Para sultan dinasti Utsmani memang terkenal dengan adab mereka terhadap Nabi Muhammad, termasuk kepada masjid dan makam beliau di kota Madinah. Selama berabad-abad, masjid dan makam beliau disapu dengan pembersih (semacam kemoceng/sulak) berbahan bulu merak atau bulu burung unta.
Jika sapu sulak itu sudah lama dipakai dan tidak layak lagi, sapu tersebut akan dibawa kepada sultan. Apa yang dilakukan sultan? Ia akan meraih bulu-bulu itu untuk diusapkan ke mata dan wajahnya sebagai perwujudan cinta dan rindu, sambil berkata; kita adalah pelayan Rasulullah, kita tak ada apa-apanya dibandingkan debu-debu yang menempel di kotanya.
Begitulah. Para pemimpin dunia mengenakan mahkota dan permata di kepala mereka. Sedangkan para pemimpin umat Islam mengenakan bulu sapu yang digunakan membersihkan masjid dan kamar Baginda Nabi yang mulia.
*Diterjemahkan oleh @santrijagad dari Syaikh Mohamed Aslam
Jika sapu sulak itu sudah lama dipakai dan tidak layak lagi, sapu tersebut akan dibawa kepada sultan. Apa yang dilakukan sultan? Ia akan meraih bulu-bulu itu untuk diusapkan ke mata dan wajahnya sebagai perwujudan cinta dan rindu, sambil berkata; kita adalah pelayan Rasulullah, kita tak ada apa-apanya dibandingkan debu-debu yang menempel di kotanya.
Begitulah. Para pemimpin dunia mengenakan mahkota dan permata di kepala mereka. Sedangkan para pemimpin umat Islam mengenakan bulu sapu yang digunakan membersihkan masjid dan kamar Baginda Nabi yang mulia.
*Diterjemahkan oleh @santrijagad dari Syaikh Mohamed Aslam
No comments:
Post a Comment