Nabi Tetap Minta Hidayah, Misteri Kematian Apakah Beriman atau Murtad
Jangan yakin kita besok akhir hidup akan khusnul khotimah hanya kerena merasa diri ini sudah saleh, sudah ikut pengajian majelis, sudah shalat benar dll. Itu tidak menjamin bahwa matinya besok akan baik. Karena itu selalu berdoa minta hidayah kepada Allah agar selalu didalam jalan agama Islam.
Sunguh ini membuat hati bersedih dan bergetar .....
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa
wa hab lanaa min ladunka rahmatan innaha ‘antal wahhaab.
”(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (QS. Āli ‘Imrān[3] : 8)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى» )
“Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa berdoa:
Allaahumma innii as-alukal hudaa wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa
(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan)”
(HR. Muslim no. 2721, At Tirmidzi no. 3489, Ibnu Majah no. 3105, Ibnu Hibban no. 900 dan yang lainnya)
Jangan yakin kita besok akhir hidup akan khusnul khotimah hanya kerena merasa diri ini sudah saleh, sudah ikut pengajian majelis, sudah shalat benar dll. Itu tidak menjamin bahwa matinya besok akan baik. Karena itu selalu berdoa minta hidayah kepada Allah agar selalu didalam jalan agama Islam.
Sunguh ini membuat hati bersedih dan bergetar .....
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa
wa hab lanaa min ladunka rahmatan innaha ‘antal wahhaab.
”(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (QS. Āli ‘Imrān[3] : 8)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى» )
“Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa berdoa:
Allaahumma innii as-alukal hudaa wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa
(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan)”
(HR. Muslim no. 2721, At Tirmidzi no. 3489, Ibnu Majah no. 3105, Ibnu Hibban no. 900 dan yang lainnya)
No comments:
Post a Comment