Majelis Nuurus Sa’aadah.
Beberapa amalan dibulan Muharram.
Bulan Muharram bulan pertama di dalam penanggalan Hijriyah yang memiliki pahala berlipat ganda apabila berbuat baik ataupun berbuat dosa. Bulan Muharram menjadi bulan yang sangat berpengaruh untuk sejarah umat Islam dan penuh akan barokah serta rahmah. Pada ulasan kali ini, kami akan berikan penjelasan mengenai amalan amalan di bulan Muharram secara lengkap untuk anda.
Perbanyak Amalan Shalih.
Mengingat akan besarnya pahala yang akan diberikan Allah SWT dalam bulan Muharram melebihi bulan lainnya, hendaknya kita sebagai umat muslim lebih memperbanyak amalan amalan ketaatan pada Allah SWT di bulan Muharram yakni dengan membaca Al Quran, berdzikir, puasa, shadaqah dan amalan shalih lainnya.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bersabda di dalam tafsir firman Allah ta’ala pada Surat At Taubah ayat 36, “maka janganlah kalian menzhalimi diri kalian…, Allah telah mengkhususkan empat bulan dari kedua belas bulan tersebut. Dan Allah menjadikannya sebagai bulan yang suci, mengagungkan kemuliaan-kemuliaannya, menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) serta memberikan pahala (yang lebih besar) dengan amalan-amalan shalih.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir)
Jauhi Maksiat.
Bulan Muharram juga menjadi bulan untuk menjauhi kemaksiatan pada Allah, sebab dosa yang diperbuat pada bulan bulan haram, akan lebih besar jika dibandingkan dengan dosa selain bulan haram.
Qotadah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kezaliman pada bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan-bulan haram tersebut. Meskipun kezaliman pada setiap kondisi adalah perkara yang besar, akan tetapi Allah Ta’ala menjadikan sebagian dari perkara menjadi agung sesuai dengan kehendaknya.”
Memperbanyak Puasa.
Saat bulan Muharram juga sebaiknya memperbanyak puasa sebab puasa yang dijalankan pada Muharram sama baiknya seperti puasa bulan Ramadhan.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, bulan Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam. (HR. Muslim no. 1163)
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55)
Puasa Asyuro.
Hari Asyuro merupakan hari yang selalu dijaga keutamaannya oleh Rasulullah seperti dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berikut ini,
عن ابن عباس – رضي الله عنه – أنه سئل عن يوم عاشوراء فقال: ” ما رأيت رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يوماً يتحرى فضله على الأيام إلا هذا اليوم – يعني يوم عاشوراء – وهذا الشهر يعني رمضان
Dari ‘Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya beliau pernah ditanya tentang hari ‘Asyura, maka beliau menjawab: Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam begitu menjaga keutamaan satu hari diatas hari-hari lainnya, melebihi hari ini (maksudnya, hari ‘Asyura) dan bulan yang ini (maksudnya, bulan Ramadhan)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah sudah bersabda jika seseorang yang melaksanakan puasa di sunnah Asyuro yakni di tanggal 10 Muharram akan mendapat pahala penebus dosa selama setahun yang sudah berlalu.
Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim No. 1162).
Selisihi Orang Yahudi Dengan Puasa Tasu’a.
Satu tahun sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, beliau memiliki tekad untuk tidak berpuasa hanya hari Asyuro saja yakni tanggal 10 Muharram saja, namun juga menambah puasa pada hari sebelumnya yakni puasa Tasu’a yang jatuh pada tanggal 9 Muharram dengan tujuan untuk menyelisihi puasa orang Yahudi Ahli Kitab.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan jika saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berpuasa Asyuro dan menganjurkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani”. Maka beliau bersabda, “Kalau begitu tahun depan Insya Allah kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan (Tasu’a, untuk menyelisihi Ahli kitab)”. Ibnu ‘Abbas berkata, “Belum sampai tahun berikutnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” (HR. Muslim)
Muhasabah dan Intropeksi Diri.
Amalan berikutnya yang harus diperbanyak pada bulan Muharram adalah muhasabah dan juga intropeksi diri seiring dengan bertambahnya usia. Ini semua dilakukan sebagai bekal menuju perjalanan panjang di akhirat yakni dengan memperbanyak amalan amalan shalih.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr : 18)
Taubat.
Taubat merupakan kembali pada Allah SWT dari perkara yang Allah SWT benci secara lahir dan batin menuju ke perkara yang Allah SWT senangi. Taubat memiliki arti menyesal dengan semua dosa yang sudah diperbuat pada masa lalu dan kemudian meninggalkannya serta bertekad untuk tidak mengulanginya kembali dan taubat ini merupakan tugas yang berlangsung untuk seumur hidup. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim yang jatuh dalam dosa dan perbuatan maksiat untuk segera bertaubat khususnya pada bulan Muharram dan tidak menundanya sebab kematian yang menjemput tidak diketahui waktu kedatangannya.
Puasa Sunnah 11 Muharram.
Sebagian ulama juga menganjurkan untuk melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram sesudah puasa Asyura.
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
“Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“ (HR. Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi)
Dalam hadits diatas yang dihasankan Syaikh Ahmad Syakir menguatkan tentang anjuran puasa sunnah 11 Muharram dan juga diperkuat oleh hadits lainnya yang diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra, “Puasalah sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya.”
Tidak Berbuat Dzalim.
Pada bulan Muharram juga sangat dianjurkan untuk tidak berbuat dzalim baik dalam perkara kecil atau pun perkara besar. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”(QS. At Taubah: 36)
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنﱠ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Takutlah kalian terhadap kedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim, Ahmad)
Beliau juga bersabda dalam hadits lainnya,
يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya bagi pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutus silaturahim. (Ash Shahihah No.915)
Menyantuni Anak Yatim.
Selain lebih memperbanyak puasa, bulan Muharram juga menjadi bulan yang disarankan untuk menyantuni anak yatim sebab termasuk dalam pahala yang dianjurkan Allah SWT.
Menjenguk Orang Sakit.
Saat bulan Muharram juga disarankan untuk menjenguk dan menengok satu orang yang sedang sakit sebab pahalanya seperti sudah menengok orang satu dunia. Setelah itu dilanjutkan dengan shalat 4 raka’at dan setiap raka’at sesudah membacakan surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membacakan surat Al Ikhlas sebelas kali sehingga akan diampuni dosanya selama 50 tahun yang dilakukan pada waktu dhuha dengan niat sholat sunnah mutlak.
Meluaskan Belanja.
Bulan Muharram yakni pada hari Asyura juga disarankan untuk meluaskan belanja pada keluarga sehingga Allah SWT juga akan meluaskan atas belanja selama setahun. Sebagian ulama hadits memang melemahkan hadits tersebut, akan tetapi sebagian ulama lagi mengatakan jika hadits tersebut adalah shahih dan sebagian lagi mengatakan hasan.
Ulama yang menshahihkan diantaranya adalah Zainuddin Al-Iraqi, Ibnu Nashiruddin. As-Suyuthi dan juga Al Hafidz Ibnu Hajar yang mengatakan jika sangat banyak jalur periwayatan hadits tersebut sehingga derajat hadits ini menjadi hasan dan bahkan menjadi shahih.
Bersedekah.
Bersedekah juga menjadi amalan di bulan Muharram, dimana seseorang yang melakukan sedekah pada bulan tersebut maka akan seperti bersedekah selama setahun. Kalangan mazhab Malik juga menyarankan banyak bersedekah, namun untuk mazhab lainnya tidak memiliki landasan dalil yang dengan khusus membahas akan hal tersebut dan memiliki derajat hadits yang kuat sehingga mendhaifkan hadits tersebut.
Puasa Hari Kesembilan.
Selain itu, sangat dianjurkan juga untuk menambah puasa pada hari ke kesembilan seperti yang sudah disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim, “Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan (perintah sunnah) manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila datang tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram). Berkata Abdullah bin Abbas “ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” (HR. Muslim : 1134/2666)
Membaca Doa Tanggal 1 Sampai 10 Muharram.
Dianjurkan juga untuk membacakan doa setiap hari yang dimulai pada tanggal 1 Muharram sampai dengan 10 Muharram dan doanya adalah:
اللهم إنك قديم وهذا العام جديد قدأقبل وسنة جديدة قد أقبلت نسألك من خيرها ونعوذ بك من شرها ونستكفيك فواتها وشغلها فارزقنا العصمة من الشيطان الرجيم اللهم إنك سلطت علينا عدوا بصيرا بعيوبنا ومطلعا على عورتنا من بين أيدينا ومن خلفنا وعن أيماننا وعن شمائلنا يرانا هو وقبيله من حيث لا نراهم، اللهم آيسه منا كما آيسته من رحمتك وقنطه منا كما قنطته من عفوك، وباعد بيننا وبينه كما حلت بينه وبين مغفرتك، إنك قادر على ذلك، وأنت الفعال لما يريد، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
ALLAHUMMA INNAKA QODIIMUN WA HADzAL ‘AAAM JADIIDUN QOD AQBALA, WASANATUN JADIIDATUN QOD AQBALAT, NAS ALUKA MIN KhOIRIHAA WA NA’UUDzUBIKA MIN SyARRIHAA, WANASTAKFIIHAA FAWAATAHAA WASyUGhLAHAA, FARZUQNAL ‘IShMATA MINASy SyAIThOONIRROJIIM, ALLAHUMMA INNAKA SALLAThTA ‘ALAINAA ‘ADUWWAN BAShIIRON BI’UYUUBINAA, WAMUThThOLI’AN ‘ALAA ‘AUROOTINAA, MIN BAINI AIDIINAA WA MIN KhOLFINAA, WA ’AN AIMANINAA WA SyAMAA ILINAA, YAROONAA HUWA QOBIILUHU MIN HAITsU LAA NAROOHUM, ALLAHUMMA AAYISHU MINNAA KAMAA AAYASTAHU MIN ROHMATIKA WA QONNIThU MINNAA KAMAA QONNAThTAHU MIN ‘AFWIKA WA BAA’ID BAINANAA WABAINAHU KAMAA HULTA BAINAHU WA BAINA MAGhFIROTIKA INNAKA QOODIRUN ‘ALAA DzAALIKA WA ANTAL FA’ALU LIMAA YURIIDU WAShOLLALLAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ’ALAA AALIHI WAShOHBIHI WASALLAM.
Ya Allah, tahun baru telah datang, aku meminta kebaikannya dan berlindung dari keburukannya, maka jagalah aku dari godaan syetan. Ya Allah ! Engkau telah menjadikan syetan sebagai musuhku yang tahu akan kelemahan-kelemahanku, syetan dapat melihat aku namun aku tidak dapat melihatnya. Maka jadikanlah syetan putus asa untuk menggodaku dan janganlah Engkau jadikan ia penghalang ampunan-MU. Engkau Dzat Yang Maha Kuasa.
Membaca Doa Akhir Tahun.
Pembacaan doa akhir tahun hendaknya dilakukan sebanyak tiga kali pada akhir waktu Ashar tanggal 29 atau 30 Dzulhijah.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسلَّمَ اَللَّهُمَّ مَاعَمِلْتُ فيِ هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَـنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِي وَ دَعَوْتَنِي إِلىَ التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْأَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي أَسْتَـغْفِرُكَ فَاغْفِرْلِي وَ مَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَوَابَفَأَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ يَا كَرِيْمَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّي وَلاَ تَقْطَعْ رَجَائِي مِنْكَ يَا كَرِيْمَ وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحبِهِ وَسَلَّمَ امين
WAShALLALLOOHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA ShOHBIHII WASALLAM. ALLAAHUMMA MAA ‘AMILTU FII HAADzIHIS-SANATI MIMMAA NAHAITANII ‘ANHU FALAM ATUB MINHU WALAM TARDhOHU WALAM TANSAHU WAHALIMTA ‘ALAYYA BA’DA QUDROTIKA ‘ALAA ‘UQUUBATII WA DA’AUTANII ILAT-TAUBATI MINHU BA’DA JUR’ATII ‘ALAA MA’ShIYATIKA FA’INNII ASTAGhFIRUKA FAAGhFIRLII WA MAA ‘AMILTU FIIHAA MIMMAA TARDhOOHU WA WA’ADTANII ‘ALAIHITs-TsAWAABA FAAS’ALUKA ALLAAHUMMA YAA KARIIMU YAA DzALJALAALI WAL-IKROOMI AN TATAQOBBALAHU MINNII WALAA TAQThO’ ROJAA’II MINKA YAA KARIIMU. WAShALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WAShOHBIHII WASALLAM. AAMIIN.
Artinya : Dan semoga rahmat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kami nabi Muhammad serta keluarga dan sahabatnya.Ya Allah apa yang telah kuperbuat dari perbuatan yang melanggar larangan-Mu di tahun ini lalu aku belum bertaubat darinya dan engkau belum ridho atasnya dan aku telah lupa namun belum engkau lupakan dan engkau masih bermurah hati padaku padahal engkau kuasa untuk menhukumku lalu engkau memanggilku untuk bertaubat setelah kelancanganku dalam bermaksiat pada-Mu, Maka sungguh kini aku beristigfar memohon ampunan-Mu maka ampunilah dosaku Dan apa yang telah aku lakukan di tahun ini dari amal yang Engkau ridhoi dan Engkau janjikan pahala untukku karena amal itu maka aku memohon pada-Mu Wahai Dzat yang maha pemurah Yang memiliki keagungan dan kemulyaan, terimalah amal itu dariku jangan Kau putus harapanku dari-Mu wahai Dzat yang maha pemurah. Semoga rahmat dan salam tetap tercurahkan pada junjungan kami Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya, aamiin.
Membaca Doa Awal Tahun.
Amalan membacakan doa saat memasuki tanggal 1 Muharram bisa dilakukan selepas Maghrib atau sesudahnya dan dengan doa ini, kita sebagai Mu’min memohon pada Allah SWT supaya bisa memasuki tahun baru dengan amal kebajikan dan juga ketaqwaan.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا و مولنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسلَّمَاَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَبَدِيُّ القَدِيْمُ اْلأَوَّلُ وَ عَلَى فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ وَ جُوْدِكَ اْلُمعَوَّلِ وَ هَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلأَسْأَلُكَ اْلعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ أَوْلِيَائِهِ و جنوده وَ اْلعَوْنَ عَلَى هذه النَّفْسِ اْلأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَ اْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَا اْلجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ ياارحم الراحمين وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا و مولنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ امين
WAShALLALLOOHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA ShAHBIHII WASALLAM. ALLAAHUMMA ANTAL-ABADIYYUL-QADIIMUL-AWWALU WA’ALAA FADhLIKAL-‘AZhIIMI WA JUUDIKAL-MU’AWWALI WAHAADzAA ‘AAMUN JADIIDUN QAD AQBALA AS’ALUKAL’IShMATA FIIHI MINASy-SyAITHOONI WA AULIYAA’IHI WAJUNUUDIHII WAL’AUNA ‘ALAA HAADzIHIN-NAFSIL-AMMAAROTI BIS-SUU’I WAL-ISyTIGhOOLA BIMAA YUQORRIBUNII ILAIKA ZULFAA. YAA DzAALJALAALI WAL-IKROOMI YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN. WAShALLALLOOHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA ShOHBIHII WASALLAM. AAMIIN.
Artinya : Dan semoga rahmat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kami nabi Muhammad serta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Engkaulah Dzat yang Maha Abadi, Dzat yang Terdahulu dan Dzat yang Pertama, hanya pada keutamaan-Mu yang Agung dan mulyanya kemurahan-Mu yang sempurnalah tempat meminta pertolongan. Tahun baru ini telah datang, maka aku meminta dari-Mu penjagaan di dalamnya dari syaitan dan para pengikutnya, dan aku juga meminta pertolongan-Mu atas nafsu amarah ini serta aku minta kesibukan yang mendekatkanku pada-Mu Wahai dzat Yang memiliki keagungan dan kemulyaan. Dan semoga rahmat dan salam tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad juga keluarga dan sahabatnya, aamiin.
Demikian beberapa amalan yang bisa di amalkan saat berada di bulan Muharram.
Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan amalan-amalan dan doa-doa tersebut di atas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.
(Referensi dari berbagai sumber)
Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.
محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس
Beberapa amalan dibulan Muharram.
Bulan Muharram bulan pertama di dalam penanggalan Hijriyah yang memiliki pahala berlipat ganda apabila berbuat baik ataupun berbuat dosa. Bulan Muharram menjadi bulan yang sangat berpengaruh untuk sejarah umat Islam dan penuh akan barokah serta rahmah. Pada ulasan kali ini, kami akan berikan penjelasan mengenai amalan amalan di bulan Muharram secara lengkap untuk anda.
Perbanyak Amalan Shalih.
Mengingat akan besarnya pahala yang akan diberikan Allah SWT dalam bulan Muharram melebihi bulan lainnya, hendaknya kita sebagai umat muslim lebih memperbanyak amalan amalan ketaatan pada Allah SWT di bulan Muharram yakni dengan membaca Al Quran, berdzikir, puasa, shadaqah dan amalan shalih lainnya.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bersabda di dalam tafsir firman Allah ta’ala pada Surat At Taubah ayat 36, “maka janganlah kalian menzhalimi diri kalian…, Allah telah mengkhususkan empat bulan dari kedua belas bulan tersebut. Dan Allah menjadikannya sebagai bulan yang suci, mengagungkan kemuliaan-kemuliaannya, menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) serta memberikan pahala (yang lebih besar) dengan amalan-amalan shalih.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir)
Jauhi Maksiat.
Bulan Muharram juga menjadi bulan untuk menjauhi kemaksiatan pada Allah, sebab dosa yang diperbuat pada bulan bulan haram, akan lebih besar jika dibandingkan dengan dosa selain bulan haram.
Qotadah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kezaliman pada bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan-bulan haram tersebut. Meskipun kezaliman pada setiap kondisi adalah perkara yang besar, akan tetapi Allah Ta’ala menjadikan sebagian dari perkara menjadi agung sesuai dengan kehendaknya.”
Memperbanyak Puasa.
Saat bulan Muharram juga sebaiknya memperbanyak puasa sebab puasa yang dijalankan pada Muharram sama baiknya seperti puasa bulan Ramadhan.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, bulan Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam. (HR. Muslim no. 1163)
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55)
Puasa Asyuro.
Hari Asyuro merupakan hari yang selalu dijaga keutamaannya oleh Rasulullah seperti dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berikut ini,
عن ابن عباس – رضي الله عنه – أنه سئل عن يوم عاشوراء فقال: ” ما رأيت رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يوماً يتحرى فضله على الأيام إلا هذا اليوم – يعني يوم عاشوراء – وهذا الشهر يعني رمضان
Dari ‘Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya beliau pernah ditanya tentang hari ‘Asyura, maka beliau menjawab: Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam begitu menjaga keutamaan satu hari diatas hari-hari lainnya, melebihi hari ini (maksudnya, hari ‘Asyura) dan bulan yang ini (maksudnya, bulan Ramadhan)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah sudah bersabda jika seseorang yang melaksanakan puasa di sunnah Asyuro yakni di tanggal 10 Muharram akan mendapat pahala penebus dosa selama setahun yang sudah berlalu.
Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim No. 1162).
Selisihi Orang Yahudi Dengan Puasa Tasu’a.
Satu tahun sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, beliau memiliki tekad untuk tidak berpuasa hanya hari Asyuro saja yakni tanggal 10 Muharram saja, namun juga menambah puasa pada hari sebelumnya yakni puasa Tasu’a yang jatuh pada tanggal 9 Muharram dengan tujuan untuk menyelisihi puasa orang Yahudi Ahli Kitab.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan jika saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berpuasa Asyuro dan menganjurkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani”. Maka beliau bersabda, “Kalau begitu tahun depan Insya Allah kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan (Tasu’a, untuk menyelisihi Ahli kitab)”. Ibnu ‘Abbas berkata, “Belum sampai tahun berikutnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” (HR. Muslim)
Muhasabah dan Intropeksi Diri.
Amalan berikutnya yang harus diperbanyak pada bulan Muharram adalah muhasabah dan juga intropeksi diri seiring dengan bertambahnya usia. Ini semua dilakukan sebagai bekal menuju perjalanan panjang di akhirat yakni dengan memperbanyak amalan amalan shalih.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr : 18)
Taubat.
Taubat merupakan kembali pada Allah SWT dari perkara yang Allah SWT benci secara lahir dan batin menuju ke perkara yang Allah SWT senangi. Taubat memiliki arti menyesal dengan semua dosa yang sudah diperbuat pada masa lalu dan kemudian meninggalkannya serta bertekad untuk tidak mengulanginya kembali dan taubat ini merupakan tugas yang berlangsung untuk seumur hidup. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim yang jatuh dalam dosa dan perbuatan maksiat untuk segera bertaubat khususnya pada bulan Muharram dan tidak menundanya sebab kematian yang menjemput tidak diketahui waktu kedatangannya.
Puasa Sunnah 11 Muharram.
Sebagian ulama juga menganjurkan untuk melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram sesudah puasa Asyura.
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
“Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“ (HR. Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi)
Dalam hadits diatas yang dihasankan Syaikh Ahmad Syakir menguatkan tentang anjuran puasa sunnah 11 Muharram dan juga diperkuat oleh hadits lainnya yang diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra, “Puasalah sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya.”
Tidak Berbuat Dzalim.
Pada bulan Muharram juga sangat dianjurkan untuk tidak berbuat dzalim baik dalam perkara kecil atau pun perkara besar. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”(QS. At Taubah: 36)
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنﱠ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Takutlah kalian terhadap kedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim, Ahmad)
Beliau juga bersabda dalam hadits lainnya,
يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya bagi pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutus silaturahim. (Ash Shahihah No.915)
Menyantuni Anak Yatim.
Selain lebih memperbanyak puasa, bulan Muharram juga menjadi bulan yang disarankan untuk menyantuni anak yatim sebab termasuk dalam pahala yang dianjurkan Allah SWT.
Menjenguk Orang Sakit.
Saat bulan Muharram juga disarankan untuk menjenguk dan menengok satu orang yang sedang sakit sebab pahalanya seperti sudah menengok orang satu dunia. Setelah itu dilanjutkan dengan shalat 4 raka’at dan setiap raka’at sesudah membacakan surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membacakan surat Al Ikhlas sebelas kali sehingga akan diampuni dosanya selama 50 tahun yang dilakukan pada waktu dhuha dengan niat sholat sunnah mutlak.
Meluaskan Belanja.
Bulan Muharram yakni pada hari Asyura juga disarankan untuk meluaskan belanja pada keluarga sehingga Allah SWT juga akan meluaskan atas belanja selama setahun. Sebagian ulama hadits memang melemahkan hadits tersebut, akan tetapi sebagian ulama lagi mengatakan jika hadits tersebut adalah shahih dan sebagian lagi mengatakan hasan.
Ulama yang menshahihkan diantaranya adalah Zainuddin Al-Iraqi, Ibnu Nashiruddin. As-Suyuthi dan juga Al Hafidz Ibnu Hajar yang mengatakan jika sangat banyak jalur periwayatan hadits tersebut sehingga derajat hadits ini menjadi hasan dan bahkan menjadi shahih.
Bersedekah.
Bersedekah juga menjadi amalan di bulan Muharram, dimana seseorang yang melakukan sedekah pada bulan tersebut maka akan seperti bersedekah selama setahun. Kalangan mazhab Malik juga menyarankan banyak bersedekah, namun untuk mazhab lainnya tidak memiliki landasan dalil yang dengan khusus membahas akan hal tersebut dan memiliki derajat hadits yang kuat sehingga mendhaifkan hadits tersebut.
Puasa Hari Kesembilan.
Selain itu, sangat dianjurkan juga untuk menambah puasa pada hari ke kesembilan seperti yang sudah disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim, “Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan (perintah sunnah) manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila datang tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram). Berkata Abdullah bin Abbas “ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” (HR. Muslim : 1134/2666)
Membaca Doa Tanggal 1 Sampai 10 Muharram.
Dianjurkan juga untuk membacakan doa setiap hari yang dimulai pada tanggal 1 Muharram sampai dengan 10 Muharram dan doanya adalah:
اللهم إنك قديم وهذا العام جديد قدأقبل وسنة جديدة قد أقبلت نسألك من خيرها ونعوذ بك من شرها ونستكفيك فواتها وشغلها فارزقنا العصمة من الشيطان الرجيم اللهم إنك سلطت علينا عدوا بصيرا بعيوبنا ومطلعا على عورتنا من بين أيدينا ومن خلفنا وعن أيماننا وعن شمائلنا يرانا هو وقبيله من حيث لا نراهم، اللهم آيسه منا كما آيسته من رحمتك وقنطه منا كما قنطته من عفوك، وباعد بيننا وبينه كما حلت بينه وبين مغفرتك، إنك قادر على ذلك، وأنت الفعال لما يريد، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
ALLAHUMMA INNAKA QODIIMUN WA HADzAL ‘AAAM JADIIDUN QOD AQBALA, WASANATUN JADIIDATUN QOD AQBALAT, NAS ALUKA MIN KhOIRIHAA WA NA’UUDzUBIKA MIN SyARRIHAA, WANASTAKFIIHAA FAWAATAHAA WASyUGhLAHAA, FARZUQNAL ‘IShMATA MINASy SyAIThOONIRROJIIM, ALLAHUMMA INNAKA SALLAThTA ‘ALAINAA ‘ADUWWAN BAShIIRON BI’UYUUBINAA, WAMUThThOLI’AN ‘ALAA ‘AUROOTINAA, MIN BAINI AIDIINAA WA MIN KhOLFINAA, WA ’AN AIMANINAA WA SyAMAA ILINAA, YAROONAA HUWA QOBIILUHU MIN HAITsU LAA NAROOHUM, ALLAHUMMA AAYISHU MINNAA KAMAA AAYASTAHU MIN ROHMATIKA WA QONNIThU MINNAA KAMAA QONNAThTAHU MIN ‘AFWIKA WA BAA’ID BAINANAA WABAINAHU KAMAA HULTA BAINAHU WA BAINA MAGhFIROTIKA INNAKA QOODIRUN ‘ALAA DzAALIKA WA ANTAL FA’ALU LIMAA YURIIDU WAShOLLALLAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ’ALAA AALIHI WAShOHBIHI WASALLAM.
Ya Allah, tahun baru telah datang, aku meminta kebaikannya dan berlindung dari keburukannya, maka jagalah aku dari godaan syetan. Ya Allah ! Engkau telah menjadikan syetan sebagai musuhku yang tahu akan kelemahan-kelemahanku, syetan dapat melihat aku namun aku tidak dapat melihatnya. Maka jadikanlah syetan putus asa untuk menggodaku dan janganlah Engkau jadikan ia penghalang ampunan-MU. Engkau Dzat Yang Maha Kuasa.
Membaca Doa Akhir Tahun.
Pembacaan doa akhir tahun hendaknya dilakukan sebanyak tiga kali pada akhir waktu Ashar tanggal 29 atau 30 Dzulhijah.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسلَّمَ اَللَّهُمَّ مَاعَمِلْتُ فيِ هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَـنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِي وَ دَعَوْتَنِي إِلىَ التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْأَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي أَسْتَـغْفِرُكَ فَاغْفِرْلِي وَ مَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَوَابَفَأَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ يَا كَرِيْمَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّي وَلاَ تَقْطَعْ رَجَائِي مِنْكَ يَا كَرِيْمَ وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحبِهِ وَسَلَّمَ امين
WAShALLALLOOHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA ShOHBIHII WASALLAM. ALLAAHUMMA MAA ‘AMILTU FII HAADzIHIS-SANATI MIMMAA NAHAITANII ‘ANHU FALAM ATUB MINHU WALAM TARDhOHU WALAM TANSAHU WAHALIMTA ‘ALAYYA BA’DA QUDROTIKA ‘ALAA ‘UQUUBATII WA DA’AUTANII ILAT-TAUBATI MINHU BA’DA JUR’ATII ‘ALAA MA’ShIYATIKA FA’INNII ASTAGhFIRUKA FAAGhFIRLII WA MAA ‘AMILTU FIIHAA MIMMAA TARDhOOHU WA WA’ADTANII ‘ALAIHITs-TsAWAABA FAAS’ALUKA ALLAAHUMMA YAA KARIIMU YAA DzALJALAALI WAL-IKROOMI AN TATAQOBBALAHU MINNII WALAA TAQThO’ ROJAA’II MINKA YAA KARIIMU. WAShALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WAShOHBIHII WASALLAM. AAMIIN.
Artinya : Dan semoga rahmat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kami nabi Muhammad serta keluarga dan sahabatnya.Ya Allah apa yang telah kuperbuat dari perbuatan yang melanggar larangan-Mu di tahun ini lalu aku belum bertaubat darinya dan engkau belum ridho atasnya dan aku telah lupa namun belum engkau lupakan dan engkau masih bermurah hati padaku padahal engkau kuasa untuk menhukumku lalu engkau memanggilku untuk bertaubat setelah kelancanganku dalam bermaksiat pada-Mu, Maka sungguh kini aku beristigfar memohon ampunan-Mu maka ampunilah dosaku Dan apa yang telah aku lakukan di tahun ini dari amal yang Engkau ridhoi dan Engkau janjikan pahala untukku karena amal itu maka aku memohon pada-Mu Wahai Dzat yang maha pemurah Yang memiliki keagungan dan kemulyaan, terimalah amal itu dariku jangan Kau putus harapanku dari-Mu wahai Dzat yang maha pemurah. Semoga rahmat dan salam tetap tercurahkan pada junjungan kami Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya, aamiin.
Membaca Doa Awal Tahun.
Amalan membacakan doa saat memasuki tanggal 1 Muharram bisa dilakukan selepas Maghrib atau sesudahnya dan dengan doa ini, kita sebagai Mu’min memohon pada Allah SWT supaya bisa memasuki tahun baru dengan amal kebajikan dan juga ketaqwaan.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا و مولنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسلَّمَاَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَبَدِيُّ القَدِيْمُ اْلأَوَّلُ وَ عَلَى فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ وَ جُوْدِكَ اْلُمعَوَّلِ وَ هَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلأَسْأَلُكَ اْلعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ أَوْلِيَائِهِ و جنوده وَ اْلعَوْنَ عَلَى هذه النَّفْسِ اْلأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَ اْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَا اْلجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ ياارحم الراحمين وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا و مولنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ امين
WAShALLALLOOHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA ShAHBIHII WASALLAM. ALLAAHUMMA ANTAL-ABADIYYUL-QADIIMUL-AWWALU WA’ALAA FADhLIKAL-‘AZhIIMI WA JUUDIKAL-MU’AWWALI WAHAADzAA ‘AAMUN JADIIDUN QAD AQBALA AS’ALUKAL’IShMATA FIIHI MINASy-SyAITHOONI WA AULIYAA’IHI WAJUNUUDIHII WAL’AUNA ‘ALAA HAADzIHIN-NAFSIL-AMMAAROTI BIS-SUU’I WAL-ISyTIGhOOLA BIMAA YUQORRIBUNII ILAIKA ZULFAA. YAA DzAALJALAALI WAL-IKROOMI YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN. WAShALLALLOOHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA ShOHBIHII WASALLAM. AAMIIN.
Artinya : Dan semoga rahmat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kami nabi Muhammad serta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Engkaulah Dzat yang Maha Abadi, Dzat yang Terdahulu dan Dzat yang Pertama, hanya pada keutamaan-Mu yang Agung dan mulyanya kemurahan-Mu yang sempurnalah tempat meminta pertolongan. Tahun baru ini telah datang, maka aku meminta dari-Mu penjagaan di dalamnya dari syaitan dan para pengikutnya, dan aku juga meminta pertolongan-Mu atas nafsu amarah ini serta aku minta kesibukan yang mendekatkanku pada-Mu Wahai dzat Yang memiliki keagungan dan kemulyaan. Dan semoga rahmat dan salam tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad juga keluarga dan sahabatnya, aamiin.
Demikian beberapa amalan yang bisa di amalkan saat berada di bulan Muharram.
Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan amalan-amalan dan doa-doa tersebut di atas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.
(Referensi dari berbagai sumber)
Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.
محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس
No comments:
Post a Comment