Seorang sahabat mengadu kepada Rasulullah SAW terkait utang yang dideritanya.
“Kenapa tidak amalkan Sayyidul Istighfar?” kata Rasulullah. Rasulullah menganjurkan sahabatnya untuk membaca tasbih berikut antara terbit fajar dan shalat Shubuh.
.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ (مِئَةَ مَرَّةٍ)
.
Subhânallâhi wa bi hamdih, subhânallâhil ‘azhîm,
astaghfirullâh (100 kali)
.
Artinya, “’Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya. Mahasuci Allah yang Maha Agung. Aku memohon ampun kepada Allah,’ 100 kali,” (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban, 1424 H, halaman 63). Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
.
***
.
Follow @nuonline_id
“Kenapa tidak amalkan Sayyidul Istighfar?” kata Rasulullah. Rasulullah menganjurkan sahabatnya untuk membaca tasbih berikut antara terbit fajar dan shalat Shubuh.
.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ (مِئَةَ مَرَّةٍ)
.
Subhânallâhi wa bi hamdih, subhânallâhil ‘azhîm,
astaghfirullâh (100 kali)
.
Artinya, “’Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya. Mahasuci Allah yang Maha Agung. Aku memohon ampun kepada Allah,’ 100 kali,” (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban, 1424 H, halaman 63). Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
.
***
.
Follow @nuonline_id
No comments:
Post a Comment