mendapati Abu Darda'. Ummu Darda pun berkata; 'Apakah kamu mau berangkat haji tahun ini? ' Shafwan menjawab; 'Ya' lalu Ummu Darda berkata; 'Doakan kebaikan untuk kami, karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Doa seseorang untuk saudaranya yang sedang tidak bersamanya adalah mustajab (terkabul). Karena di atas kepalanya terdapat malaikat yang akan mengamini doanya setiap kali ia berdoa untuk kebaikan saudaranya. Malaikat itu akan berucap: 'Amin, dan untukmu kebaikan yang serupa'. Shafwan berkata; 'Kemudian aku pergi ke pasar, dan di sana aku bertemu dengan Abu Darda, ia lantas membacakan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang sama kepadaku'. (HR. Ibnumajah No.2886)

Doa Asmaul Azom Memohon Dengan Al Ikhlas

Doa Memohon Dengan Al Ikhlas

 اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BIANNII ASYHADU ANNAKA ANTALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA ANTAl AHADUSH SHAMAD, ALLADZII LAM YALID WA LAM YUULAD WA LAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD.

Artinya : Ya Allah, aku memohon kepadaMu dengan bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa, Tempat bergantung, Yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, dan tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya.

حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عِمْرَانَ الثَّعْلَبِيُّ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو وَهُوَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ قَالَ فَقَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى قَالَ زَيْدٌ فَذَكَرْتُهُ لِزُهَيْرِ بْنِ مُعَاوِيَةَ بَعْدَ ذَلِكَ بِسِنِينَ فَقَالَ حَدَّثَنِي أَبُو إِسْحَقَ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ قَالَ زَيْدٌ ثُمَّ ذَكَرْتُهُ لِسُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ فَحَدَّثَنِي عَنْ مَالِكٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَرَوَى شَرِيكٌ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ وَإِنَّمَا أَخَذَهُ أَبُو إِسْحَقَ الْهَمْدَانِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ

Telah menceritakan kepada kami Ja'far bin Muhammad bin Imran Ats Tsa'labi Al Kufi telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab dari Malik bin Mighwal dari Abdullah bin Buraidah Al Aslami dari ayahnya, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar orang yang berdoa dengan mengatakan:

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BIANNII 
ASYHADU ANNAKA ANTALLAAHU 
LAA ILAAHA ILLAA ANTA, Al AHADUSH SHAMAD, 
ALLADZII LAM YALID WA LAM YUULAD 
WA LAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD

(Ya Allah, aku memohon kepadaMu dengan bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa, Tempat bergantung, Yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, dan tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya).

Kemudian beliau mengatakan: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, sungguh ia telah meminta dengan namaNya yang paling agung, yang apabila Dia dimintai suatu doa maka Dia akan mengabulkan dan apabila diminta dengannya maka Dia akan memberi." Zaid berkata; kemudian aku menyebutkannya kepada Zuhair bin Mu'awiyah beberapa tahun setelah itu. Kemudian ia berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Malik bin Mighawal, Zaid berkata; kemudian aku menyebutkannya kepada Sufyan Ats Tsauri kemudian ia menceritakan kepadaku dari Malik. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib, dan Syarik meriwayatkan hadits ini dari Abu Ishaq dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, dan sesungguhnya Abu Ishaq Al Hamdani mengambilnya dari Malik bin Mighwal. (HR. At Tirmidzi No.3397, Abudaud No.1276, Ahmad No.21963)

Tuesday, September 25, 2018

Amalan Rejeki dari Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantany

FAEDAH AGUNG KEISTIMEWAAN BACAAN EMPAT SURAT AL QUR'AN DIBACA SORE HARI SEBELUM TERBENAM MATAHARI oleh : Guru Besar Kitab Kuning Nusantara As Syaikh Al Imam Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantany Rahimahullahu Ta'ala wa Ardhahu aamiin

Ada empat bacaan surat Al Qur'an yang telah dijelaskan dalam kitab Maraqil Ubudiyyah Syarah Bidayatil Hidayah hal ; 38, karya Ulama' Agung Nusantara Al Imam As Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantany

 ( مَرَاقِى الْعُبُوْدِيَّةِ عَلَى شَرْحِ بِدَايَةِ الْهِدَايَةِ ، ص ؛ ٣٨ ) ←" ( وَاقْرَأْ قَبْلَ غُرْوْبِ الشَّمْسِ ) أَرْبَعَ سُوَرٍ ( وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى وَالمُعَوِّذَتَيْنِ ) بِكَسْرِ الوَاوِ كَمَا قَالَهُ القُسْطَلَّانِيْ ، فَمَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ " وَالشَّمْسِ " رَزَقَهُ اللّٰهُ الفَهْمَ الذَّكِيَّ وَالفَطَنَةَ فِيْ جَمِيْعِ الْأَشْيَاءِ ، وَمَنْ تَلَا سُوْرَةَ " وَاللَّيْلِ " حُفِظَ مِنْ هَتِكِ السَّتْرِ ، وَمَنْ تَلَا سُوْرَةَ " الفَلَقِ " وُقِيَ السُّوْءَ وَمَنْ تَلَا سُوْرَةَ " النَّاسِ " عُصِمَ مِنَ البَلَايَا وَأُعِيْذَ مِنَ الشَّيْطَانِ ، وَمَنْ دَاوَمَ عَلَي قِرَاءَتِهَا كَانَ رِزْقُهُ كَالْمَطَرِ ". →

Berkata Al Imam As Syaikh Nawawi Al Bantany Rahimahullaahu Ta'ala : " Dan bacalah sebelum terbenamnya matahari empat surat yaitu ; surat Wassyamsi wa Dhuhaahaa, wallaili idzaa yaghsyaa, wal muawwidzataini  ( وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ → surat Al Falaq & An Naas) dengan kasrahnya wawu sebagaimana dijelaskan oleh Al Imam Al Qusthallaniy.

"Barang siapa yang membaca surat " وَالشَّمْسِ " , maka Allah SWT memberinya rizqi berupa kefahaman yang unggul dan kecerdasan didalam semua perkara,
dan barang siapa yang membaca surat " وَاللَّيْلِ " , maka dia dijaga oleh Allah SWT dari terbukanya rahasia/aib-aib,
dan barang siapa yang membaca surat " الفَلَقِ " , maka dia dijaga oleh Allah SWT dari keburukan, dan barang siapa yang membaca surat " النَّاسِ " , maka dia dijaga oleh Allah SWT dari bala'-bala' (musibah/bencana) dan dilindungi daripada gangguan-gangguan syaitan,
dan barang siapa yang menyenantiasakan membaca surat-surat tersebut maka rizqinya seperti hujan".

Sumber Habib Hud Alatas


HABIB ZEIN BIN IBRAHIM BIN SMITH

HABIB ZEIN BIN IBRAHIM BIN SMITH

رب فانفعنا ببركتهم واهدنا الحسنى بحرمتهم وأمتنا في طريقتهم ومعافة من الفتنﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْﻟِﻲْ ﻭَﻟِﻮَﺍﻟِﺪَﻱَّ ﻭَﺍﺭْﺣَﻤْﻬُﻤَﺎﻛَﻤَﺎﺭَﺑَّﻴَﺎﻧِﻲْ ﺻَﻐِﻴْﺮَﺍ ,يَا رَ بِّ وَ اجْمَعْنَا وَ أَحْبَابًا لَنَا#
فِي دَ ارِكَ الْفِرْ دَ وْسِ يَا رَ جْوَ انَا
۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞
يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ أَمِتْـنَا عَلَى دِيْنِ الإِسْلاَمِ
آمين اللهم آمين امين امين يارب العالمين

Habib Zain lahir di ibukota Jakarta pada 1357/1936. Ayahnya, Habib Ibrahim adalah ulama besar di bumi Betawi kala itu. Selain keluarga, lingkungan tempat di mana mereka tinggal pun boleh dikatakan sangat religius.

Guru-gurunya ialah Habib Muhammad bin Salim bin Hafiz, Habib Umar bin Alwi al-Kaf, al-Allamah al-Sheikh Mahfuz bin Salim, Sheikh Salim Said Bukayyir Bagistan, Habib Salim bin Alwi al-Khird, Habib Ja’far bin Ahmad al-Aydrus, Habib Muhammad al-Haddar (mertuanya) dan ramai lagi. Selanjutnya, pada usia empat belas tahun (1950), ayahnya memberangkatkan habib Zain ke Hadramaut, tepatnya kota Tarim. Di bumi awliya’ itu Habib Zain tinggal di rumah ayahnya yang telah lama ditinggalkan.

Menyadari mahalnya waktu untuk disia-siakan, Habib Zain berguru kepada sejumlah ulama setempat, berpindah dari madrasah satu ke madrasah lainnya, hingga pada akhirnya mengkhususkan belajar di Ribath Tarim. Di pesantren ini nampaknya Habib Zain merasa cocok dengan keinginannya. Di sana ia memperdalam ilmu agama, antara lain mengaji kitab ringkasan ( mukhtashar ) dalam bidang fikih kepada Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz. Dibawah asuhan Habib Muhammad pula, Habib Zain berhasil menghapalkan kitab fikih buah karya Imam Ibn Ruslan, “Zubad”, dan “Al-Irsyad” karya Asy-Syarraf Ibn al-Muqri. Tak cukup di situ, Habib Zain belajar kitab “Al-Minhaj” yang disusun oleh Habib Muhammad sendiri, menghapal bait-bait (nazham) “Hadiyyahas-Shadiq” karya Habib Abdullah bin Husain bin Thahir dan lainnya.

Dalam penyampaiannya, di Tarim beliau sempat berguru kepada sejumlah ulama besar. Seperti Habib Umar bin Alwi al-Kaf, Syekh Salim Sa’id Bukhayyir Bagitsan, Habib Salim bin Alwi al-Khird, Syekh Fadhl bin Muhammad Bafadhl, Habib Abdurrahman bin Hamid as-Sirri, Habib Ja’far bin Ahmad al-Aydrus, Habib Ibrahim bin Umar bin Agil dan Habib Abu Bakar al-Atthas bin Abdullah Al-Habsyi. Selain menimba ilmu, di sana Habib Zain banyak mendatangi majlis para ulama demi mendapat ijazah, semisal Habib Muhammad bin Hadi as-Seggaf, Habib Ahmad bin Musa al-Habsyi, Habib Alwi bin Abbas al-Maliki al-Makki, Habib Umar bin Ahmad bin Sumaith, Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad, Habib Abdul Qadir bin Ahmad as-Seggaf dan Habib Muhammad bin Ahmad as-Syatiri. Demikianlah. Melihat begitu banyaknya ulama yang didatangi, dapat di simpulkan, betapa besar semangat Habib Zain dalam rangka merengkuh ilmu pengetahuan agama, apalagi melihat lama waktu beliau tinggal di sana, yaitu kurang lebih delapan tahun.

Di rasa ilmu yang didapatkan cukup, salah seorang gurunya bernama Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz menyarankannya pindah ke kota Baidhah, salah satu wilayah pelosok bagian negeri Yaman, utuk mengajar di ribath di sana sekaligus berdakwah. Ini dilakukan menyusul permohonan mufti Baidhah, Habib Muhammad bin Abdullah al-Haddar. Dalam perjalanan ke sana, Habib Zain singgah dulu di kediaman seorang teman dekatnya di wilayah Aden, Habib Salim bin Abdullah as-Syatiri, yang saat itu menjadi khatib dan imam di daerah Khaur Maksar. Di sana Habib Zain tinggal beberapa saat.

Selanjutnya, Habib Zain melanjutkan perjalanannya. Maka dapat ditebak, sesampai di Baidhah, Habib Zain pun mendapat sambutan hangat dari sang tuan rumah, Habib Muhammad al-Haddar. Di sanalah untuk pertama kali ia mengamalkan ilmunya lewat mengajar.

Habib Zain menetap lebih dari 20 tahun di Rubath Baidha’ menjadi khadam ilmu kepada para penuntutnya. Beliau juga menjadi mufti dalam Mazhab Syafi’e. Setelah itu beliau berpindah ke negeri Hijaz.

Selama 12 tahun Habib Zain telah bersama-sama dengan Habib Salim al-Syatiri menguruskan Rubath di Madinah. Setelah itu Habib Salim telah berpindah ke Tarim, Hadhramaut untuk menguruskan Rubath Tarim.

Habib Zain di Madinah diterima ramai. Keterampilan dan wibawanya moncer. Muridnya banyak dan terus bertambah. Dalam kesibukan mengajar dan usianya yang juga semakin meningkat, keinginan untuk terus menuntut ilmu tidak pernah pudar.

Beliau mendalami ilmu Ushul dari Sheikh Zaydan al-Syanqiti al-Maliki. Habib Zain terus menyibukkan diri menuntut dengan Al-Allamah Ahmaddu bin Muhammad Hamid al-Hasani al-Syanqiti dalam ilmu bahasa dan Usuluddin.

Habib Zain seorang yang tinggi kurus. Lidahnya basah, tidak henti berzikrullah. Beliau sentiasa menghidupkan malamnya. Di waktu pagi Habib Zain keluar bersolat Subuh di Masjid Nabawi. Beliau beriktikaf di Masjid Nabawi sehingga matahari terbit, setelah itu beliau menuju ke Rubath untuk mengajar. Majlis Rauhah setelah asar sehingga maghrib.

ﻭَٱللّٰهُ أَﻋْﻠَﻢُ بِٱﻟﺼَّﻮَٱﺏِ

Sumber Tariqoh Baallawy

https://id.wikipedia.org/wiki/Zain_bin_Smith

Karya tulis
Ia memiliki banyak karya tulis, di antaranya:

Al-Manhaj as-Sawi Syarh Ushul Thariqah Alu Ba'alwi
Al-Fuyudhat ar-Rabbaniyyah min Anfasi as-Sadah al-'Alawiyyah
Al-Futuhat al-'Aliyyah fi al-Khuthab al-Minbariyyah
Al-Ajwibah al-Ghaliyah fi Aqidati Firqati an-Najiyyah
Hidayatu az-Zairin ila Ad'iyati az-Ziyarah an-Nabawiyyah wa Masyahid ash-Shalihin
An-Nujum az-Zahirah liSalik Thariqi al-Akhirah
Al-Fatawa al-Fiqhiyyah
Tsabat Asaniduhu wa Syuyukhuhu

---------------------

Amalan ijazah yang didapatkan dari sayidil walid habib alwi bin muhammad bin yahya yang di dapat langsung oleh oleh al habib zein bin ibrohim bin smith pada peringatan houl al habib ahmad bin abdullah bin thalib al athost sapuro pekalongan jawa tengah bbrp tahun yang lalu :

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اَللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِِ
«¤ Assholatu was salaamu alaika yaa sayidi yaa rosulallah qollat hiylatiy adrikniy .
« ¤ Assalamu alaika ayyuhan nabiyu. warahmatullah wabarakatuh.
« ¤ Ana fi jahii rasulillahi shollallahu alaihi wassalam.

Artinya : Semoga rahmat Keagungan dan keselamatan tercurah atas dirimu wahai tuan ku wahai utusan Allah.,sebenarnya sudah habis daya upayaku pertautkanlah hatiku dgn mu. Salam sejahtera atasmu wahai nabi dan mudah mudahan rahmat Allah serta keberkahan tercurah atasmu. Saya berada di bawah Kedudukan Rasulullah Saw, ( minta di beri Ke istimewaan Rasulullah Saw ).

Setiap bacaan di baca sebanyak 116x.
Di baca setiap ba'da sholat 5 waktu atau setiap hari jum'at .

Semuanya Dilakukan Dengan Basmallah

Kitab suci Al-Qur,an yg terdiri Dari 6666 ayat
114 suroh Dan 30 juz.

Dan terhimpun dalam umul Qur,an Al fatihah,dam kemudian terhimpun dalam kalimah bassmalah."

KULLU AMRIN DZIBALIN LAA YUBDA,U BIBISSMILLAHI FAHUA ABSTAR" Setiap perkara yg tidak di awali dngan SIFAT KASIH SAYANG MAKA IA TERPUTUS...

Dan hikhmah Dari bassmalah adalah menerapkan sipat RAHMAN RAHIM" Kasih sayang terhadap seluruh Alam itulah arti Islam yg sesungguhyh RAHMATAN LILL ALAMIN.


Dzikir Meminta Datangnya Rejeki



IJAZAH MUBAROKAH*

*Amalan untuk Mudahkan datangnya Rizqi.*

Sembilan amalan ini dibaca sehabis sholat subuh :

ربّ اغفر لي ولوالديّ

1. ROBBIGhFIRLII WA LIWALIDAYYA 100x.

(Ya Tuhanku, Ampunilah aku dan ampunilah ibu bapakku)

لا اله إلّا الله الملك الحقّ المبين

2. LAA ILAAHA ILLALLAAHUL MALIKUL HAQQUL MUBIIN 100x.

(Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Raja Yang Hak dan Menerangkan)

لا حول ولا قوّة إلّا بالله

3. LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAAH 100x.

(Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan AIIah)

يا فتّاح يا رزّاق يا كافي يا مغني

4. YAA FATTAAHU YAA ROZZAAQU YAA KAAFII YAA MUGhNII 100x.

(Yang Maha Membuka, Yang Maha Memberi Rizki, Yang Maha Mencukupi, Yang Maha Memberi Kekayaan)

يا واسع يا باسط

5. YAA WAASI'U YAA BAASITh 100x.

(Yang Maha Luas, Yang Maha Melapangkan)

يا كريم ياوهّاب يا ذاالطّول يا الله

6. YAA KARIIMU YAA WAHHAABU YAA DzATh ThOULI YAA ALLAH 100x.

(Yang Maha Mulia, Yang Maha Memberi, Yang Maha Pemilik Anugerah, Yaa Allah)

برهتيه

7. BARHATIIHIN 100x.

(Dzat Yang Maha Suci)

وصبّ عليّ الرّزق صبّة رحمة
فانت رجا قلبى الكسير من الخبت

8. WA ShUBBA 'ALAYYAR RIZQO ShUBBATA ROHMATIN FA ANTA ROJAA QOLBIL KASIIRI MINAL KhOBAT 39x.

(Ya Allah, siramilah untukku dengan siraman rezeki dan siraman rahmat, dan Engkaulah harapan hati yang retak karena hancur/banyak dosa)

اللّهمّ اكفني بحلالك عن حرامك وأغنني بفضلك عمّن سواك

9. ALLAAHUMMAKFINII BIHALAALIKA 'AN HAROOMIKA WA AGhNINII BIFADhLIKA ‘AMMAN SIWAAKA 70x.

(Ya Allah, cukupkanlah aku dengan kehalalan-Mu sehingga tidak memerlukan keharaman-Mu, dan jadikanlah aku kaya sehingga tidak butuh kepada selain-Mu)

Sembilan amalan tersebut diatas adalah amalan untuk mempermudah datangnya rizki dan kebaikan, silahkan diamalkan dan alfaqir (Muhammad Afif Zuhri) ijazahkan kepada siapa saja yg mau mengamalkannya.

Monday, September 24, 2018

KH AS'AD HUMAM Penyusun Buku Iqro Yang Mengajari Kita Baca Quran

KH AS'AD HUMAM Penyusun Buku Iqro Yang Mengajari Kita Baca Quran

Bagi yg bisa membaca Alquran dan berbagai kitab berbahasa arab tentu tak bisa dilepaskan dengan metode iqro' saat baru belajar membaca Alquran di masa kanak². Sudah sepatutnya pula lah kita berterima kasih pada beliau. Tanpa beliau, apalah kita. Hanya butiran debu.

Karyanya yg sudah melegenda telah melahirkan generasi² pendatang yg hebat di negeri ini. Bahkan karyanya jadi metode utama pembelajaran Alquran di berbagai negara ASEAN. Karyanya seolah kecil, tapi tanpa sesuatu yg kecil niscaya takkan ada sesuatu yg besar.

Beliau wafat pada tgl 2 Februari 1996. Dimakamkan di makam Selokraman Kotagede. Tepatnya kurang lebih 100 meter barat masjid Baiturrahman (tempat beliau disholatkan) Jl. Purbayan, Kotagede Yogyakarta.

Makam beliau hanya dikelilingi batu biasa, tanpa adanya kijing ataupun rumah layaknya orang² yg mempunyai jasa besar lainnya.

Menurut warga setempat, beliau, semasa hidup memang sudah berpesan utk makamnya kelak tak usah diberi kijing, cukup sederhana saja.

Beliaulah pahlawan tanpa tanda jasa yg benar² tanpa tanda jasa.

Mari kita hadiahkan Fatihah utk beliau
Al Fatihah

Oleh Ustadz Ainur Hasan


KH Abdul Hamid Tiap Haul Syeh Abdul Qadir Jaelani Hadir di Baghdad

KH. ABDUL HAMID Pasuruan Selalu Datang ke Khaul Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di Baghdad.

Kisah tentang Kiai Hamid ini saya dengar langsung dari Kiai Masyhudi Sanan Kulon Blitar sekitar tahun 2007-2008 sebelum beliau wafat. Santri Kiai Baidlowi Lasem yang merupakan paman Kiai Hamid ini bercerita kepada saya waktu saya sowan ke ndalem beliau.

“Awakmu takono abahmu (mertua; KH. Idris Hamid), opo tau Kiai Hamid nang Baghdad”

“Lha kok ngaten Yai?” jawab saya

“Iyo, sebab awal tahun 80-an, aku pas lungo haji, ndek Masjidil Haram pas sholat Jumat aku sandingan karo Syekh Hassan teko Baghdad. Deweke terus ngajak kenalan, yo mesthi nganggo boso Arab, takon jenengku lan asalku. Yo tak jawab ..

“Ana min Jawa Syarqiyah” (saya dari Jawa Timur). Lha kok beliau langsung takon:

“Halla ta’lam Syaikh Abdal Hamid min Pasuruan?” (apa kamu mengenal Kiai Hamid dari Pasuruan)” Yo tak jawab

“Thob’an, huwas syaikhuna al masyhur li ‘ilmih” (Tentu, beliau adalah guru kami yang terkenal karena kealimannya).

“Lajeng Yai, kok saget Syekh Hasan beliau kenal Romo Kiai Hamid?” Tanya saya

“Yo akhire deweke tak takoni lan crito karo, yen saben haule Syekh Abdul Qodir al-Jailani ning Baghdad, Kiai Hamid mesthi rawuh lan nginep ning ndaleme syekh Hassan kuwi. Iku saben tahun lho ngendikane..”.

Saya pun makin khusyuk mendengarkan lanjutan cerita Kiai Masyhudi..

“Bar sholat Jumat sak durunge pisah, syekh Hassan langsung dawuh “Sallim lis syaikh Abdil Hamid, wa qul ana fintidzorih ‘amal muqbil” (Sampaikan salam saya kepada Kiai Hamid, saya tunggu beliau di rumah saya tahun depan).

“Lajeng Yai?” saya bertanya penasaran..

“Bar muleh haji oleh pirang dino ngunu, aku langsung sowan Kiai Hamid nyang Pasuruan. Lha ndilalah pas nyampe ning ngarepe ndalem, Kiai Hamid koyo wis nunggu aku lan langsung manggil ngunu. Bar salaman sungkem, Kiai Hamid langsung mbisiki ning kupingku.”

“Nak Masyhudi, mpun ngendikan sinten-sinten geh yen mantun kepanggih Syekh Hassan. Salam sampun kulo trami, alaika wa alaihis salam. Saestu lho geh mpun ngendikan sinten-sinten”

Kiai Masyhudi pun langsung tertawa saat bercerita itu, sedangkan saya makin ndomblong mendengar cerita beliau.

“Ya Allaaah, yo koyo ngunu kuwi waliyullah tenanan. Aku urung crito kok yo Kiai Hamid wis weruh disek” saut Kiai Masyhudi mengomentari cerita beliau.

Saya yang ndomblong pun hanya bisa berkata:

“Lha nopo Kiai Hamid panci natos dateng Baghdad, Yai?” tanya saya kepada beliau.

“Lha mangkane, awakmu tak omongi iki supoyo koe takon nyang abahmu. Takono, opo tau Kiai Hamid nyang Baghdad. Lha wong aku wis dipeseni Kiai Hamid supoyo ora pareng crito-crito kok. Dene saiki crito nyang awakmu kan sebab Kiai Hamid wis sedho. Yen aku sih ora yakin Kiai Hamid tau nyang Baghdad. Lamun hadiro (ke Baghdad) kuwi mung ruh lan tasyakkul jasade.”

“Lha kok saget Yai” tanya saya

“Lha waliyullah iku kan ono sing diparingi ilmu ‘fakkur ruh’ (ilmu membelah ruh) lan ilmu ‘thoyyul ardl’ (melipat bumi) karo Gusti Allah. Sehinggo biso hadir ning panggonan liyo lan bumi liyo ingdalem sak wayah kang podho. Mangkane takono wae nyang abahmu, opo tahu Kiai Hamid nyang Baghdad” saya pun yang penasaran dan berkecamuk pertanyaan hanya bisa jawab:

“Injeh Yai..” jawab saya kepada Kiai Masyhudi.

Lama setelah itu, saya pun bertemu dengan abah mertua saya, Kiai Idris Hamid. Hingga saya pun bertanya:

“Ngapunten abah, nopo abah natos mirsani menawi mbah Kiai Hamid meniko natos sering tindakan ten Baghdad saben tahun?” tanya saya. Dan beliau pun langsung menjawab

“Ora tau.. Sak ngertiku sih abah (Kiai Abdul Hamid) ora tahu nang luar negeri kejobo nang Makkah kangge nglakoni haji. Lamun iyo yo ora saben tahun ngunu. Opo’o se?” tanya beliau kepada saya..

Pikiran dan perasaan saya pun langsung berkecamuk takjub mendengar jawaban itu. Dan saya tidak ada kata untuk menjawab beliau kecuali jawaban singkat.

“Mboten abah, namung tanglet kemawon..” sambil pikiran dan perasaan saya berkata:

“Ya Allah, subhanAllah.. La haula wala quwwata illa billaaah…”

Walhasil sering masyarakat kita di hari ini sudah kesulitan untuk menjelaskan apa itu waliyullah, apa makna ma’rifat billah, bagaimana hakikat akhlakul karimah hingga makna tawassul dan tabarruk. Maka biarlah cerita Kiai Hamid ini menjelaskan.

Intinya Kiai Hamid tidak mungkin akan menjadi waliyullah dan mendapat karomah ma’rifatbillah tanpa menjaga keagungan akhlak sebagai manusia, menjauhi syuhroh (ketenaran) dan kegemaran beliau untuk selalu bertawassul dan bertabarruk kepada pemimpin para wali Allah, Syekh Abdul Qodir Jailani sebagai bagian kebutuhan mutlak dalam bersuluk thoriqotyang beliau jalani.

Dan itulah makna pesan Kiai Hamid kepada Gus Ali Masyhuri Tulangan yang disampaikan dengan bahasa kiasan “Lamun gak iso budal dewe, nunuto!”.

Artinya, jika tidak mampu untuk dekat kepada Allah sendiri, maka menumpanglah kepada orang yang dekat kepadaNya. Itulah makna tawassul dan tabarruk yang diajarkan Kiai Hamid kepada kita.

Sehingga jangankan menyebutkan dalam tawassul doa dan dzikir, Kiai Hamid saja tidak pernah absen untuk mengikuti haul Syekh Abdul Qodir al-Jailany di Baghdad, panutan beliau. Bagaimana dengan kita manusia biasa yang penuh dosa akibat maksiat selalu merasa paling baik dan benar ini?

Kepada Alm. KH. Abdul Hamid , Al-fatihah.

Mudah mudahan kita selalu mendapatkan sir dan Barokah dari wali-wali Allah SWT, dikumpulkan nanti bersama beliau semua, dan semoga ALLAH سبحانه و تعالى melimpahkan keberkahan kepada kita semua dalam hidup dan mati dalam membawa iman.

آمين يارب العالمين

Oleh Kyai Ainur Hasan

Pelayan Penjaga Makam Rasulullah

Khadim penjaga makam Baginda Nabi Muhammad SAW
Sumber: Jalan Sufi










Sunday, September 23, 2018

Hani Ar Rifai dalam Tangisan Surah Al Fajr

Sungguh keras ancaman Allah dihari kiamat kelak buat manusia yang ingkar


Menangis Dibacakan Ayat Tentang Siksaan Allah Yang Keras

Ayat quran yang menggetarkan hati dan membuat gemetaran.




Ust Adi Hidayat: Doa Memohon Memakai Al Ikhlas

Memohon dengan Al Ikhlas akan mempercepat dikabulkan doanya.
Dalam surah pendek ini terkandung ismul azom yang agung dengan memohon sambil memuji nama Allah yang terbaik.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, sungguh ia telah meminta dengan namaNya yang paling agung (ismul azom), yang apabila Dia dimintai suatu doa maka Dia akan mengabulkan, dan apabila diminta dengannya maka Dia akan memberi."


Merasa Sial Dengan Waktu Tertentu Dilarang Dalam Islam

Merasa Sial Dengan Waktu Tertentu

Inilah tinjauan kedua kita yaitu merasa sial dengan waktu tertentu. Merasa sial biasa muncul ketika seseorang mendapatkan bencana atau musibah. Ketika terjadi seperti ini barulah dia mengatakan, “Waduh! Bencana ini karena kesialan dari Si A atau kesialan pada bulan ini.”

Itulah yang dicontohkan oleh Fir’aun. Ketika dia mendapatkan bencana barulah dia mengatakan bahwa ini semua disebabkan oleh Musa. Artinya Musa-lah yang mendatangkan kesialan.

Perhatikanlah firman Allah Ta’ala berikut ini.

فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami.” Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al A’raaf [7]: 131)

Perhatikanlah ayat di atas. Ketika Fir’aun dan pengikutnya mendapatkan hujan, kesuburan, rizki yang melimpah dan keselamatan, mereka menyatakan bahwa itu adalah karena mereka memang pantas untuk mendapatkannya. Mereka tidaklah mengakui bahwa limpahan nikmat tersebut berasal dari Allah lalu mensyukuri-Nya.

Namun, tatkala hujan tidak turun, kekeringan dan berbagai bencana datang, mereka menyatakan bahwa ini semua adalah kesialan dari Musa dan pengikutnya.

Begitulah juga kelakuan orang Arab dahulu. Tatkala mereka ingin melakukan sesuatu, terlebih dahulu mereka menggertak (membentak) buruk. Jika burung tersebut terbang ke arah kiri, ini pertanda sial. Namun, jika burung terbang ke arah kanan, ini pertanda baik (berkah).

Lihatlah pada penutup Al A’rof ayat 131 di atas. Terakhir, Allah Ta’ala katakan bahwa kesialan yang menimpa mereka sebenarnya adalah ketetapan dari Allah.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ahli tafsir Qur’an, mengatakan: maksud ayat terakhir ini adalah bahwa apa saja yang menimpa mereka berasal dari ketetapan Allah. (Lihatlah penjelasan ini dalam Zadul Masir pada tafsir surat Al A’raaf ayat 131)

Beranggapan sial dalam agama ini dikenal dengan istilah tathoyyur.
Istilah ini berasal dari perbuatan orang Arab yang kami ceritakan di atas. Ketika mereka melakukan sesuatu, mereka membentak burung terlebih dahulu. Jika burung tersebut ke arah kiri, ini berarti pertanda sial sehingga mereka mengurungkan niat mereka untuk melakukan sesuatu tadi.

Perlu diketahui bahwa merasa sial seperti di atas dan contoh lainnya bukan hal yang biasa-biasa saja bahkan perbuatan ini termasuk kesyirikan sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam nyatakan sendiri. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ». ثَلاَثًا « وَمَا مِنَّا إِلاَّ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ »

“Beranggapan sial termasuk kesyirikan, beranggapan sial termasuk kesyirikan. (Beliau menyebutnya tiga kali, lalu beliau bersabda). Tidak ada di antara kita yang selamat dari beranggapan sial. Menghilangkan anggapan sial tersebut adalah dengan bertawakkal.” (HR. Abu Daud no. 3912. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 429. Lihat penjelasan hadits ini dalam Al Qoulul Mufid – Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah)

Ringkasnya, beranggapan sial dengan sesuatu baik dengan waktu, bulan atau beranggapan sial dengan orang tertentu adalah suatu yang terlarang terlarang bahkan beranggapan sial termasuk kesyirikan.

Ingatlah bahwa setiap kesialan atau musibah yang menimpa, sebenarnya bukanlah disebabkan oleh waktu, orang atau tempat tertentu! Namun, semua itu adalah ketentuan Allah Ta’ala Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal, S.T.

Doa Tawassul Memakai Perantara Nabi Muhammad SAW

Doa Tawassul Memakai Perantara Nabi Muhammad SAW

اللهم إني أسألك و أتوجه إليك و أتوسل إليك بنبيك الأمين نبي الرحمة يآ محمد إني أتوسل بك إلى ربي لتقضى لي حاجتي…
( …sebutkan hajatmu… )

(H.R : Imam At Tobaroniy dalam Mu’jam As Soghir dan beliau men-shahihkan hadits tentang do’a tawassul ini.)

“Allahumma inniy as aluka wa atawajjahu ilaika wa atawassalu ilaika binabiyyikal amin nabiyur rahmah Ya Muhammad, inni atawassalu bika ila robbi lituqdho li hajati….”
(… sebutkan hajatmu …).

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan aku bertawajjuh (menghadap) kepada-MU dan aku bertawassul kepada-Mu dengan Nabi-Mu yang terpercaya, nabi yang rahmat, wahai Muhammad sesungguhnya aku bertawassul dengan-mu kepada Tuhanku (Allah) supaya diterima hajatku ini ..
(… nyatakan hajatmu…).

Contoh do’a tawassul tersebut berasal dari Hadits Nabi Muhammad Saw, diriwayatkan Imam At Tobaroniy dalam Mu’jam As Soghir dan beliau men-shahihkan hadits tentang do’a tawassul ini.


ﺑﺤﺪﻳﺚ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣُﻨﻴﻒ (26 ) ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻥ ﺭﺟﻼً ﺿﺮﻳﺮ ﺍﻟﺒﺼﺮ ﺃﺗﻯﺎﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠّﻢ ﻓﻘﺎﻝ : ﺍﺩﻉ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻌﺎﻓﻴﻨﻲ، ﻗﺎﻝ : « ﺇﻥ ﺷﺌﺖَ ﺩﻋﻮﺕ ﻟﻚ،ﻭﺇﻥ ﺷﺌﺖَ ﺃﺧﺮﺕ ﺫﺍﻙ، ﻓﻬﻮ ﺧﻴﺮ، ﻓﻘﺎﻝ : ﺍﺩﻋﻪ، ﻓﺄﻣﺮﻩ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﺿﺄ، ﻓﻴﺤﺴﻦ ﻭﺿﻮﺀﻩ، ﻓﻴﺼﻠﻴﺮﻛﻌﺘﻴﻦ، ﻭﻳﺪﻋﻮ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ : ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺃﺳﺄﻟﻚ، ﻭﺃﺗﻮﺟﻪ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻨﺒﻴﻚ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺒﻲ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ،ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺇﻧﻲ ﺗﻮﺟﻬﺖ ﺑﻚ
ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻲ ﻓﻲ ﺣﺎﺟﺘﻲ ﻫﺬﻩ، ﻟﺘﻘﻀﻰ ﻟﻲ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻓﺸﻔﻌﻪ ﻓﻲّ» ، ﻗﺎﻝ :ﻓﻔﻌﻞ ﺍﻟﺮﺟﻞ، ﻓﺒﺮﻯﺀ

Imam Ahmad meriwayatkan hadits Utsman
bin Hunaif bahwa seorang yang buta matanya datang kepada Nabi ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
seraya mengatakan, “Berdoalah kepada Allah agar Dia memberikesembuhan kepadaku.” Beliau bersabda: “Jika kamu suka, aku berdoa untukmu dan jika kamu suka, kamu bersabar saja; dan itu lebih baik bagimu.”

Ia mengatakan,“Berdoalah!” Kemudian beliau memerintahkannya supaya berwudhu dengan sempurna, lalushalat dua rekaat, dan berdoa dengan doa ini: “Ya Allah, aku memohon kepadaMu dan menghadap kepada-Mu dengan nabiMu, nabi rahmat.
Wahai Muhammad aku menghadap denganmu kepada Rabbku dalam hajatku ini agar hajatku ini diselesaikan.
Ya Allah,terimalah syafaatnya untukku, dan berilah aku syafaat melalui (doa)nya.”
Orangitu pun melakukannya sehingga terbebas dari kebutaannya. (HR. Ahmad).

Saturday, September 22, 2018

Doa Permohonan Akan Seret Tanpa Shalawat

Doa Tawasul di Masa Rasulullah SAW Saat Sahabat Punya Hajat

Doa kita memerlukan booster untuk mendorong doa agar cespleng dengan tawasul melalui baginda Rasulullah SAW. Tawasul ini juga yang diamalkan para sahabat sejak masa Rasulullah SAW hidup.

Karena Sholawat merupakan puncaknya Asma', Wirid, Dzikir, Kita berdoa dengan amalan apapun kalau tidak di dahului dan ditutup dengan shalawat maka doa itu akan lama terkabul,

Didalam riwayat, doa kita untuk sampai kepada Alloh dibatasi hijab berjumlah 360 ribu hijab. Singkatnya, doa akan seret jika tidak pakai Shalawat didepan dan penutupnya. Shalawat memakai nama Rasulullah akan semakin cepat terkabul.

Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkar mengutip lafal doa tawassul yang digunakan sejumlah sahabat Rasulullah SAW ketika memiliki hajat tertentu sebagai berikut.

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ ، يَا مُحَمَّدُ إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِيْ هَذِهِ لِتُقْضَى لِي ، اَللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ

Allâhumma innî as’aluka  wa atawajjahu ilaika bi nabiyyika
muhammadin shallallâhu alaihi wa sallama nabiyyir rahmah.

Yâ muhammadu, innî tawajjahtu bika ilâ rabbi fî hâjatî hâdzihî lituqdhâ lî.
Allâhumma fa syaffi‘hu fiyya.


Artinya, “Wahai Tuhanku, aku memohon dan menghadap kepada-Mu dengan bersandar pada kedudukan mulia nabi-Mu, Nabi Muhammad SAW, nabi penuh kasih. Wahai Nabi Mahummad SAW, melaluimu aku menghadap kepada Allah agar segala hajatku terpenuhi. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untuk pemenuhan hajatku.”

Hadits ini memuat riwayat sahabat Utsman bin Hunaif. Ia menceritakan bahwa salah seorang dengan cacat penglihatan datang kepada Rasulullah SAW dan memintanya berdoa kepada Allah agar menyembuhkan penyakitnya. Setelah itu Rasulullah SAW meminta sahabat yang sakit ini untuk bersuci dengan wudhu yang sempurna, lalu Rasulullah SAW memintanya untuk membaca lafal tawasul seperti di atas.

Imam An-Nawawi mengutip hadits riwayat sahabat Utsman bin Hunaif ini dari Sunan At-Tirmidzi dan Sunan Ibni Majah. Karenanya kita yang punya hajat ada baiknya mengikuti sunah Rasulullah SAW yang diajarkan kepada para sahabatnya yang mulia. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)


--------------------

Doa sehabis baca shalawat

يا رسول الله انت بابوالله ولم يكن بابن غيروك جئتك معا كسرتد ذنوب
ولا اسين حربا من ذنوب وظلمت نفسي وسنتك

Ya Rosulu Anta Babullohi Wa Lam Yakun Babun Goyruka
Ji'tuka Ma'a Kasrotid Dzunubi Wal Isyani Hariban Min Dzunubi
Wa Dzolamtu Nafsi Wa Sunnatuka

Wahai Rosul, Engkau Merupakan Pintu Alloh Tidak Ada Lagi Pintu Alloh Kecuali Pintumu, Aku Datang Kepadamu Dengan Berlumuran Banyak Dosa Dan Kemaksiatan, Dan Aku Mendzolimi Diriku Sendiri Serta Mendzolimi Sunat2 Mu

Shalawat Ibrahimiyah Adalah Shalawat Yang Diajarkan Nabi Muhammad

Shalawat Ibrahimiyah Adalah Shalawat Yang Diajarkan Nabi Muhammad

Shalawat ibrahim selalu kita baca dan ucapkan di kita melaksanakan sholat wajib 5 waktu setiap harinya di di tasyahud akhir. Shalawat ibrahim ini telah disepakati ulama sebagai shoawat paling afdhol dan paling utama,

Lafadz shalawat ibrahim ini diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi dan sekelompok ahli hadits, seperti Itu di syarah Dala’il al-Khairat.

Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَالَ هَذِهِ الصَّلاَةَ شَهِدْتُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالشَّهَادَةِ وَشَفَعْتُ لَهُ
“Barang siapa membaca shalawat ini, maka aku bersaksi untuknya di hari kiamat dengan suatu persaksian dan memberinya syafaat”.

Hadits ini hasan, dan para perawinya Yaitu para perawi yang shahih.

Imam Nawawi berkata Bahwa Sholawat ini dinamakan sholawat Ibrahimiyah di karenakan sholawat Itu merupakan bentuk sholawat yang paling utama, banyak menimbulkan pengaruh yang besar sekali apabila dibaca setiap harinya dengan cara istiqomah, ini disebabkan karena sholawat ini diajarkan langsung oleh Rasuluuah SAW sehingga dipakai dalam shalat.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

ALLAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMADIN
KAMAA SHALLAITA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIMA WA’ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAHIM,
WABAARIK ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMADIN
KAMAA BAARAKTA ’ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIMA WA ‘ALAA AALI SAYYIDINA IBRAAHIM,
FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUN MAJIID.

Ya Allah , berilah kasih kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberi cinta Mu kepada junjungan kita Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati junjungan kita nabi Ibrahim dan kelurganya diantara makhluk makhlukmu, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.

Friday, September 21, 2018

Hizb Taskhirul A'daa dari Sayyidina Ali bin Abi Tholib

Hizb Taskhirul A'daa dari Sayyidina Ali bin Abi Tholib

Sayyidil Imam Masyriq wal Maghrib Asadullahil Gholib Sayyidina Ali Bin Abi Tholib Ra.
Assalamu’alaikum wr wb

Berikut ini adalah salah satu Hizib yang di ajarkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Tholib.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW. Beliau mempunyai banyak gelar yang diberikan Rasulullah SAW. Sayyidina Ali bin Abi Thalib berada dalam pengasuhan langsung An-Nabi SAW, sehingga tidak heran jika beliau mempunyai banyak ilmu dan di gelari oleh Nabi SAW sebagai Kota Ilmu, diantara berbagai gelar yang ada, Sayyidina Ali terkenal dengan sebutan Al-Imam Masyriq wal Maghrib Asadullahil Gholib yang artinya Pemimpinnya/penghulunya segala yang ada di sebelah Barat dan Timur dan beliau adalah Singa Allah yang Perkasa.


Kaifiatu ‘Amal   :
Al-fatehah liridho illahi ta’alaa wa syafaa’atin nabiyyi Sayyidina Muhammadin Sholallahu ‘alaihi wa alihi was sallama wa libarokaati karoomaati auliyaa illahi ta’alaa was-sholihin wa ridho walidayni li qodho-i haajatii….( niat )…wa ila hadrotin nabiyyi Sayyidina Muhammadin Sholallahu ‘alaihi wa alihi was sallama, wa nabiyullah Khidir Balya ibni Mulkan AS. Khususon ila hadrotin Al-Imam Masyriq wal Maghrib Asadullahil Gholib Sayyidina Ali bin Abi Tholib, wa man ajazani Al-Habib Muhammad bin Ali Syahab – Palembang. Bisirril Al-fatehah….

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اللهمَّ سَخِّرْلِى اَعْدَائِ كَمَا سَخَّرْتّ الرِّيْـــحَ لِسُلَيْمَانَ اِبْنِ دَاوُدَ عَلَيْهِمَالسَّلَام, وَلَيِّنْهُمْ لِى كَمَا لَيَّنْتَ الْحَدِيْدَ لِدَاوُد عَلَيْهِ السَّلَام, وَذَلِّلْهُمْلِى كَمَا ذَلَّلْتَ فِرْعاَوْنَ لِمُوْسَى عَلَيْهِ السَّلَام ,  وَاَقْهِرْهُمْ لِى كَمَا قَهَّرْتَ اَبَاجَهْلٍ لِمُحَمَّدٍ ص.ع , بِحَقِّ كـهـيـعـص حـم عـسـق, صُمٌّ بُقْمُ عُمْيٌ فَهُمْ لَايَرْجِعُــون, صُمٌّ بُقْمُ عُمْيٌ فَهُمْ لَايَعْقِلُن, فَسَيَقْ فِيكَهُمُ الله وَهًوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم, وَصَلَّ اللهً عَلَى سَيِّدِنَا مًحَمَّدٍ وَآلِهِ اَجْمَعِيْنَ.
 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ بِحُرْمَةِ كـهـيـعـص حـم عـسـق وَلَاحَوْل وَلَاقُوَّةَ اِلَّابِااللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْم ×7

Bismillahir rahmaanir rahiim.

Allahumma sakhirlii a’daa-ii kamaa sakhortar riiha li sulaimaana ibni daawuuda ‘alaihis salaam. Walayyinhum lii kamaa layyantal hadiida li dawuuda ‘alaihis salam. Wa dzallilhum lii kamaa dzallallta fir’auuna li muusaa ‘alaihis salaami wa aqhirhum lii kamaa qohharta abaa jahlin li muhammadin sholallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallama.bihaqqi Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shood – Haa Miim ‘Aiin Siin Qoof,

shummun bukmun ‘ummyun fahum laa yarji’uuna. Shummun bukmun ‘ummyun fahum laa ya’qiluuna.Fasayak fikahumullahu wahuwal samii’ul ‘aliim. Wa sholallahu ‘alaa sayyidina muhammadin wa alihi ajma’iina. Bismillahir rahmaanir rahiim bihurmati

Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shood – Haa Miim ‘Aiin Siin Qoof wa laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim.7x

Saat pembacaan huruf : Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shood – Haa Miim ‘Aiin Siin Qoof, lakukan dengan tahan nafas. Setelah selesai pembacaan hizib lalu meniupkan bacaan itu ke enam penjuru ( Depan – Belakang – kanan – kiri – atas – Bawah )

HIZB AL-MASTUR Dinding Ghaib Yang Menutupi Dan Bersembunyi

HIZB AL-MASTUR Dinding Ghaib Yang Menutupi Dan Menyembunyikan

Manfaat amalan ini bukanlah perlawanan, tetapi lebih seperti dinding yang menutupi sipembaca. Sehingga keadaannya tidak bisa dideteksi (discanning ) oleh pihak lawan. Akibatnya bisa dimaklumi, karena serangan yang ditujukan tidak ada reaksi seakan-akan hilang lenyap tanpa arah, bisa dipastikan timbul ‘kemalasan’ atau malah membatalkan sama sekali serangan ghoib tadi.

Berikut tata caranya  :
Kaifiatu ‘Amal   :
Al-fatehah liridho illahi ta’alaa wa syafaa’atin nabiyyi Sayyidina Muhammadin Sholallahu ‘alaihi wa alihi was sallama wa libarokaati karoomaati auliyaa illahi ta’alaa was-sholihin wa ridho walidayni li qodho-i haajatii….( niat )…wa ila hadrotin nabiyyi Sayyidina Muhammadin Sholallahu ‘alaihi wa alihi was sallama, wa ilaa Hadrotin Nabiyullah Khidir Balya ibni Mulkan AS. Tsumma ila hadrotin Al-Habib Ali bin Hasan bin Abdullah bin Husein bin Shohibur ratib Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attos, wa khususon Ila Hadrotin Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghozaly at-tusi Ra. Bisirril : al-fatehah….


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
وَاِذَا قَرَأْت الْقُرْآنَ جَعَلْنَابَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينِ لا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاخِرَة حِجَابٌا مَّسْتُوْرًا, وَجَعَلْنَا عَـلَـى قُلَوْبِهِمْ أَكِنَّةٌ أَنْ يَفْقَهُوهُ وَفِى أذَانِهِمْ وَقْرٌا وَإِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِى الْقُرْآنِ وَحْدَهُ وَلَّوْا عَــلَى أَدْبَارِهِمْ نُفُـــــــــوْرٌا, فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لاَإِلهَ  إِلأ هُوَ عَلـــــــــــــَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَـرْشِ الْعَظِـــــــــــــــــــــــــــــــــــيْم

Bismillahir rahmaanir rohiim…

Wa idza qoro’tal qur’ana ja’alna bainaka wa bainal-ladziina laa yukminuuna bil aakhiroti hijaabaan mastuuroo.
Wa ja’alna ‘alaa quluubihiim akinnatan an yafqohuuhu wa fii adzaanihim waqroo, wa idzaa dzakarta robbaka fiil qur’aani wahdahu, wallau ‘alaa ad-baarihim nufuuroo.
Faa-in tawallaw faqul hasbiyallahu Laa Ilaaha illa Huwa ‘alaihi tawakkaltu wa huwa robbul ‘arsyil ‘adhii.  -- 3x

Artinya :
Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup, Dan kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Quran, niscaya mereka berpaling ke belakang Karena bencinya,( Qs.Al-Israa : 45-46 )
Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiKu; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya Aku bertawakkal dan dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”. ( QS.At-taubah : 129 )

Waktu yang tepat membaca amalan ini adalah setelah sholat fardhu atau sekurang-kurangnya ba’da maghrib dan shubuh. Setelah membaca wirid itu maka tiupkanlah bacaan tadi kesekujur badan tanpa ada yang tertinggal. Pembacaan boleh dilakukan senafas atau biasa saja. Karena sesungguhnya syetan atau jin tidak mempunyai kekuatan terhadap diri seseorang yang bertawakkal / berserah diri kepada Allah SWT.

habsyia.blogspot.com

Jenis dan Macam Hizb

Jenis dan Macam Hizb

Pengertian Hizib. Hizib adalah kumpulan ayat-ayat Al-Qur’an, Dzikir, doa, munajat dan shalawat yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits Nabi serta ilham yang didapat oleh para kekasih Allah yang disusun dengan tidak menggunakan hawa nafsu, untuk dapat di amalkan dan diharap keberkahannya bagi si pembaca.

Tentunya hizib itu bersanad kepada nabi Muhammad. Baik melalui mimpi maupun perjumpaan yang nyata. Manfaat dari pembacaan / pengamalan Hizib yaitu ada yang digunakan untuk pertahanan diri, ada yang berfungsi untuk melumpuhkan musuh yang berniat jahat, daya tarik, wibawa, aura, penarik rejeki dan lain sebagainya.

Amalan Hizib sangat berbeda dengan amalan-amalan lainnya. Untuk mengamalkan sebuah Hizib, harus memperhatikan tata cara atau aturan tertentu untuk mengamalkan dan memanfaatkannya.
Tentunya tata cara tersebut berbeda antara guruyang satu dengan lainnya. Jadi jangan heran kalau ada hizib sama namun tata cara mengamalkannya berbeda.
Jika anda ingin mengamalkan sebuah hizib, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar bisamendapatkan berkah dan manfaatnya bisa benar-benar dapat dirasakan:

1.Untuk mendapatkan sebuah amalan hizib harus melalui ijazah langsung kepada seorang guru dan meminta bimbingannya secara langsung.
2.Tidak diperbolehkan mengamalkan sebuah amalan hizib melalui buku,kitab atau apapun yang berupa catatan kecuali jika sudah mendapatkan ijazah dari guru. Jika demikian maka akibatnya akan fatal, bahkan bisa gila karena tidak memahami patokan amalan tersebut.
3.Sebelum mengamalkan amalan hizib, hendaknya di fahami terlebih dahulu dengan bertanya kepada mujiz. Tanyakan fungsi, cara penggaliannya atau cara laku tirakatnya juga pantangannya.

Berikut adalah beberapa jenis hizib namun sebaiknya harus mendapatkan ijin dari seorang guru terlebih dahulu.

Beberapa Hizb yang dikenal luas diantaranya:

1.Hizib Andarun, karya Sayidina Ali KW
2.Hizib Alam Nasyroh Syekh Muhaiminan Gunardo
3.Hizib Akbar, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzaly
4.Hizib Al-Fatihah karya Sayidina Ali Karromallohu Wajhah
5.Hizib Al-Ikhlas(Doa Surat Al-Ikhas)6.Hizib Al-Mughni karyaUwais Al-Qorni
7.Hizib Ayat Kursi
8.Hizib Asad, karya Sayidina Ali KW
9.Hizib Badawi, karya Syaikh Ahmad al-Badawi
10.Hizib Bahr, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
11.Hizib Bahr 2, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
12.Hizib Barr, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
13.Hizib Barqi, karya SyaikhImam Ahmad Al-Buny
14.Hizib Bayumi, karya Ustadz Al-Bayumi
15.Hizib Bukhori, karya SyaikhImam Bukhari
16.Hizib Dairoh, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
17.Hizib FalahkaryaSyekh Imam Abu Hasan Asy-Syadzaly RA
18.Hizib Fatihah (Doa SuratAl-Fatihah)
19.Hizib Hajb, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
20.Hizib Ikhfa', karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
21.Hizib Izzah, karya Sayidina Ali KW
22.Hizib Jailani, karyaSyaikh Abdul Qadir Al-Jailani
23.Hizib Jalalah, karyaSyaikh Abu Hasan Ay-Syadzali
24.Hizib Khofi, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
25.Hizib Kifayah, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
26.Hizib Lathif, karyaSyaikhAbu Hasan Asy-Syadzali
27.Hizib Mahabbah, KaryaSyaikh Abdul Qadir Al-Jailany
28.Hizib Muzamil, karyaSyaikh Abdullah bin Alwi Al-Hadad
29.Hizib Nahdlatul Wathon, karyaSyaikh Abu hasan Asy-Syadzali
30.Hizib Nasr Al-Hadad, karyaSyaikh Abdullah bin Alwi Al-Hadad
31.Hizib Nasr Syadzaly, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
32.Hizib Nawawi, karya Syaikh Imam Nawawi Al-Bantany
33.Hizib Nur, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
34.Hizib Rasul, Sayidina Ali KW
35.Hizib Rifa'i karyaSyekh Imam Rifa'i
36.Hizib Saif, karya Sayidina Ali KW
37.Hizib Saifurrohman, Sayidina Ali KW
38.Hizib Sakron, karya Syaikh Abu Bakar A-Sakroni
39.Hziib Sulaiman,
40.Hizib Sulthon, karyaSyaikh Abu hasan Asy-Sadzali
41.Hizib Syaikh, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
42.Hizib Tawasul, karya Syaikh Abu Hasan Asy-syadzali
43.Hizib Thoir, karya Sayidina Ali KW
44.Hizib Thomsi, karyaSyaikh Abu Hasan Asy-Syadzali
45.Hizib Wiqoyah, karya Syaikh Abdul Qadri Al-Jailani
46.Hizib Wasa'il, karyaSyaikh Abdul Qadir Al-Jailani



HIZB IKHFA', Dzikir Wirid Amalan Imam Abul Hasan Asy-Syadzili



HIZIB IKHFA', Dzikir Wirid Amalan Imam Abul Hasan Asy-Syadzili

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. إِحْتَجَبْتُ بِنُورِ اللهِ الدَّائِمِ الْكَامِلِ, وَتَحَصَّنْتُ بِحِصْنِ اللهِ الْقَوِيِّ الشَّامِلِ, وَرَمَيْتُ مَنْ بَغَى عَلَىَّ بِسَهْمِ اللهِ وَسَيْفِهِ الْقَاتِلِ,

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Ihtajabtu binuu-rillaahid-daa-imil kaamil. Watahash-shantu bi hishnillaahil-qawiyyis-syaamil. Waramaitu man baghaa ‘alayya bisahmillaahi wasaifihil qaatil.

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Aku bersembunyi (berlindung) di balik nur Allah yang selalu sempurna. Aku berbenteng dengan benteng Allah yang kuat lagi meliputi/memuat; aku melempar orang yang berbuat jahat kepadaku dengan panah dan pedang Allah yang mematikan.


اَللَّهُمَّ يَاغَالِبًا عَلَى أَمْرِهِ, وَيَاقَائِمًا فَوْقَ خَلْقِهِ, وَيَاحَائِلاً بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ, حُلْ بَيْنِى وَبَيْنَ الشَّيْطَانِ وَنَزْغِهِ, وَبَيْنَ مَالاَ طَاقَةَ لِى بِهِ مِنْ خَلْقِكَ أَجْمَعِيْنَ.

Alloohumma yaa ghaaliban ‘alaa amrih, wayaa qaa-iman fauqa khalqih, wayaa haa-ilan bainal mar-i waqalbih. Hul bainii wabainas-syaithaani wanazghih, wabaina maa laa thaaqata lii bihii min khalqika ajma’iin.

Ya Allah! Wahai Dzat Yang mengatasi urusan-Nya. Wahai Dzat Yang Berdiri (Mengurusi) diatas makhluk-Nya. Wahai Dzat Yang menjadi Pemisah antara seseorang dengan hatinya. Pisahkan antara aku dan syetan beserta godaannya, (antara aku) dan dari semua makhluk-Mu yang tidak ada kemampuan buatku untuk mengatasinya.

اَللَّهُمَّ كُفَّ عَنِّى أَلْسِنَتَهُمْ, وَ اغْلُلْ  أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ وَارْبُطْ عَلَى قُلُوبِهِمْ, وَاجْعَلْ بَيْنِى وَبَيْنَهُمْ  سَدًّا مِنْ نُورِ عَظَمَتِكَ, وَحِجَابًا مِنْ قُوَّتِكَ, وَجُنْدًا مِنْ سُلْطَانِكَ, إِنَّكَ حَيٌّ قَادِرٌ مُقْتَدِرٌ قَهَّارٌ.

Alloohumma kuffa ‘annii alsinatahum, waghlul aidiyahum wa-arjulahum, warbuth ‘alaa quluubihim, waj’al bainii  wabai-nahum saddan min nuuri ‘azhamatik, wahijaaban min quwwatik, wajundan min sulthaanik, innaka hayyun qaadirun muqtadirun qahhaar.

Ya Allah! Jauhkanlah dariku lisan-lisan mereka; kuncilah tangan-tangan dan kaki-kaki mereka; ikatlah hati mereka’ jadikan antara aku dan mereka tirai dari Nur Keagungan-Mu, tabir dari Kekuatan-Mu dan tentara dari Kesultanan-Mu, karena sebenarnya Engkau Maha Hidup Abadi, Kuasa, Berkuasa/mampu, lagi Pemaksa.


اَللَّهُمَّ أَغْشِ عَنِّى أَبْصَارَ اْلأَشْرَارِ وَالظَّلَمَةِ حَتَّى لاَ أُبَالِى بِأَبْصَارِهِمْ.

Alloo-humma aghsyi ‘annii abshaaral asyraari wazh-zhalamati hattaa laa ubaalii bi-abshaarihim.

Ya Allah! Tutupi (butakan) dariku mata orang-orang yang jahat dan zhalim, sehingga aku tidak (begitu) mempedulikan mata mereka.


يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالأَبْصَارِ. يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِلاولِي الأَبْصَارِ.

Yakaadu sanaa barqihii yadzhabu bil-abshaar yuqallibulloohul laila wan-nahaara inna fii dzaa-lika la’ibratan li-ulil abshaar.

Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara  Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan. (QS an-Nur : 43-44).


بِسْمِ اللَّهِ كهيعص . بِسْمِ اللَّهِ حمعسق. كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيْمًا تَدْرُوهُ الرِّيَاحِ. هُوَ اللَّهُ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ. يَوْمَ اْلاَزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلاَ شَفِيعٍ يُطَاعُ. عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا أَحْضَرَتْ. فَلاَ أُقْسِمُ بِالْخُنَّسِ, الْجَوَارِ الْكُنَّسِ, وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ. وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ.  ص وَالْقُرْءَانِ ذِي الذِّكْرِ. بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي عِزَّةٍ وَشِقَاقٍ.

Bismillaah, Kaaf Haa Yaa ‘Aiin Shaad. Bismillaah, Haa miim ‘aiin siin qaaf. Kamaa-in anzalnaahu minas-samaa-i fakhtalatha bihii nabaatul ardhi fa-ashbaha hasyiiman tadzruuhur-riyaah.
Huwal-loohulladzii laa ilaaha illaa huwa ‘aalimul ghaibi was-syahaadati huwar-rahmaanur-rahiim.  Yau-mal aazifati idzil quluubu ladal hanaajiri kaazhimiina maa lizh-zhaalimiina min hamiimin walaa syafii’in yuthaa’.  ‘Alimat nafsun maa ahdharat. Falaa uqsimu bilkhunnasil jawaaril kunnasi, wal-laili idzaa ‘as’asa, wash-shub-hi idzaa tanaffas.  Shaad. Walqur-aani dzidz-dzikr, balilla-dziina kafaruu fii ‘izzatin wasyiqaaq.

Dengan menyebut asma’ Allah, Kaaf haa yaa ‘aiin shaad. Dengan menyebut asma’ Allah, haa miim ‘aiin siin qaaf.
Seperti air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. (QS al-Kahfi : 45)
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS al-Hasyr : 22)
... hari yang dekat (hari kiamat, yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa`at yang diterima syafa`atnya. (QS al-Mukmin : 18)
Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar dan terbenam, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. (QS at-Takwir : 15-18)
Shaad, demi Al Qur'an yang mempunyai keagungan. Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit. (QS Shad : 1-2).


 شَاهَتِ الْوُجُوهِ ( 3 × ), وَعَمِيَتِ الأَبْصَارُ, وَكَلَّتِ اْلأَلْسُنُ, وَوَجِلَتِ الْقُلُوبُ, جَعَلْتُ خَيْرَهُمْ بَيْنَ أَعْيُنِهِمْ وَشَرَّهُمْ تَحْتَ أَقْدَامِهِمْ, وَخَاتَمَ سُلَيْمَانَ بَيْنَ أَكْتَافِهِمْ, لاَ يَسْمَعُونَ وَلاَ يُبْصِرُونَ وَلاَ يَنْطِقُونَ بِحَقِّ  كهيعص.

Syaahatil wujuuh (Dibaca 3 x).
Wa’amiyatil abshaar, wakallatil alsun, wa wajilatil quluub. Ja’altu khairahum baina a’yunihim, wasyarrahum tahta aqdaamihim, wakhaatama sulaimaana baina aktaafihim, laa yasma’uuna walaa yubshiruuna walaa yanthiquuna bihaqqi kaaf haa yaa ‘aiin shaad.

Buruk semua wajah, buta semua mata, menjadi kelu semua lesan, dan merasa takut semua hati.  Aku jadikan kebaikan mereka didepan mata mereka dan kejahatan mereka di atas telapak kaki mereka, dan setempel Nabi Sulaiman diantara pundak-pundak mereka, sehingga mereka tidak (mampu) mendengar, melihat dan berbicara, berkat kebenaran kaaf haa yaa ‘aiin shaad.

فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ(3×).
إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ (3×)

Fasayakfiikahumullooh. Wa huwas-samii’ul ‘aliim (Dibaca 3 x).
Inna waliyyiyalloohulladzii nazzalal kitaaba wahuwa yatawallas-shaalihiin. (Dibaca 3 x)

Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS al-Baqarah : 137).
Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh. (QS al-A’raf : 196)


حَسْبِيَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (7×), بَلْ هُوَ قُرْءَانٌ مَجِيدٌ. فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ.

Hasbiyalloohu laa ilaaha illaa huwa ‘alaihi tawakkaltu wahuwa rabbul ‘arsyil ‘azhiim (7 x).
Bal huwa qur-aanum-majiid. Fii lauhimmahfuuzh.

“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki `Arsy yang agung". (QS at-Taubah : 129).
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh. (QS al-Buruj : 21-22).


اَللَّهُمَّ احْفَظْنِى  مِنْ فَوْقِى وَمِنْ تَحْتِى, وَعَنْ يَمِيْنِى وَعَنْ شِمَالِى وَمِنْ خَلْفِى  وَمِنْ أَمَامِى, وَمِنْ ظَاهِرِى وَمِنْ بَاطِنِى, وَمِنْ بَعْضِى وَمِنْ كُلِّى, حُلْ بَيْنِى وَبَيْنَ مَنْ  يَحُولُ  بَيْنِى وَبَيْنَكَ, يَاأَللهُ يَاأَللهُ يَاأَللهُ, وَ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ, وَصَلىَّ الله عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْليمًا.

Alloohummahfazhnii min fauqii wa min tahtii, wa’an yamiinii wa’an syimaalii, wamin khalfii wamin amaamii, wamin zhaahirii wamin baathinii, wamin ba’dhii wamin kullii. Wahul bainii wabaina man yahuulu bainii wabainak. Yaa Allooh, Yaa Allooh, Yaa Allooh, walaa haula walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘azhiim.  Washallalloohu ‘alaa sayyidinaa muhammadinin-Nabiyyill ummiyyi wa’alaa aalihii washahbihii wasallama tasliimaa.

Ya Allah! Peliharalah aku (mulai) dari arah atasku, bawahku, kananku, kiriku, belakangku, depanku, zhahirku, batinku, sebagianku dan keseluruhanku. Jadikan tirai antara aku dan orang  yang membuat tirai anrara aku dan Engkau. Ya Allah! Ya Allah! Ya Allah! Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan Allah kepada junjungan kita Muhammad, seorang Nabi yang buta huruf, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AMALAN PELUNAS HUTANG

 AMALAN PELUNAS HUTANG... (Amalan Ijazah Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas atau lebih dikenal dengan Habib Ali Bungur) Dalam kitab Al Qirthos...