Tingkatan Puasa Menurut Al-Imam Al-Ghazali رحمه الله تعالى di dalam Ihya' Ulumiddin Juz 1 halaman 277 Kitab Rahasia Puasa Bab Kedua Tentang Rahasia Puasa & Syarat-syaratnya
Dari Segi Bathin ada 3 Tingkatan, yaitu :
1. Puasa Orang Awam : Mencegah perut dan kemaluan dari memenuhi keinginannya seperti yang telah diterangkan (di bab yang pertama
dari Ihya' Ulumiddin kitab rahasia-rahasia puasa tentang fardlu dan sunah-sunah puasa dari segi amaliah dzahir serta perkara-perkara yang membatalkannya).
2. Puasa Orang Khushush (Khowwash) : Bukan sekedar mencegah perut dan kemaluan dari memenuhi keinginannya saja, tapi juga mencegah pendengaran, pengelihatan, lisan (mulut), tangan, kaki dan anggota badan yang lainnya dari dosa dan maksiat.
3. Puasa Orang Khushushul Khushush (Khowwashul Khoswash) : Bukan hanya sekedar seperti puasa orang awam dan orang khushush (khowwash) saja, tapi juga puasa (mencegah) hati dari keinginan yang hina, segala hasrat duniawi dan mencegah hati dari selain Allah 'Azza wa Jalla secara keseluruhan (paripurna).
Pada tingkat ketiga ini puasa menjadi batal disebabkan karena memikirkan selain Allah 'Azza wa Jalla dan selain hari akhirat, dan disebabkan karena memikirkan duniawi kecuali urusan duniawi yang ada kaitannya dengan urusan agama (syariat). Karena dia adalah bekal untuk di akhirat bukan termasuk urusan duniawi. Sehingga orang-orang yang hatinya dekat dengan Allah berkata :
من تحركت همته بالتصرف في نهاره لتدبير ما يفطر عليه كتبت عليه خطيئة
"Barang siapa yang bercita-cita melakukan perniagaan di siang hari demi mendapatkan makanan untuk berbuka puasa, maka baginya ditulis sebagai satu kesalahan". Karena yang demikian itu termasuk kurang bergantung kepada anugerah Allah 'Azza wa Jalla dan kurang yakin dengan rejeki yang telah dijanjikan oleh Allah 'Azza wa Jalla.
Tingkat yang ketiga ini adalah derajat (tingkatan puasanya) para nabi, orang-orang yang telah mencapai derajat shiddiqin dan derajat muqarrabin.
pangkat, derajat dan kemuliaan di hadapan manusia kita selalu berusaha bersungguh-sungguh untuk naik, naik dan naik....lebih tinggi, lebih tinggi dan lebih tinggi dari sebelumnya.
Pangkat, derajat dan kemuliaan di hadapan Allah SWT
Habib Hud Alatas
Dari Segi Bathin ada 3 Tingkatan, yaitu :
1. Puasa Orang Awam : Mencegah perut dan kemaluan dari memenuhi keinginannya seperti yang telah diterangkan (di bab yang pertama
dari Ihya' Ulumiddin kitab rahasia-rahasia puasa tentang fardlu dan sunah-sunah puasa dari segi amaliah dzahir serta perkara-perkara yang membatalkannya).
2. Puasa Orang Khushush (Khowwash) : Bukan sekedar mencegah perut dan kemaluan dari memenuhi keinginannya saja, tapi juga mencegah pendengaran, pengelihatan, lisan (mulut), tangan, kaki dan anggota badan yang lainnya dari dosa dan maksiat.
3. Puasa Orang Khushushul Khushush (Khowwashul Khoswash) : Bukan hanya sekedar seperti puasa orang awam dan orang khushush (khowwash) saja, tapi juga puasa (mencegah) hati dari keinginan yang hina, segala hasrat duniawi dan mencegah hati dari selain Allah 'Azza wa Jalla secara keseluruhan (paripurna).
Pada tingkat ketiga ini puasa menjadi batal disebabkan karena memikirkan selain Allah 'Azza wa Jalla dan selain hari akhirat, dan disebabkan karena memikirkan duniawi kecuali urusan duniawi yang ada kaitannya dengan urusan agama (syariat). Karena dia adalah bekal untuk di akhirat bukan termasuk urusan duniawi. Sehingga orang-orang yang hatinya dekat dengan Allah berkata :
من تحركت همته بالتصرف في نهاره لتدبير ما يفطر عليه كتبت عليه خطيئة
"Barang siapa yang bercita-cita melakukan perniagaan di siang hari demi mendapatkan makanan untuk berbuka puasa, maka baginya ditulis sebagai satu kesalahan". Karena yang demikian itu termasuk kurang bergantung kepada anugerah Allah 'Azza wa Jalla dan kurang yakin dengan rejeki yang telah dijanjikan oleh Allah 'Azza wa Jalla.
Tingkat yang ketiga ini adalah derajat (tingkatan puasanya) para nabi, orang-orang yang telah mencapai derajat shiddiqin dan derajat muqarrabin.
pangkat, derajat dan kemuliaan di hadapan manusia kita selalu berusaha bersungguh-sungguh untuk naik, naik dan naik....lebih tinggi, lebih tinggi dan lebih tinggi dari sebelumnya.
Pangkat, derajat dan kemuliaan di hadapan Allah SWT
Habib Hud Alatas
No comments:
Post a Comment