Abdurrohman bin 'auf Menangis Dengan Kemewahan Harta
Dizaman shohabat Nabi, terdapat cerita yg saling bertolak belakang antara si kaya dan miskin, Abdurrohman bin 'auf ra adalah contoh dari sekian shohabat yang kaya raya.
Satu kesempatan beliau mau berbuka puasa dan mendapati masakan untuk berbuka yang telah disiapkan istrinya begitu banyak dan mewah, beliau menangis bahkan meninggalkan tempat makanan tersebut.
Ketika ditanya mengapa beliau menangis, maka jawabnya beliau teringat shohabat Mus'ab bin Umair ra yang bagi beliau adalah orang yang lebih baik dalam perjuangannya untuk agama ini, dia telah bersusah payah "mbabat alas kota madinah agar siap dijadikan tempat hijroh Nabi Saw", namun belum pernah mengenyam hasil perjuangannya beliau wafat ketika perang badar dan begitu mengenaskan sampai- sampai untuk menutup jasadnya saja tak ada kain yang cukup.
Kemudian Abdurrohman bin auf ra berkata...
خفت ان عجلت طيباتنا في الدنيا
"Aku kuatir jika kesenanganku diakhirat telah di percepat hanya kudapati didunia saja".
Intinya orang kaya dimasa shohabat selalu merasa takut jika kekayaannya melalikan akhirat, sehingga mereka sangat menghormati orang miskin.
Sebaliknya orang miskin spt Abu dzarrin alghifari justru sangat kagum kpd shohabat yang kaya, karena ibadah mereka menjadi tambah sempurna dikarenakan gemar sedekah.
Si miskin dizaman shohabat sedih melihat orang kaya bukan karena kekayaan mereka namun kesedihan itu karena merasa amal mereka tidak sebanyak orang kaya dengan sedekah yang mereka lakukan, bagaimana tidak gemar sedekah sedangkan kekayaan mereka diarahkan oleh hati yang cinta akhirat.
Bagaimana sekarang yang kaya ingat yang lebih kaya, yang miskin benci kepada orang kaya karena kekikirannya. Na'udzubillah min dzalik
Habib Hud Alatas
Dizaman shohabat Nabi, terdapat cerita yg saling bertolak belakang antara si kaya dan miskin, Abdurrohman bin 'auf ra adalah contoh dari sekian shohabat yang kaya raya.
Satu kesempatan beliau mau berbuka puasa dan mendapati masakan untuk berbuka yang telah disiapkan istrinya begitu banyak dan mewah, beliau menangis bahkan meninggalkan tempat makanan tersebut.
Ketika ditanya mengapa beliau menangis, maka jawabnya beliau teringat shohabat Mus'ab bin Umair ra yang bagi beliau adalah orang yang lebih baik dalam perjuangannya untuk agama ini, dia telah bersusah payah "mbabat alas kota madinah agar siap dijadikan tempat hijroh Nabi Saw", namun belum pernah mengenyam hasil perjuangannya beliau wafat ketika perang badar dan begitu mengenaskan sampai- sampai untuk menutup jasadnya saja tak ada kain yang cukup.
Kemudian Abdurrohman bin auf ra berkata...
خفت ان عجلت طيباتنا في الدنيا
"Aku kuatir jika kesenanganku diakhirat telah di percepat hanya kudapati didunia saja".
Intinya orang kaya dimasa shohabat selalu merasa takut jika kekayaannya melalikan akhirat, sehingga mereka sangat menghormati orang miskin.
Sebaliknya orang miskin spt Abu dzarrin alghifari justru sangat kagum kpd shohabat yang kaya, karena ibadah mereka menjadi tambah sempurna dikarenakan gemar sedekah.
Si miskin dizaman shohabat sedih melihat orang kaya bukan karena kekayaan mereka namun kesedihan itu karena merasa amal mereka tidak sebanyak orang kaya dengan sedekah yang mereka lakukan, bagaimana tidak gemar sedekah sedangkan kekayaan mereka diarahkan oleh hati yang cinta akhirat.
Bagaimana sekarang yang kaya ingat yang lebih kaya, yang miskin benci kepada orang kaya karena kekikirannya. Na'udzubillah min dzalik
Habib Hud Alatas
No comments:
Post a Comment